• Rumah Gala •

51 5 0
                                    

HAPPY READING!
-

"Menurut kamu kue mana yang cocok buat mamih?" Gala menoleh kearah Vina yang berada disebelahnya, sedang melihat berbagai jenis kue yang semuanya tampak cantik dan menarik.

Vina menggeleng lemah, "Aku gak tau selera mamih kamu, Gala."

"Kamu paling suka sama kue yang mana?"

"Yang itu," Vina menunjuk salah satu kue yang menarik perhatiannya. Walaupun semua kue tampak cantik dan menarik dimatanya, tapi kue itulah yang paling menarik.

"Keliatan simple, dan gak terlalu rame. Tapi tetep ada kesan mewahnya," imbuh Vina.

"Oke, kita beli yang itu." putus Gala membuat Vina melongo tidak percaya.

"Kok-"

"Aku yakin mamih suka sama pilihan kamu," Gala memotong ucapan Vina.

Vina memilih diam karena merasa percuma. Seminggu menjadi pacar Gala, Vina sedikit paham dengan sifat Gala yang sebenarnya.

"Saya mau yang itu, tolong segera dibungkus ya."

"Baik mas,"

"Sebentar mbak. Kalau saya titip sini dulu boleh gak?" Gala menaikan sebelah alisnya, menunggu jawaban dari pegawai toko kue yang berdiri didepannya.

"M-memangnya mas mau kemana?"

Gala mengerutkan keningnya heran. Kenapa wanita itu gugup?

"Cari kado sama pacar saya," dan Gala sengaja menekan kata pacar agar wanita didepannya cepat sadar dari rasa kagumnya. Ya, Gala paham dengan tatapan wanita didepannya itu.

"O-oh... bisa mas, asalkan gak lama."

Tanpa berkata apapun lagi, Gala dan Vina melengos pergi. Gala melirik Vina yang biasa saja, padahal tadi ada wanita yang menatapnya kagum. Kenapa Vina tidak cemburu?!

"Kamu gak cemburu?" tanya Gala tanpa sadar.

Gala ingin segera meralat pertanyaannya, tapi keburu disambar Vina.

"Cemburu sama siapa?"

"Sama mbak-mbak tadi," sudah terlanjur, jadi Gala meneruskan saja.

"Apa yang di cemburuin?"

Gala menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Dia natap aku kagum loh, ay. Masa kamu gak cemburu, atau seenggaknya kesel gitu?"

"Dia cuman bisa natap kamu kagum, Gala. Sedangkan aku, aku bisa jadi pacar kamu." kedua pipi Vina berubah merah karena malu.

"Ih... Pipi kamu merah," Gala menusuk-nusuk pipi kiri Vina dengan jari telunjuknya.

Setelah berjalan kaki selama 10 menitan, akhirnya mereka berdua sampai di sebuah mall. Jarak antara mall dengan toko kue tadi memang tak jauh, jadi mereka berdua memutuskan untuk jalan kaki.

"Katanya mau beli kado buat mamih kamu, kok kita ke sini?" tanya Vina saat mereka berdua berjalan memasuki salah satu toko jewelry yang cukup terkenal.

Gavin: Gala × Vina (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang