Hari Raya Idul Fitri telah tiba. Pada malam hari ini, lebih tepatnya setelah silaturahmi ke rumah tetangganya, Harsa berada di kamarnya dengan baju Koko yang masih melekat di tubuhnya. Ia merebahkan diri di kasur dan sibuk dengan ponselnya. Ia melihat foto dan video mereka sebelum mereka meninggalkan kosan.
Ia tertawa melihat foto mereka. Pasalnya, hampir semua foto mereka tersebut tidak karuan. Terutama ekspresi mereka. Ada banyak foto dengan muka cengo alias belum siap foto. Salah satunya Harsa. Tak lama kemudian ia tersenyum ketika melihat satu foto yang menurutnya bagus. Ia langsung fokus dengan gambar Ibu kosan.
"Ternyata yang dimaksud Bang Cakra itu Ibu kosan." Gumam Harsa.
Kini ia beralih melihat video.
"Hello guys. Disini bersama kembarannya Lee Felix dan kawan-kawan." Fajar mengawali video.
"Idih, ngaku-ngaku." Kata Batara.
"Orang ganteng mah bebas." Balas Fajar. Seketika ketujuh anak kosan membuat ekspresi mual.
"Mau tahu gak guys selama bulan Ramadhan Anak Tersesat ini gimana?" Tanya Fajar ke arah kamera.
"Kasih tahu gak ya...?" Tanya Batara.
"Kasih tahu aja lah. Biar ketahuan kalau kalian tuh biasanya ngerusuh hahaha." Kata Ibu kosan.
"Jangan, Buk. Sandy gak setuju." Kata Sandy.
"Udahlah gapapa, San. Toh ini video cuma buat kenang-kenangan. Gak diposting." Kata Cakra.
"Kasih tempe! Kasih tempe!" Sorak Hisyam dan Harsa.
"Nah, banyak yang setuju. Manut o wae." Kata Luki kepada Sandy.
Sandy hanya memutarkan kedua matanya malas.
"Kasih tahu aja deh, Bang." Kata Ibnu.
"Haha oke dah. Lagian ini komentarnya pada pengen tahu." Kata Fajar.
Terserah Fajar saja deh hahaha. Pasalnya, video itu hanya dari kamera. Bukan ngelive di media sosial.
"Jadi, cerita ramadhan kami tuh..." Kata Fajar menggantung.
"Ya gitu deh, gak usah kepo!" Kata Sandy ke arah kamera.
"Buset, galak bener si Sandy hahaha." Kata Harsa.
"Wah, Ibu jadi berasa muda." Kata Ibu kosan ketika kamera depan ponsel Fajar mengarah ke Ibu kosan.
"Ibu memang masih muda. Maukah kamu berpacaran dengan Hisyam?" Hisyam pun berjongkok dan memegang tangan Ibu kosan.
"Wah, nampaknya ada drama nih. Kira-kira apakah Ibu kosan mau menerima Hisyam sebagai pacar nya?" Fajar menyorot Hisyam dan Ibu kosan.
"Maaf, Mas. Sudah ada yang mengisi hatiku." Ibu kosan pun melepas tangannya dari Hisyam, mengikuti alur drama yang dibuat Hisyam.
Seketika Hisyam berdiri sambil memasang muka terkejut. "Siapa?"
Secara acak, Ibu kosan memilih Luki sebagai pacar di drama Hisyam dengan menggenggam tangan Luki. Luki yang paham dengan alur drama tersebut pun berkata, "She is mine." Bahkan Luki ikut menggenggam tangan ibu kosan.
"Lho. Luki? Sahabat Hisyam sendiri? Drama apa ini? Apa yang kurang dari Hisyam? Apa kelebihan lelaki ini hingga kamu mencintainya? Apa? Bilang sama Mas!"
"Mas, jangan paksa aku untuk mencintai Mas Hisyam! Karena cinta itu tak dapat dipaksakan. Aku wes tresno ambek Luki. Sekarang Mas pergi dari sini. Aku muak melihat muka mas!" Ibu kosan memalingkan wajahnya.
"Ternyata Hisyam terlambat. Perempuan yang kucintai telah diambil oleh si brengsek. Hiks." The King of Drama sedang menangis alay.
Ia merangkul Ibnu, "Nu, gua ditolak hiks hiks."
"Yah, ternyata ditolak guys hahaha." Kata Fajar.
"Sabar ya... Anda kurang beruntung." Ibnu mengelus punggung Hisyam.
"Kurang ganteng lu hahaha." Kata Harsa.
"Lu kalau ngomong suka bener hahaha." Kata Cakra kepada Harsa.
"Aish, kurang ganteng apanya? Gini-gini gua punya banyak fans ya." Pamer Hisyam.
"Idih, malah pamer." Kata Sandy.
"Karena aku tadi ditolak, mau nggak kamu jadi pacar Hisyam?" Lagi-lagi Hisyam berjongkok. Tak lupa ia memegang tangan Sandy.
"Lho? Apa-apaan ini? Hahaha bisa-bisanya." Kata Fajar.
"Makin gak bener nih anak. Astaghfirullah... Sesat." Batara mengelus dadanya.
Sandy yang geli pun melepas tangannya dari genggaman Hisyam dengan kasar. Ia pun memalingkan wajahnya, "Maaf, saya nggak mau. Saya masih lurus."
"Buset, ditolak mentah-mentah. Hahaha." Kata Fajar.
Ibu kosan dan yang lainnya hanya tertawa.
"Huwe... Semuanya gak mau sama Hisyam... Huwe..." Hisyam menangis ala anak kecil.
"Kasihan..." Kata Ibnu.
"Gila. Abis ditolak sama cewek langsung belok, eh ditolak lagi. Hahaha." Kata Cakra.
"Iyo lah ora gelem. Orang lu nya belok terus nangis kayak anak kecil." Bahasa jawa dari mulut Harsa pun keluar.
"Hooh. Bener kuwi. Aja koyok cah cilik we!" Kata Luki yang menarik tangan Hisyam untuk berdiri.
"Yok maaf-maaf an. Ingat durasi anak-anak..." Peringat Ibu kosan. Yah, karena pada awalnya mereka bilang hanya sebentar, eh malah jadi lama gara-gara drama. Padahal niat mereka hanya memvideo ucapan Hari Raya Idul Fitri.
"Gara-gara lu sih, Syam. Drama mulu hidup lu." Kata Cakra.
"Lah kok gua, Bang? Yang membuat lama itu karena banyak yang ngikut alur drama gua." Nampaknya Hisyam tak terima.
"Hal itu gak bakal terjadi kalau lu gak memulai. Iya gak? Haha." Kata Batara.
"Eh, iya sih hehe." Akhirnya Hisyam menyadari.
"Udah-udah kembali ke topik." Kata Ibu kosan.
"Oke guys kita sudahi dulu drama nya. Dilanjut kapan-kapan aja hahaha. Sekarang mari kita bermaaf-maaf an." Fajar menyandarkan ponselnya. Ia dan yang lain langsung memposisikan diri mereka seperti ketika berfoto sebelumnya. Empat lelaki duduk, empat lelaki lagi berdiri, Ibu kosan berdiri di tengah.
Batara memberi aba-aba, "Walau belum hari raya, gapapa lah sabi. Yok. Tiga... Dua... Satu..."
Mereka kompak mengucapkan apa yang telah direncanakan, "Kami dari Keluarga Sesat mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri. Mohon maaf lahir dan batin..."
Hanya Ibu kosan, Luki, Hisyam, dan Harsa yang asli orang Jawa. Yang lainnya asli Jakarta. Para orang Jawa pun kompak berucap, "Sugeng Riyadi..."
Video tersebut selesai.
"Sugeng Riyadi, Cah, Buk."
Kemudian Harsa mengambil pigura yang berisikan foto keluarganya. Ia tersenyum dan berkata, "Sugeng Riyadi, ayah, ibu, kakak..."
🌙
The End
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Ramadhan Kami ✔
Fanfiction[Stray Kids] ❝Jadi, cerita ramadhan kami tuh...❞ Hanya tentang keseharian Anak Tersesat di bulan Ramadhan. Start : 03-04-2022 Finish : 03-05-2022