11

21 2 0
                                    

"saya gak mau tau, kalian harus dapat info apapun itu tentang laura!!"

Satya menutup sambungan telpon setelah mengucapkan kalimat itu, terlihat wajah khawatir dan marah ketika anak buahnya tak bisa menemukan sosok laura.

Sudah seminggu laura menghilang dari kehidupan satya, pria itu sedikit menyesal dan bersalah.

"mas..."

Satya melihat sosok perempuan yang berdiri tak jauh darinya, berbeda ekspresi dengan dirinya wajah perempuan itu sedikit sendu dan sedih secara bersamaan.

Dengan segala keberanian perempuan itu mendekat ke arah satya, dipeluknya satya dengan ragu.

"masih belum ketemu mas?"

Satya menggelengkan kepalanya, "belum"

"... Maaf mas"

"bukan salah kamu, ini salah aku"

"... Mas, aku gak pernah nyesal kenal kamu"

"..."

"aku harap mas juga gak nyesal ketemu aku"

Satya memilih diam dan hanya membalas pelukan seorang adelia.

"dimana kamu laira??"

🔄🔄🔄

"hallo? Siapa ini?"

"...."

"hallo? Kalo cuman iseng saya matiin"

"tunggu"

"..."

"apa benar ini laura istri satya sanjaya?"

"iya benar, ini siapa?"

"saya adelia sekertaris pak satya"

"oh iya ada apa ya?"

"boleh saya bertemu dengan anda?"

"dengan saya?"

"iya"

"ada apa ya, kok mau ketemu saya?"

"ada yang perlu saya bahas soal pak satya"

"satya? Oke, dimana?"

"akan saya kirim alamatnya melalui sms"

"oke"

Setelah mengatakan hal tersebut, sambungan telpon misterius itu berakhir.

Laura menatap nomor asing itu, firasatnya begitu tak enak setelah perempuan bernama adelia itu mengatakan bahwa ada hal yang perlu di bahas tentang satya.

"adelia?"

"laura? Lo ngapain diem?"

"gak, gak papa"

"ayo fokus ra, kerjaan kita banyak"

"iya sorry"

"lo bantuin bastian sana, kayaknya dia butuh bantuan lo"

"hemm"

Laura segera menghampiri bastian dan membantunya sesuai perkataan zara, melupakan soal telpon dari wanita asing tadi.

"semua pasti baik-baik saja"

🔄🔄🔄

Satya menatap adelia yang baru mengatakan hal mustahil dan gila menurutnya.

"kamu bilang apa?"

"aku bilang kalo mas cuman diam aja gak ngapa-ngapain, biar aku yang gerak"

"maksud kamu apa?"

"aku akan cerita ke laura"

"..."

"aku gak bisa nunggu trus mas, perut aky semakin hari semakin besar"

"ya itu kan pilihan kamu gak mau gugurin dia"

"MAS!!!"

"trus sekarang kamu paksa aku buat ceraiin laura? Iya?"

"aku gak minta kamu ceraiin dia, aku cuman minta kamu tanggung jawab mas"

"ya aku bakal tanggung jawab, aku tetap bakal nafkahin dia"

"tanggung jawab yang aku mau itu nikah mas!!"

"gila kamu"

"aku gila? Mas yang gila"

"udah lah obrolan kita gak ada ujungnya, aku mau pulang"

"mas!! Jangan kabur gitu... Kita belum selesai"

"kita obrolin lagi nanti"

"ingat mas. Seminggu, aku bakal nunggu seminggu lagi... Kalo nanti masih sama, aku yang bakal maju"

Satya hanya diam dan melenggang pergi meninggalkan apartment adelia.

🔄🔄🔄

Suara ketukan pintu kamar membuat laura menoleh, dan ketika melihat siapa yang masuk dirinya langsung tersenyum

"mau jalan-jalan malam bareng gue?"

"mau"

"pake jaket, dingin"

"oke"

Laura langsung mengambil jaketnya dan berjalan keluar rumah bersama bastian.

Sepanjang jalan mereka hanya diam, sesekali bastian bercanda dengan laura membuat wanita itu tertawa walau sejenak.

"bas?"

"hemm?"

"gue bakal cerai sama satya"

"..." bastian langsung berhenti berjalan dan terdiam membisu, sedangkan laura tetap dengan langkahnya, tapi kini berjalan mundur menatap bastian.

"kenapa?"

"ada wanita lain yang hamil anaknya"

"HAH?!!"

Laura berusaha tersenyum melihat betapa kagetnya bastian mendengar ucapannya.

"tunggu! Berarti gara-gara itu lo mau ikit gue kesini?"

Laura berhenti melangkah, "iya"

"sialan. Kenapa lo gak bilang? Seharusnya lo bilang, biar gue hajar cowok berengsek gitu"

"karna tau lo bakal gini"

"gila ya lo, disaat dia nyakitin lo dan lo masih sempet ngelindungin dia?"

"dia gak salah 100% bas"

"walau gitu dia tetep salah ra... Gak bisa.. Dia harus di beri pelajaran"

Bastian hendak berbalik tetapi tangannya langsung di tahan oleh laura

"bas... Biar gue yang selesai ini semua ya... Lo udah cukup bantu gue jauh dari dia"

"tapi ra..."

"bas.. Gue udah gak papa beneran"

"..."

"oke tapi kalo lo butuh sesuatu apapun itu bilang gue. Kayak nonjok dia atau apapun itu."

Laura tertawa mendengar ucapan bastian, "iyaa iyaa..."

Bastian menghembuskan nafasnya berat, "lo terlalu baik buat dia, bukan salah lo" ucap bastian sambil mengelus kepala laura lembut.

"gue boleh minta peluk?"

Tanpa menjawab, bastian langsung memeluk laura. Keduanya berpelukan cukup lama, laura merasa beban di pundaknya sedikit berkurang ketika dirinya bercerita dengan bastian.

Laura bersyukur masih ada bastian disisinya.

Bad To Good • YoungK • SungjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang