Haechan menggigit bibirnya, bahkan kini ia bisa merasakan rasa karat akibat darah yang keluar dari bibirnya. Haechan beberapa kali terlonjak kaget karena pria tua di depannya yang menghardiknya dan beberapa kali memukul meja. Haechan berusaha sekuat tenaga menahan air matanya, rahangnya mengeras, gigitannya pun semakin ia keraskan.
PLAK
"Hey nak Kau bisu hah! Jika kau berbicara ini akan menjadi lebih mudah! "
Haechan hanya menutup matanya, membiarkan pipinya ditampar bebas membuatnya terasa sedikit kebas dan ngilu. Kepala Haechan pening, tamparan pria itu benar benar kuat hingga Haechan terjatuh dari kursi dengan tangan yang masih di borgol sehingga ia tidak bisa menggunakan tangannya menjadi tumpuan dan kepalanya terbentur bebas kelantai.
Perlahan Haechan bisa merasakan tubuhnya seperti dihantam dengan kuat oleh kaki, Haechan tidak bisa lagi merasakan sakitnya, hanya tubuhnya yang sedikit terhentak-hentak. Pandangannya mulai mengabur, ia benar benar mengantuk dan perlahan Haechan menutup matanya, berharap ia tidak akan pernah bangun lagi.
⏭️⏭️
Haechan membuka matanya membiarkan angin sepoi-sepoi menerpa wajahnya, Haechan tersenyum tipis, menatap dari atap sekolah siswa lain yang sedang sibuk dengan kegiatan clubnya masing masing, kemudian perlahan ia menatap tanah kebawa, menutup matanya membayangkan dirinya terhempas dengan kuat membentur tanah, kemudian darah segar mengalir membasahi bagian atas kepalanya, kepalanya pening dan tubuhnya meremang.
Haechan mengigit bibirnya kuat, membayangkannya saja membuat tubuhnya bergetar hebat, tapi hatinya selalu mengatakan untuk segera mengakhirinya dan meloncat dari sini.
" Haechan-ah!"
Haechan tersentak ketika seseorang meneriaki namanya, Haechan menoleh kekiri dan kanan mencari sumber suara.
" Yak! Dibawah sini!"
Haechan menundukkan kepalnya, menatap teman kelasnya yang tengah membawa satu kantong sampah besar.
" Apa yang kau lakukan diatas sana! Bantu aku memilah sampah ini!" Sahut pria yang tubuhnya lebih kecil dari Haechan tapi untuk urusan meneriaki orang, pria ini suaranya yang paling lantang.
Haechan hanya mengangguk dan perlahan turun dari atap. Melihat kepala Haechan yang sudah menghilang Renjun menghela nafasnya panjang.
" Huuft....ku fikir dia benar benar akan meloncat"
Renjun kembali menatap atap, spot dimana Haechan berdiri, sebagai orang yang mengenal Haechan sudah cukup lama, Renjun masih tidak tau apa yang terjadi pada temannya itu, tapi satu hal yang pasti Renjun tau, anak itu selalu ingin mengakhiri hidupnya.
Haechan berjalan bersebelahan dengan Renjun, Renjun sedari tadi berceloteh tentang sibuknya dia menjadi seorang ketua kelas dan ketua club radio. Haechan hanya tersenyum tipis, sebagai orang yang tidak suka berinteraksi dan berteman dengan orang lain, Haechan selalu dimusuhi oleh teman teman yang lain. Hanya Renjun yang baik dan masih sabar berteman dengan Haechan.
" Yak kau mendengarkan ku kan?!"
Haechan mengangguk pelan
" Bohong kau tidak mendengarkan ku! Kau selalu mengabaikan ceritaku! Padahal aku sudah baik pada-"
Renjun tidak melanjutkan kalimatnya ketika Haechan mengelus pelan kepala Renjun, kemudian menunjuk Renjun pelan dan mengepalkan kedua tangannya seolah mengatakan
Kamu bisa
Renjun tersenyum tipis dan merangkul Haechan, walaupun ia harus sedikit meloncat karena Haechan yang lebih tinggi dengannya.
YOU ARE READING
[Complete] Haechan|| Markhyuck
FanfictionMark tidak menyangka karena kecerobohannya ia bertemu dengan seseorang yang menarik perhatiannya, tapi siapa sangka anak ini menyimpan banyak rahasia yang sama sekali tidak Mark ketahui. Haechan.... Mark benar benar jatuh cinta dan terpikat padanya...