Bab 2 - Bertetangga

4.4K 955 21
                                    


Mohon maaf lahir batin yaaa semuanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mohon maaf lahir batin yaaa semuanya....

Bab 3 - Bertetangga


"Drew, bisakah kau membantuku mencopy ini di ruangan fotocopy?" Emily membuka suaranya.

"Jika kau tak keberatan, aku juga ingin dibuatkan kopi," kali ini, Maria yang bersuara.

Theona menatap keduanya secara bergantian. Dia merasa bahwa dua temannya itu seolah-olah tak canggung sedikitpun menyuruh karyawan baru yang mungkin saja belum bisa melakukan semua itu.

Dengan patuh, Letnan Andreas menuruti permintaan Maria dan Emily. Dia akan keluar sebelum berhenti di hadapan Theona dan bertanya "Apa kau ingin diambilkan sesuatu?"

Theona menatap Letnan Andreas seketika. Dia tak menyangka mendapatkan penawaran itu. Dan dia juga tidak nyaman ketika ada orang yang bersikap sangat kaku padanya. Itu mengingatkan dirinya akan kehidupan di dalam kerajaan, dimana orang-orang di Andora memang kebanyakan bersikap kaku, berbeda dengan orang-orang di Amerika yang tampak sangat santai.

"Ah! Tidak! Aku bisa mengambilnya sendiri," jawab Theona yang segera mendapatkan anggukan dari pria di hadapannya tersebut sebelum pria itu pergi.

"Kau tahu, aku sangat menikmati hal ini. Terdapat junior di ruangan kita. Yang artinya, kita bisa menyuruhnya melakukan apapun..." Emily membuka suaranya ketika Letnan Andreas sudah meninggalkan tempat itu.

"Memangnya kalian tidak kasihan? Bagaimana kalau dia kapok dan tak mau bekerja lagi?" Theona membuka suaranya.

"Mungkin aku akan merayunya hingga dia mau kembali lagi bekerja di sini," ucap Maria dengan nada centil.

"Kulihat dia bukan tipe pria yang suka dirayu," Theona membuka suaranya lagi. "Dia terlihat kaku dan membosankan. Bahkan tak suka senyum..." lanjutnya memberi komentar.

"Uuuhh, kau tidak biasanya menilai orang dengan tajam," Maria menanggapi pernyataan Theona dengan nada menggoda.

"Aku tak ada masalah pribadi dengannya. Tapi kita satu tim. Dan kurasa dia kurang senyum. Aku hanya tak suka itu."

"Ehhem... Maaf..." suara deheman dan suara berat dari arah pintu membuat Theona, Emily dan Maria menolehkan kepala ke arah sumber suara. Letnan Andreas sudah berada di sana hingga membuat ketiganya ternganga menatap ke arahnya. Pasalnya, mereka sedang membicarakan pria itu.

"Drew? Kau sudah kembali?" Maria yang membuka suaranya, bahkan dia sudah bangkit dan mendekat ke arah Letnan Andreas.

"Ya. Ruang fotocopy sedang penuh, begitupun dengan pantry, jadi... aku kembali mengambil ponselku," jawabnya sembari menuju ke meja kerjanya dan mengambil ponselnya.

"Well, karena kau sudah memegang ponselmu, bisakah kita bertukar nomor telepon?" tanya Maria kemudian.

"Benar-benar memalukan," Theona menggerutu sendiri. Dia tidak menyangka bahwa akan memiliki teman seperti Maria.

PRINCESS THEONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang