Episode 2

4 3 0
                                    

Brak!!'

Tiba tiba Yohan memukul meja kaca didepannya itu dengan sangat keras hingga retak "Rena, bisakah kau mengatakan Mati dengan sopan?"
Wanita itu terdiam melihat Raja berani memukul meja dengan keras di depan mereka. Melihat Rena yang terdiam dari argumennya hanya dengan beberapa kalimat dari ayahnya membuat Olivia tak bisa menahan tawanya

"Pfftt"
Olivia mengalihkan pandangannya dari Rena mengingat wajah bodoh yang tak sengaja Olivia lihat "maaf maaf. A'aku... Tak kuat menahannya" Olivia tertawa keras tak bisa ia tahan kali ini. Mengerti apa yang sedang Olivia tertawa kan membuat Rena malu

Olivia duduk disamping Yohan, mengambil gelas kaca yang berisi koctail menghiraukan omongan orang orang yang berada di depannya dan pada akhirnya...

Olivia tersenyum smirk "siapa yang saling kuat diantara kalian hah?"

"I'itu... Sepertinya Lucas bukan Felix?"
Felix mengangguk menatap seorang pria yang fokus membaca novel yang ia bawa. Karena terlalu fokus, pria itu tak menyadari bahwa orang disekitarnya sedang membicarakan dirinya.

"Lucas, hey Lucas. CK, dasar pria ini!!" Kesal seorang wanita dengan rambut pirang sepundak. Akhirnya wanita kecil itu berbicara juga setelah ini, selama pembicaraan Olivia dengan para mata mata kepercayaan ayahnya wanita rambut sepundak itu tak pernah berbicara dan hanya menatap kesal kearahnya. Merasa aneh dengan tatapan wanita rambut sepundak itu, Olivia merasa janggal dengannya

'apa aku memiliki masalah dengannya ya?'

Olivia terus menatap wanita dengan
rambut sepundak itu. Membuat wanita itu sadar dengan tatapan intens Olivia "jadi tuan putri. Kenapa kau menatapku seperti itu?" Dalam hati Olivia dia tertawa keras. Sangat keras, Olivia kini sadar dimana posisinya saat ini Semua orang meragukan bakatnya

"Baiklah teman temanku tercinta, aku menantang Lucas sebagai kawanku kali ini. Jika aku menang maka aku layak untuk rencana ini" Olivia menghelai nafasnya pasrah sambil memijat pelan keningnya

"Hah??"
Rena tertawa keras di ruangan itu sambil menjelek jelekan Olivia dengan nada tawaanya. Hal itu tak terlalu menggangunya menurut Olivia "hey, hey. Tuan putri kecil yang manis, mungkin kau memenangkan julukan Dewi kematian dari neraka tapi apa kau tau bahwa Lucas lebih berbahaya daripada anda tuan putri? Tolong jangan membanggakan julukan anda dulu tuan putri"

"Baiklah sepertinya kita sepakat, bagaimana dengan anda Tuan Lucas??" Lucas hanya menatap wajah Olivia beberapa detik lalu membaca novelnya

_-_-_-_-_-_-_-_-

Malam di Moxelin saat itu sangat gelap, hanya ada bulan dan bintang yang menyinari. Andai malam ini tidak ada bulan ataupun bintang, pasti akan sangat gelap bukan? Dibawah sinar rembulan. Diatas kapal feri yang mengapung di atas laut yang indah...

Aku tak akan melupakannya...

Semilir angin menerbangkan beberapa helai rambut Olivia dan menerpa wajahnya yang cantik tanpa cacat. Pada saat itu mungkin Lucas sedang terpesona dengannya
'perasaan apa ini?'

Pikirannya selalu membisikan perkataan itu dalam benaknya. Dia sendiri tak tau apa yang sedang ia rasakan saat ini "Sudah berapa lama sejak kejadian itu ya?" Olivia menatap bulan sambil tersenyum kecil membayangkan beberapa hal yang terjadi 2 tahun lalu

"Apa?"
"Apa kau masih ingat saat kita menjadi lawan?" Lucas kini memperhatikan objek yang sama dengan Olivia sambil tersenyum
"Sudah lama sekali ya?"
_-_-_-_-_-_-_-_-_-

Seorang wanita berambut sepundak
Perak menghampiri Felix yang sedang di kerumunan para wanita sexy di Sofanya

"Dan..."
"Felix apa kau lihat Lucas?" Wanita itu memotong pembicaraan Felix dengan wanita wanitanya membuat Felix cukup kesal

run from the darkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang