Saat ini Syam dan Nasya berada di sebuah toko mainan, di toko tersebut ada mainan lengkap. Mulai dari mainan biasa sampai mainan yang edisi terbatas. Di toko tersebut juga menyediakan beberapa aksesoris.
"Emang kak Syam mau beliin hadiah apa buat kak Evin?" Nasya menatap beberapa mainan yang berjejer di rak.
Syam tampak berpikir. "Gue mau beliin Evin lego oreo Na."
"Berarti kita ke rak mainan yang tempatnya lego ya kak," ucap Nasya.
Syam mengangguk sekilas. "Iya, semoga Evin seneng ya Na."
Nasya tertawa sejenak. "Pasti kak Evin seneng kak, dia kan penggemar oreo."
Syam tertawa, ia membenarkan ucapan Nasya. Evin memang selalu senang jika berhubungan dengan oreo, kini mata Syam tak sengaja melihat pasangan yang sedang bergandengan tangan.
"Bikin iri ya mereka Na," ujar Syam.
Nasya mengikuti arah pandang Syam. "Iri kenapa kak?"
"Mereka gandengan tangan, gue jadi pengen gandeng tangan lo. Tapi kan kita belum sah." Syam masih menatap pasangan itu.
Nasya terkejut dengan kedua pipi yang memerah, masih tidak menyangka jika Syam mengatakan hal itu. "Ya halalin kak biar sah."
Syam menoleh dan menatap Nasya. "Nanti ya Na, nunggu gue sukses dan jadi dokter. Biar gue bisa bahagiain lo dan anak-anak kita nanti."
Niat Nasya hanya bercanda, tapi ujung-ujungnya malah baper sendiri. "Ah iya."
"Mau kan Na nungguin gue sampek sukses?" tanya Syam.
"Insyaallah kak," balas Nasya.
Syam tersenyum geli saat melihat gelagat Nasya yang sepertinya salah tingkah, bahkan gadis itu enggan menatap Syam dan lebih memilih menatap ke arah lain.
Mereka berdua terus mengobrol, sesekali Syam membuat baper Nasya dengan kata-katanya. Sebenarnya, kata-kata Syam sangat sederhana. Tapi kata-kata itu selalu saja berhasil membuat jantung Nasya berdebar.
"Bagus-bagus kak." Nasya menatap lego yang berjejer rapi di rak.
"Menurut lo lebih bagusan yang mana?" Syam menatap lego itu satu-persatu, semua lego itu memang terlihat bagus.
Nasya terdiam sejenak. "Yang mana ya kak? Yang warna cokelat bagus, yang item juga bagus." Nasya menunjuk salah satu lego oreo dengan ukuran kue yang sedang.
"Yang item kayaknya lebih bagus, kayak oreo beneran." Syam mengamati lego itu.
"Tapi, kakak yakin mau beli itu." Nasya menatap Syam. "Mahal kak harganya."
"Gapapa Na, asal Evin seneng gue nggak masalah." Syam memang bukan tipe orang yang perhitungan.
"Satu juta empat ratus lima puluh ribu loh kak, yakin mau beli?" Nasya melihat harga yang tetera pada lego itu.
Syam tertawa. "Yakin Na."
Syam mengambil kotak yang berisi lego oreo dengan warna hitam, lego itu berbentuk seperti kue. Tengah oreo itu berwarna putih, bentuknya kurang lebih seperti kue.
Bahkan oreo itu bisa di potong, Syam tersenyum tipis melihat lego oreo yang ada di tangannya. Lagipula Syam mempunyai uang sepuluh juta hasil dari balapan, Syam bisa menggunakan sisanya untuk biaya kuliah.
"Kenapa? Mau gue beliin kayak gini juga?" tawar Syam.
Nasya menggeleng cepat. "Nggak lah kak."
"Kita ke bagian aksesoris ya, gue mau beli sesuatu." Syam berjalan terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Syam Story
Teen FictionDia Syam Kavalen, laki-laki yang menjabat sebagai wakil ketua geng Jevins dan mempunyai cita-cita menjadi dokter. Syam selalu memasang wajah kalem dan selalu terlihat tenang. Syam mencintai gadis berhijab bernama Nasya, namun Syam harus terjebak cin...