fifteen
poison
***
"Ingat, Nona Muda Helia," ucap kepala pelayan wanita di hadapan sebuah pintu yang menjulang. "Yang Mulia Pangeran adalah pribadi yang dingin dan tidak berperasaan. Anda harus mengingatnya."
Tanpa menunggu balasan gadis kecil di sampingnya. Kepala pelayan langsung membuka pintu.
"Yang Mulia Pangeran, perkenalkan, beliau adalah Nona Muda Helia Floral."
Kepala pelayan wanita yang memiliki raut wajah tegas dan garis tanda penuaan memanggil Pangeran yang duduk di atas kusen jendela.
"Dan tolong turunkan tubuh Anda dari jendela, Yang Mulia. Anda harus menunjukkan martabat Anda sebagai pangeran."
"Lagipula aku bukan pangeran sungguhan, Nevada."
Nevada, kepala pelayan wanita di Istana Jersville, tetap mempertahankan sorot wajahnya yang tegas.
"Anda merupakan pangeran di sini. Tolong jaga kehormatan Anda."
"Terserah."
Kemudian tiba-tiba, seorang gadis mungil, yang tinggi tubuhnya tidak lebih dari satu meter mengintip dari balik tubuh Kepala Pelayan.
"Nevada, bawa keluar dia. Aku tidak membutuhkannya," ujar sang Pangeran tanpa repot-repot menatap tamu yang dibawa Kepala Pelayan.
"Tidak bisa," tegas Kepala Pelayan, Nevada. "Saya sudah diberi tahu agar Nona Helia menjadi teman bermain Anda, Yang Mulia Pangeran."
Sosok itu mendengus kesal. Kemudian, ketika laki-laki yang mendekati usia remaja itu menoleh sambil menampakan iris safir yang menawan, waktu seakan dibekukan bagi Helia.
Helia membulatkan mata. Di hadapannya, Helia yakin kalau yang dia lihat bukanlah manusia, melainkan malaikat. Sebuah porselen memabukkan yang indah, mengirimkan sensasi kejut di hatinya. Sebuah perasaan kagum.
Lihat saja. Kanvas sempurna di wajahnya begitu menawan dengan tatanan mata, hidung, dan bibir yang menakjubkan. Helaian-helaian abu keperakan itu dipadukan dengan iris berwarna safir yang menenangkan, layaknya burung beterbangan di angkasa yang lepas.
Helia tersadar lalu melakukan salam untuk menyapa keluarga kerajaan.
"Salam Yang Mulia Pangeran Allan Teratia," ujar Helia dengan anggun dan etiket yang sempurna. "Perkenalkan, nama saya adalah Helia Scarlett Floral, putri dari Duke Holland Floral. Merupakan sebuah kehormatan bisa bertemu dengan Anda secara langsung seperti ini."
"He?" Allan menaikkan sebelah alisnya, terkesan. "Etiket yang sempurna."
"Saya merasa terhormat atas pujian Anda."
"Kamu bilang, kamu putri dari Duke Holland?" Allan turun dari kusen pintu dan melangkahkan kakinya untuk mendekati gadis yang mengenakan gaun berwarna hijau.
"Anda benar, Yang Mulia Pangeran."
"Oh." Tangan Allan naik, dia meraih helaian rambut hitam Helia dan mengelusnya. "Rambut hitam." Lalu melirik iris mata Helia. "Mata merah khas Keluarga Floral."
"Yang Mulia?" Helia sedikit memiringkan kepala, tetapi langsung menegakkannya.
"Berapa usiamu?"
Pertanyaan tidak terduga dari Allan membuat Helia kelabakan. "Sembilan tahun, Yang Mulia."
Allan tersenyum miring. "Usiaku empat belas tahun."
"Ah, terima kasih sudah memberi tahu saya."
"Nevada, keluar dari sini." Allan menggerakkan tangannya sebagai kode agar kepala pelayan keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
END | Look at Me, Your Majesty! [E-book]
Historical FictionAllan Edelbert Teratia adalah raja dari kerajaan Teratia. Dia dikenal sebagai tiran kejam yang mampu memukul mundur ratusan pasukan musuh sendirian dan selalu menyiksa orang dengan sadis. Belum lagi, dia mengambil tahta dengan membunuh seluruh Kelua...