HAPPY READING!
-Kepala Vina celingukan, mencari keberadaan dua sahabatnya- Hernia dan Zila yang katanya sudah sampai mall sejak setengah jam lalu.
Jangan salahkan Vina kawan-kawan. Salahkan saja motor Vina yang mendadak mati padahal sepulang sekolah tadi masih baik-baik saja. Ditambah lagi ojol yang Vina pesan sempat ke sasar ke kampung sebelah. Sungguh sial.
"VINARA!"
Karena didalam mall ramai orang, Vina jadi kesulitan mencari orang yang tadi memanggil namanya.
"Kita di belakang lo Vin,"
Vina langsung membalikan tubuhnya dengan raut wajah menyesal.
"Sorry ya, ges. Tiba-tiba motor gue mati, gak bisa hidup. Mana di rumah cuman ada gue sama mamah doang lagi,"
"Tadi gue ajak bareng gak mau," cibir Hernia.
"Kalau lo jemput gue, bolak-balik dong. Kasian gue sama lo,"
"Astaga, Vina. Kita sahabatan gak sebulan dua bulan ya," dengus Hernia tak habis pikir. "Kita udah bertahun-tahun sahabatan, Vin. Lo gak usah ngerasa gak enak sama gue," lanjut Hernia yang di angguki Zila.
Vina tersenyum kikuk, lalu menggandeng kedua sahabatnya. Niatnya ingin merangkul kedua sahabatnya, namun sayangnya tubuh Vina yang pendek sangat tidak memungkinkan. Um, Vina memang yang paling pendek.
"Kita mau kemana dulu nih?" tanya Vina mengalihkan pembicaraan.
"Gimana kalau kita nonton dulu? Udah lama kan kita gak nonton bertiga?" usul Zila.
"Boleh tuh,"
"Gue ngikut aja,""Ayo!" dengan penuh semangat, Zila menarik kedua tangan sahabatnya ke XXI yang lumayan ramai karena ada banyak film baru.
"Gue sama Hernia beli tiket. Dan lo yang beli popcorn sama minumnya ya Vin?"
"Oke,"
Vina menatap kepergian dua sahabatnya. Hernia tampak dekat sekali dengan Zila membuat Vina merasa iri. Karena jujur saja, Vina dan Zila tidak sedekat itu. Persahabatan mereka memang sudah bertahun-tahun, tapi Zila lebih dekat dengan Hernia.
Hernia tau semua masalah yang terjadi didalam hidup Zila karena ketika ada masalah, Zila selalu cerita panjang lebar ke Hernia. Sedangkan Vina tidak tau apa-apa.
Huft. Memang terasa menyesakan, tapi mau gimana lagi? Itu hak Zila. Vina tak ingin ambil pusing walau setiap mereka bertiga main bareng, malamnya Vina selalu overthinking.
Vina selalu bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Apakah ia terlalu buruk untuk dijadikan teman? Atau, mungkinkah Zila malas berteman dengan nya?
Entahlah. Sampai saat ini pun Vina tidak juga mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu.
Daripada memikirkan itu, lebih baik Vina pergi membeli popcorn dan minum untuk mereka bertiga.
"Aduh," Vina mengaduh pelan saat seseorang menabrak tubuhnya dengan cukup keras.
"Sorry, gue gak sengaja."
Vina mendongakan kepalanya saat mendengar suara familiar, "Kenzie?"
"Loh, Vina?"
Baik Vina, maupun Kenzie- orang yang menabrak Vina sama-sama terkejut dengan pertemuan mereka yang tidak disengaja. Kebetulan, atau takdir?
"Sorry ya Vin,"
"Gak apa-apa, santai aja."
"Gara-gara kakak gue, lo hampir jatoh." Kenzie masih merasa bersalah, padahal sudah Vina maafkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gavin: Gala × Vina (SELESAI)
SonstigesGavin: Gala×Vina Start: 14/04/22 Finish: 04/08/22 ••• Siapa sih yang gak seneng kalau jadian sama crush? Vina tak percaya kalau ternyata Gala- crush nya memiliki perasaan yang sama sepertinya. Namun sebuah kenyataan berhasil menampar nya bahwa sem...