~38~

83.7K 11.8K 1.6K
                                    

Gimana? Dapat thr nggak kemarin? Oh iya, mohon maaf lahir dan batin yah^^

Ok, lanjut><

~Mencintai Kiana~

~H a p p y R e a d i n g~




Beberapa jam yang lalu, Reza baru saja sadar dari komanya. Namun, setelah ia sadar dari komanyaa, Reza terus diam dan tidak mau berbicara. Orang tua Reza yang berada di ruangannya menatap khawatir sekaligus prihatin pada putranya itu.

"Nak, kalau butuh sesuatu bilang sama Ibu yah!"

   Reza hanya melirik sekilas pada ibunya itu, lalu kembali menatap lurus kedepan dengan tatapan kosong.

"Kak Reza!"

   Reza tertegun, ia seperti melihat bayangan Zora tepat di dekat pintu ruangannya. Ia melihat Zora yang tersenyum manis ke arahnya.

"Kak Reza! Ini aku, tunanganmu, Kak. Ikutlah bersamaku, Kak!" Zora terlihat mengulurkan tangannya di depan Reza. Seakan mengajak Reza untuk ikut bersamanya.

"Zora," Kata Reza pelan, membuat Sang Ibu yang duduk disebuah sofa yang ada di ruangan itu menoleh pada putranya. Ia menatap bingung putranya yang tengah mengulurkan tangannya ke depan. Sebenarnya apa yang terjadi dengan Reza.

-----

   Sementara Rendra dan Kiara yang sedang melakukan kegiatan panasnya. Di sisi lain, Reno tengah melangkah pelan menuju kamar dimana Zora berada. Reno memainkan pisau lipat yang ada ditangannya sambil menyeringai, dia terlihat seperti psikopat yang siap untuk membunuh mangsanya.

"Kiara, waktunya untuk bermain!" Seringaian Reno semakin melebar.

   Sedangkan Zora yang berada di kamar sedang berusaha mencari cara bagaimana ia bisa keluar dari kamar ini. Tapi percuma, ia tidak bisa melakukan apapun selain menunggu Zeynar datang untuk menolongnya.

   Zora langsung menoleh ke arah pintu ketika mendengar suara langkah kaki yang sepertinya mendekati pintu kamarnya. Gadis itu mencoba mendekat dan menempelkan daun telinganya pada pintu.

   Dia melangkah mundur, jantungnya berdegup begitu kencang. Ia mulai ketakutan dan berusaha menemukan tempat persembunyian namun menurutnya itu percuma karena dia pasti akan ditemukan dengan sangat mudah. Zora sangat yakin kalau itu adalah Reno.

   Punggung Zora membentur dinding, ia memejamkan matanya ketika melihat pintu yang akan dibuka oleh seseorang yang berada di luar.

   Namun, tiba-tiba ia kejengkang ke belakang dan jatuh terduduk memasuki ruangan rahasia di dalam kamar tersebut. Sedangkan Reno yang kini berada di dalam kamar mengernyit karena dia tidak menemukan siapapun di kamar ini.

"Keh, lo mau main petak umpet sama gue?" Reno mendengus dan mulai melangkah ke arah ranjang.

   Zora memeluk lututnya berusaha untuk tidak bersuara di ruangan yang sangat gelap itu. Tidak disangka ada ruangan yang sangat kecil di dalam kamar ini. Dan Zora berharap Reno tak menemukannya karena ruangan ini ada dibalik dinding.

"Kiara!"

   Reno berdecak ketika tidak menemukan Kiara di bawah kolong tempat tidur. Ia mengira gadis itu bersembunyi di sana. Reno kembali berdiri, ia mengelilingi pandangannya di setiap sudut ruangan. Pandangannya berakhir disebuah lemari yang ada di dalam kamar tersebut. Ia menarik sudut bibirnya.

"Kiara sayang, buat apa lo sembunyi? Lo nggak kangen sama gue?" Reno terlihat memainkan pisau lipatnya.

   Suara Reno terdengar sangat menyeramkan, Zora tanpa sengaja menahan napasnya karena sangat ketakutan. Gadis itu memejamkan matanya dan terus berdoa agar Zeynar secepatnya menemukan keberadaannya.

Stay Alive || Claazora Transmigrasi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang