64.Baik-baik saja

34 13 0
                                    

Happy Reading
🌱🌱🌱

"Nene! Ika udah siap."

Perlahan Rere mengangkat kepala, bersamaan dengan Ika yang beputar badan hingga rambutnya melebar dan mengambang.

"Masyaallah! Cantik banget Teteh ini."

Dengan baju kodok melebihi lutut, dipadukan dengan kaos putih yang kebesaran membuat Ika terlihat semakin lucu. Tidak ketinggalan, gelang strawberry yang menghiasi pergelangan tangannya.

Ika terkekeh, "Makasih Nene!" Dia kembali manatap wajahnya dengan bantuan layar ponsel, dan setelah memastikan untuk sekali lagi bahwa wajahnya tidak menor.

Prinsipnya, dandan boleh. Asal jangan samapi menutupi keimutan natural wajah. Nanti, kalau semisal malaikat pencabut nyawa ga ngenalin gimana?

Ika melangkahkan kakinya mendekat dengan Rere yang kini menyiapkan dua rantang makanan. Satu rantang dengan ukuran besaf dan satunya lagi ujuran sedang.

"Teteh hati-hati ya." Ujar Rere setelah memastikan kedua rantang itu tidak akan tumpah.

Perlu diketahui, jika Rere sangat tau betul cucunya ini. Akan ceroboh jika panik.

Ika mengangguk, dia masukan ponsel kedalam saku celananya. "Iya Nene, Ika bakal hati-hati. Lagian kan Ika dianter taksi online."

Rere tersenyum, "Tetap hati-hati oke, manis banget cucu Nene ini." Ujar Rere mengelus rambut Ika lembut, "Nene sekalian mau siap-siap ke toko."

Ika mengangguk dia menyalimi tangan Rere, "Makasih ya Ne, udah mau masakin buat Tante Dewi."

"Iya sama-sama, lagian Nene seneng bisa masak. Nanti Nene jenguk Tante Dewi sehabis pulang dari toko ya."

"Iya Nene."

***

Ika tersenyum tipis saat dirinya telah sampai di parkiran rumah sakit. Dia tersenyum sopan dan berbicara sebentar dengan tukang parkir yang membantunya waktu itu.

Kemarin malam, Ika mendapat pesan dari Rizky jika Dewi masuk rumah sakit sejak tiga hari yang lalu. Tentu membuat Ika menyesal dengan pikirannya yang menuduh jika Devan tidak menelponnya karena kehadiran Aira.

Jadi, selama tiga hari ini. Ika meyakinkan dirinya jika Devan sibuk menjaga Dewi dan Aira.

Dan hari ini, Ika ingin menjenguk Dewi serta Bara. Maka dari itu dia meminta Rere untuk membuat dua rantang dengan isian yang tentu berbeda.

Langkah Ika memelan saat melihat pemuda yang mendorong sebuah kursi roda, yang dimana terdapat seorang gadis dengan pakaian rumah sakit tengah duduk.

"Devan hanya tanggung jawab Ika." Ujarnya sangat pelan.

Ika sebenarnya tau di kamar nomor berapa Aira dirawat, itupun dari Devan yang mengajaknya untuk menjenguk gadis itu.

Tapi Ika hanya manusia biasa, dia akan merasa sakit hati jika melihat kekhawatiran dimata Devan saat mengenai Aira.

Ika menggelengkan kepalanya, dia harus fokus untuk bertemu Dewi dan Bara. Bukan menyaksikan kejadian yang dapat membuatnya tidak semangat sendiri.

Dan saat Devan mendorong kursi roda kearah kiri, maka Ika berjalan kearah kanan.

Sesuatu yang bertolak belakang.

***

Setelah mengucapkan salam, Ika tersenyum malu. "Ika ganggu Tante ya," ujarnya sembari mendekat dan menyalimi tangan Dewi.

JESIKA [END][COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang