"sepertinya Lucas sedang bersama tuan putri kita, cih!! Pergi sana" ucap Felix mengusirnya pergi dari tempatnya.
"Cih, memangnya siapa yang mau disini bersamamu?" Wanita itu beranjak pergi dari sana. Felix menatap belakang punggung wanita itu yang mulai mengecil akibat termakan oleh pintu. Felix mengacak acak rambutnya
"Hey, Jessi tunggu sebentar" merasa dipanggil, wanita rambut sepundak itu menengok mencari asal suara yang memanggil namanya
"Kami tau kau mencintainya, tapi tolong jangan kau gunakan perasaanmu dalam misi ini"Jessi menundukkan kepalanya. Ia mengerti apa yang Felix maksud
"Ya, baiklah" Jessi membalikan badannya pergi meninggalkan Felix lalu menutup pintu
"Ah dasar wanita itu" Felix mematikan rokoknya. Mengingat kembali kematian temanya akibat kecerobohannya yang mengatas namakan cinta. Tanpa Felix sadari air matanya tumpah satu persatu membuat wanita di sekelilingnya bingung dengan kelakuan Felix"Tuan jangan menangis tuan"
_-_-_-_-_-
Jessi tiba tiba menghentikan langkahnya saat melihat keberadaan Lucas. Terukir senyum manis di wajahnya namun senyuman itu hanya sesaat, saat melihat Olivia disampingnya yang asik mengobrol dengan Lucas. Gelas kaca yang Jessi pegang retak 'ingin sekali aku membunuhnya disini' Jessi mengigit bibir peachnya. Jessi memberanikan diri untuk menemui dua sejoli itu sambil tersenyum. Jessi memegang tangan Lucas, mendekatkan tangannya kepada dua belah dadanya
"Kalian sedang membicarakan apa? Sepertinya seru" Jessi menatap wajah Lucas sambil tersenyum. Lucas menyingkirkan tangan Jessi dari tangannya membuat Jessi kesal
'ada apa ini?' Olivia menatap mereka berdua. Olivia mengerti apa yang sedang terjadi disini, Olivia tersenyum kecil dan berjalan menjauh "baiklah aku tidak akan menggangunya lagi Jessi"
Lucas menoleh kearah Jessi "ada apa?" Tiba tiba tangan Jessi secara otomatis menyentuh telinganya. Jessi menyentuh telinga Lucas cukup lama, menatap manik matanya dan wajah tampannyaLucas menepis tangan Jessi dari wajahnya "ada apa?" Jessi tertawa pahit, menyenderkan tubuhnya pada pembatas "apa kau menyukainya Lucas?" Lucas masih menatap bulan di atasnya "apa itu?"
"Yah... Seseorang mempunyai perasaan nyaman terhadapnya" Jessi mengerti dengan keadaan yang pernah Lucas alami, dia sudah mengenal Lucas 15 tahun dan menyukainya selama 15 tahun itupulaDemi masuk ke kelas yang sama dengan Lucas, Jessi rela belajar hingga malam sampai ketemu pagi lagi. Demi masuk universitas yang sama dengannya, Jessi rela menabung untuk itu. Demi masuk ke perkerasan yang sama, Jessi rela harus meninggalkan keluarganya. Demi memasuki tim yang sama. Ia rela...
Entah hal yang seperti ini lebih pantas disebut cinta atau bahkan obsesi? Entahlah...Hidup di dunia gelap gulita tanpa secercah cahaya sedikitpun selama hidupnya. Membuat Lucas buta akan perasaanya sendiri, yang ia ketahui hanyalah membunuh. Bahkan ia tidak tahu apa itu cinta. Dirinya terlalu banyak membohongi dirinya sendiri. Hidup tanpa warna...
Begitu banyak penderitaan yang Lucas alami hingga membuat hatinya sedingin es"Nyaman?apa dadamu merasakan hangat yang ada saat bersamanya?" Tanya Lucas lalu menyentuh hatinya mengingat kembali perasaan yang ada saat bersama wanita itu
"Ya mungkin seperti itu" Jessi mengangguk angguk kepalanya pelan lalu menggoyangkan gelas yang berisi koctail itu "mungkin..." Singkat Lucas. Satu kata yang dikeluarkan Lucas itu bagai pedang tajam yang menembus dadanya namun Jessi masih mampu tersenyum lebar untuk Lucas"Apa kau tau? Aku juga mempunyai perasaan yang sama denganmu"
KAMU SEDANG MEMBACA
run from the dark
RomanceMoxelin, tahun 2034. Setelah melewati peperangan dingin antar dua negara sekaligus. Pada saat itu negara dengan sistem kerajaan ini menduduki kejayaannya sebagai negara termaju di dunia dengan teknologi modern yang berkembang pesat hingga membuat be...