______
Tidak peduli dengan tubuhnya yang penuh darah, Eros berjalan melewati orang-orang yang menatapnya penasaran. Lagipula, mereka bekerja untuk keluarganya. Siapa yang berani membicarakannya terang-terangan?
Bocah itu sudah berada di kediaman Debrowska. Kediaman yang berisi berpuluh-puluh maid dan bodyguard, sedangkan penghuninya hanya 5 orang.
Anak 10 tahun yang akan menginjak 11 tahun itu berjalan menuju kolam, dan segera menceburkan dirinya kedalamnya. Biarkan para maid yang akan mengganti airnya, lagipula apa gunanya puluhan maid, kalo mereka tidak dipekerjakan.
Puas mandi dengan air kolam, barulah Eros masuk kamarnya dan membilas tubuhnya. Berpakaian lalu menyusul keluarganya di Rumah sakit.
______
"Operasi berjalan dengan lancar. Beruntung, peluru berhasil dikeluarkan. Akan tetapi butuh waktu yang lama untuk menunggu pasien sadar. Kondisi pasien juga sudah stabil, dukungan berupa doa dan juga semangat dari orang terdekatnya mungkin akan mempercepat pasien cepat sadar."
Ares tidak bisa berkata-kata. Andai saja Meda tidak menggantikannya, yang terbaring disana bukanlah adiknya itu. Melainkan ia.
"Sudahlah, nak. Tidak perlu menyesal, apa yang dilakukan Meda itu atas kemauannya sendiri. Jangan menyia-nyiakan pengorbanannya dengan larut dalam penyesalan. Atau kau akan membuatnya kecewa."
Bulu mata lentik itu sama sekali tidak menunjukkan pergerakan. Terlarut dalam pejaman sama sekali tak bergerak, atau mungkin sudah terlanjur malas keluar dari zona nyaman.
Effendi menempatkan beberapa orang untuk menjaga ruangan putrinya. Pria itu takut, apa yang menimpa kakak kembarnya akan terulang.
Ya, dulu Affandi masih bisa diselamatkan. Selama beberapa minggu Affandi masih berjuang antara hidup dan mati. Tapi karena lengah, seseorang mencabut selang oksigen penunjang hidupnya dan membuatnya meregang nyawa.
Effendi menyesali itu semua. Jika saja waktu itu ia memperketat penjagaan, pasti mereka masih bisa hidup bersama. Meskipun Affandi harus kehilangan Cassandra, belahan jiwanya.
___
Di alam bawah sadar, Meda berdiri menatap langit. Langit yang berwarna biru tanpa awan, Entahlah.
Gadis itu tidak tau mengapa ia berada disini. Tempat yang tidak berpenghuni, hanya dirinya.
Cukup lama ia disana, hingga sebuah cahaya datang menghampirinya. Cahaya tanpa rupa itu menuntunnya menuju cermin bulat besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDROMEDA
FantasyBagaimana bisa?? Dia seharusnya sudah mati Tapi Tuhan tidak memberinya kesempatan untuk tau mengapa ia mati, dan apa alasan ia bisa mati. Lalu kenapa ia kembali? Lagi- lagi, ia terkejut dengan fakta bahwa Tuhan memberinya berkah dengan kesempatan k...