07

931 173 3
                                    

Sepoi angin malam menerbangkan tirai tipis dari jendela kamar yang dibiarkan terbuka. Udara dingin menyusup di tengah hembusan angin yang memeluk dua eksistensi anak manusia yang masih saling membisu. Kesunyian dari keduanya tak kunjung pudar meski detik telah terlewati menjadi menit.

Merasa jenuh dengan kebungkaman yang membuat atmosfir ketegangan terasa kian mencekik, Lisa bangkit dari sofa single dekat jendela yang mengarah ke halaman samping, dan menghampiri Taehyung yang masih duduk di tepi ranjang dengan kepala tertunduk.

"Kau harus menyuruh mereka pulang, Tae!" desak Lisa dalam kefrustrasiannya. Kesabarannya telah hilang untuk menghadapi saudari kembar Taehyung.

Taehyung mendongak menatap Lisa tak percaya. Satu alisnya terangkat dengan pikiran mencerna perkataan wanita yang tengah berdiri di hadapannya.

"Katakan pada mereka kalau kau butuh waktu berdua dengan Rosie, atau kau tidak ingin mereka mengganggu rumah tanggamu atau apapun. Yang penting mereka pergi dari sini."

"Kau sadar apa yang kau katakan barusan?" tanya Taehyung heran. Dia berdiri untuk menyamakan posisinya dengan Lisa.

"Ya. Tentu saja aku sadar."

"Dan kau pikir mereka akan percaya? Mereka mungkin akan curiga karena kau dan Jungkook masih tinggal di sini."

"Jadi, menurutmu aku yang harus pergi?" Lisa meninggikan nada bicaranya.

"Bukan begitu maksudku." Taehyung melengos sembari menyugar rambutnya kasar, memilih memunggungi Lisa untuk menahan amarahnya. "Sebelum aku minta mereka untuk pulang, mereka mungkin akan memintamu dan Jungkook untuk lebih dulu pergi dari sini."

"Kalau begitu katakan pada mereka kalau aku adalah kekasihmu, Tae."

"Kau gila, Lisa! Kita sudah sepakat untuk merahasiakan ini sampai aku menceraikan Rosie!"

"Tapi sampai kapan? Kau tidak tahu betapa sakitnya hatiku saat kakakmu menyanjung Rosie di depanku. Mereka sengaja melakukan itu, Tae."

"Lalisa, apa yang kau katakan? Kau baru saja menuduh kakakku." Suara Taehyung kian merendah untuk meminimalisir ledakan amarah Lisa.

"Kau bilang aku menuduh?" Lisa membulatkan netranya tak percaya. "Apa kau tidak bisa melihat bagaimana perbedaan mereka memperlakukanku dan Rosie?"

"Lisa, kau sudah berjanji untuk tidak membawa Rosie dalam permasalahan kita."

"Tapi, semua masalah kita bersumber darinya. Kalau kau tidak menikah dengan Rosie, kita tidak akan seperti ini."

"Tolong jangan menyalahkan Rosie. Dia tidak bersalah dalam hal ini. Kalau kau tidak menyukai sikap kakakku, aku akan mencoba bicara pada mereka. Kau tidak perlu membawa Rosie dalam—"

"Jadi, sekarang kau membelanya?"

"Rosie itu sahabatmu, Lis. Dia bahkan memintaku untuk menemanimu di sini malam ini."

"Ya, dia memang sahabatku. Tapi, kau adalah kekasihku, Taehyung. Kau seharusnya lebih memikirkan perasaanku dari pada perasaannya."

Tangis Lisa pecah dan itu membuat Taehyung merasa bersalah.

"Hey, maafkan aku." Taehyung menarik Lisa ke dalam pelukan dan mengecup puncak kepalanya. "Maaf kalau sikapku telah menyakitimu. Aku berjanji akan bicara pada kakakku dan mencari cara untuk berpisah dengan Rosie."

UNDENIABLE LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang