Message : Woorden

252 21 0
                                    

Just fiction, dear.
Comfort yourself♡

Message
(Inggris = Pesan.

Woorden
(Belanda = Kata-kata.

Pesan yang ditujukan untuk seorang pria berkacamata yang berhasil menarik perhatiannya, disampaikan olehnya, si penghibur lara yang tidak pernah nampak di ceruk hati sang wanita, yang hanya dapat tersenyum, menunggu gadisnya menghabiskan waktu di dalam sana.

-

-

-

-

-

12 April, 2022
Gangnam, Korea Selatan.

Kepada : Pria berkacamata, peserta nomor. 97

Salam hangat untukmu, kau begitu ku rindukan, kemana saja ? Aku selalu menunggumu di sini, ranjang rumah sakit benar-benar tidak nyaman, panganan yang diberikan juga tidak begitu lezat, apakah kau tidak akan mengirimkan aku sekotak es krim lagi ?

Tidak ada yang menghibur ku, sekalipun aku seorang penghibur, tidak ada yang bisa membuat ku tertawa selain kau, bahkan diriku sendiri sudah begitu lelah, terlalu banyak aku mengeluarkan senyum dan tawa.

Tapi tidak ada lagi alasan untukku mengeluarkan air mata.

Apa lagi yang bisa ku tangisi ? Cintaku telah padam, kisah ku sudah usai, tubuhku remuk redam, benturan keras selalu menghantam ku di berbagai titik.

Menghabiskan sisa tenaga ku untuk menangisi nya, bukankah begitu bodoh ? Berharap tuhan mendengar harapan seorang pendosa sepertiku, bukankah naif ? Ya, aku kepalang buta untuk menyadarinya.

Kabut romansa mengaburkan titik cahaya dan kontrasnya dunia, spektrum cerah memenuhi indra pengelihatan ku, gubahan seni nada berirama ceria melengserkan lobus temporal ku.

Wisteria bermekaran, memenuhi rongga tubuhku, aromanya yang memabukkan membuat saraf olfaktori ku terjerat semakin dalam, suasana riang yang membuatku tidak dapat menahan senyum terus memenuhi amigdala ku.

Perasaan bergejolak, bagai terserang palpitasi yang menghantarkan sengatan listrik, begitu mengejutkan, tidak terduga, namun sangat menyenangkan.

Yang membuatku lupa pada dunia, karena ia sudah menjadi titik semesta. Tanpa sadar, aku pun sudah menjadi sepertinya, acuh terhadap ini dan itu, tidak memperdulikan apa, siapa, kenapa, dan bagaimana.

Empati ku hilang terhadap segalanya, cemas ku hanya saat ia terluka, tangisku hanya akan keluar saat ia pun berduka, tawa ku tak pernah luntur menghiasi mimik wajah ceria saat bertemu dengannya, kesal ku saat ada orang lain yang dapat bersanding bersamanya.

Segala bentuk kesetiaan, kuberikan padanya, banyaknya pengorbananku tidak sepadan dengan waktu kami berbicara.

Angan ku dapat bersama dengannya selama-lamanya, namun apa daya, kala si wanita hanya ingin seorang pria setia yang menciptakan bentuk romantisme nya sendiri.

Aku tidak dapat bersaing dengan pria itu, tapi aku pun tidak bisa meleburkan harapan yang sudah ku tanamkan sejak sekian lama.

Akankah ia melihatku ? Akankah aku bersanding dengannya ? Akankah ia ingin bersandar padaku ? Akankah aku dan ia dapat bersama ?

Semua yang kuinginkan tidak dapat terpenuhi, hanya kata-kata "akan", yang ku yakini dapat benar-benar terjadi, sekalipun mustahil.

Hayalan ku terlalu tinggi, membawa angan ku terbang melewati cakrawala dan menembus padatnya atmosfer bumi.

Tiada lagi yang dapat ku percaya, setelah ia pergi bersama sang pangeran berkuda putih yang didamba nya, bukanlah aku yang seorang pengawal setia, seorang pengawal tidak pantas menaruh rasa kepada sang putri raja, bukan begitu ?

Akan sangat menyenangkan jika akulah sang pangeran tersebut, tapi lagi-lagi, itu hanya kalimat dengan awal kata "akan".

Tidak sepatutnya aku berharap lebih, tapi aku hanya mencari angan bahagia ku, tidak salah, kan ?

Ruang hidupku begitu sempit, hanya berada di lingkup pergaulan yang terus menerus berada dalam suatu zona lingkaran kecil.

Tapi setelahnya kau hadir, menghantarkan sudut pandang lainnya, melengkapi sisi yang begitu membosankan, memberikan jari-jari tak berujung pada relung hati ku.

Menyadarkan aku dari khayalan yang memblokir ku keluar dari dunia fana yang dipenuhi oleh imajinasi buta, orang-orang akan menyebutnya cinta. Perasaan yang mengekang ku.

Maafkan aku, pernah membentak mu saat kau mencoba menarik ku dari lereng kehidupan ku yang memabukkan.

Saat itu aku hampir terjatuh, jika kau tidak datang, mungkin aku sudah tidak dapat diselamatkan.

Aku belum sempat mengucap maaf padamu, tapi saat itu kau sudah pergi terlebih dahulu, bersama duniamu yang baru, meninggalkan aku yang masih kukuh mempertahankan ketidaknyataan yang terus mengusikku.

Aku pun belum mengucap terimakasih, terhadap mu, yang sudah menemaniku sembuh dari luka batinku, walau setelahnya kau menghantarkan sedikit serangan terhadap hatiku yang baru saja pulih :)

Itu tak apa, aku tahu, kau tidak bisa selamanya bersamaku, kau memiliki banyak orang yang benar-benar menyayangi mu, seperti Miru ? Gadis itu mungkin seperti benci padamu, tapi itu adalah bentuk lain dari rasa pedulinya terhadap mu.

Jangan kau sia-siakan...

Tapi jangan menjadi naif dan bodoh seperti diriku, aku akan benar-benar memukulmu untuk itu ! Cukup aku yang sakit dan terkena imbas dari semua keegoisan ku sendiri.

Jangan kau. Kau orang yang begitu menyenangkan, Jin Hobin.

Terimakasih sudah menghiburku, terimakasih sudah menemaniku, terimakasih karena tidak memberi angan padaku, terimakasih, Jin Hobin.

Aku tidak tahu, harus sebanyak apa lagi aku mengucap terimakasih untukmu, semua yang kau lakukan, aku tidak mungkin mampu membalasnya.

Aku minta maaf, Jin Hobin, maaf selalu mencerca mu, maaf tidak pernah menghargai apa yang kau lakukan saat itu, maaf tidak pernah mengindahkan kata-kata mu.

Terlalu banyak alasan untukku mengucap maaf padamu, benar kan ?
Apakah kau mau, memaafkan ku ? Aku tidak akan berharap lebih, Hobin.

Aku hanya ingin kau tahu, aku sudah mengucapkan maaf dan terimakasih padamu, atas segala yang kau lakukan.

Dan kalau kau percaya, aku menuliskan ini sambil menangis mengingat wajah-wajah konyol mu, aku harap kau tidak ikut terharu saat membacanya, kau bukan orang yang mudah menangis kan ? Aku tahu itu.

Tidak banyak yang aku ketahui dari mu, tapi begitu banyak yang sudah kau berikan padaku, bagaimana aku bisa membalasnya ? Kau keterlaluan ! Tapi aku tidak bisa marah lagi terhadap mu.

Tidak ada alasan untukku melakukannya, hanya rasa sukur yang tidak dapat ku ucapkan secara langsung padamu :)
Kuharap kau mengerti untuk itu..

Jin Hobin, aku menyayangimu, sungguh, terimakasih untuk semua yang telah kau lakukan, bahkan rasanya, aku dapat menaruh cinta padamu.

Rasa yang memabukkan, lagi-lagi hadir dengan sendirinya, disebabkan oleh segenap rasa perhatian yang kau berikan..

Sekali lagi, maafkan aku.

Aku akan berusaha kembali memendamnya, untuk kali ini, aku harus melakukannya sendiri, ya ?

Tertanda : Orang Jepang yang menyebalkan










Tamat
(4 Mei, 2022)

Message [KR's POV] || [Lookism Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang