02

122 24 14
                                    

Malam telah tiba tapi zyan masih uring uringan di dalam kamar nya, bahkan bantal dan selimut nya sudah sangat berantakan seperti hati zyan sekarang ini. Kalian salah jika kejadian tadi membuat zyan sadar bahwa cinta nya bertepuk sebelah tangan, tapi kejadian tadi membuat tekad zyan untuk membuat dyah mencintai nya makin besar.

"Gue pasti bisa luluh in hati dyah dengan cara apapun, gpp gue cuma ketemu 7 menit 24 detik hari ini, tapi gue pasti in nanti akan ada saat nya gue sama dia bukan cuma ketemu tapi kita bersama ngejalanin waktu 7/24, hari  Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, minggu, setiap jam, menit, detik" ujar zyan membara menyemangati diri nya sendiri, jika kalian bertanya 7 menit 24 detik itu dari mana, itu adalah jumlah waktu yang ia jumlahkan saat bersama dyah hari ini, aneh? Tidak menurut zyan karna menurutnya waktu yang dia habis kan dengan zyan adalah waktu yang sangat berarti dan berharga.

"Huh tapi gimana cara nya? Dyah aja nolak gue terus"
"AARRRGGGGG" teriak frustrasi zyan menutup wajahnya dengan bantal, merengek seperti bocah yang meminta balon tapi tidak di belikan oleh ibunya.

"Kamu kenapa zyan? Ngapain kamu kaya gitu?" Bingung Sinta melihat anaknya seperti orang gila, Zyan dengan cepat mengangkat wajahnya menampilkan wajah yang memerah menahan malu karna ketahuan ibunya, ah kenapa tiba tiba ibu nya sudah berdiri di depan pintu kamarnya.

"Hehe engga mah" ujar zyan seraya menggaruk tekuk lehernya yang tak gatal.

"Dasar aneh, udahlah mending sekarang kamu temenin mamah belanja mingguan ke supermarket" ucap sang ibu tanpa beranjak dari posisi nya, tetap di depan pintu kamar.

"Ini dah malem loh mah, Biasanya belanja mingguan siang, kenapa hari ini malem?"

"Mamah lagi mau mutihin badan jadi mamah engga mau keluar siang bolong, sia sia dong bodycare mamah" tak habis pikir dengan yang ada di pikiran ibu nya, padahal menurut zyan ibu nya bahkan sudah putih apa yang mau di putih in lagi.

"Udahlah mamah tunggu di bawah, 5 menit belum turun juga siap siap kuping kamu kena jewer" lanjut ibu nya mutlak, langsung menutup pintu kamar zyan sengaja agar zyan tak ada kesempatan untuk menolak.

"Padahal gue belum bilang mau" ujarnya melongo menatap pintu kamar yang sekarang sudah tertutup rapat, ingin rasanya zyan menolak tapi ia urungkan saat mengingat kupingnya yang berharga akan terkena jeweran sang ibu jika ia menolak.

~~~

Malam ini dyah berencana untuk pergi kesupermarket, karna persedian makanan dan keperluan pribadi nya sudah habis.

dyah mengambil cardigan miliknya untuk menghangatkan tubuhnya dari dinginnya angin malam, karna ia berencana untuk berjalan kaki selain karna lokasi supermarket yang tidak terlalu jauh dari apartemen miliknya ia pun ingin menikmati suasana malam hari.

dyah berjalan sambil mengayunkan tangannya, tak lupa dengan bersenandung kecil, menikmati suasana tengah kota yang tak berubah walaupun sudah malam, tetap padat dan banyak orang masih berlalu lalang, setelah berjalan hampir 10 menit akhirnya ia sampai disupermarket, karna sekalian membeli kebutuhan bulanannya ia mengambil troli. ia mulai menelusuri supermarket tersebut ia mulai dari paling ujung tempat makanan, seperti daging, sayur sayuran dan buah buahan, setelah selesai dengan tempat makanan ia menuju kearah rak per bumbuan membeli bumbu bumbu seperti kecap asin, saos, kaldu jamur, penyedap makanan, bumbu instan dan juga minyak.

Ah sekarang ia berada di lorong rak rak yang berisi cemilan cemilan ke sukaannya, saat dirinya sedang mememilih cemilan ia menemukan kaleng cokies kesukaannya yang terletak di rak yang paling atas.

Tulip merah ; cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang