Langit telah berubah warna menjadi gelap pertanda bahwa malam telah tiba.Suara deruan motor terdengar mengudara.Cahaya lampu yang silau menghiasi kota.
Kota Solo, itulah yang sedang ku bicarakan sekarang.Hari ini adalah hari ketiga setelah lebaran.Aku baru saja akan pulang dari rumah nenek.Duduk di jok belakang sembari merekatkan jaket kedinginan.
Kebiasaanku yang tak pernah hilang yaitu mengamati keadaan sekitar jalan yang menarik perhatian.Hal pertama yang kulihat adalah gereja, bangunan yang berdiri di sudut perumahan.Menambah kesan toleransi yang indah di bumi Pertiwi.
Sepeda motor yang dikendarai ayahku melaju pelan dengan aku yang duduk di belakang.Kali ini perhatianku tertuju kearah gedung rumah sakit yang menjulang tinggi.Pertanyaan konyol muncul dibenak ku, "Berapa dokter dan perawat yang bekerja ditempat itu?" Aku tersenyum geli setelah memikirkan pertanyaan konyol itu.
Aku kembali mengamati sekitar, kulihat angkringan-angkringan itu berdiri, kontras dengan gedung-gedung tinggi disekitarnya.
Pandanganku kembali kepada angkringan-angkringan yang penuh akan pengunjung, para penjual makanan lain juga tampak sibuk melayani pengunjungnya masing-masing.Tak terasa lampu merah pertama sudah didepan.Jumlah kendaraan saat ini lebih banyak dari hari biasa, mobil-mobil yang didominasi plat luar kota berbaris menunggu lampu merah berubah menjadi hijau.
Aku juga ikut menunggu hingga tak sengaja mataku melihat seorang bapak-bapak yang tengah duduk dibawah pohon dekat lampu merah.Kepalanya tertunduk dengan wajah yang sedikit tertutup topi lusuhnya.Entahlah dia tidak bergerak mungkin ia sedang tertidur sejenak untuk melenyapkan letih yang menyergap.Didekatnya ada dagangan yang ia letakkan.Setelah kulihat lebih jeli, ternyata itu adalah produk minuman dan makanan ringan.
Hatiku sedikit bergetar melihatnya.Sekali lagi pemandangan ini sedikit kontras dengan tempat makan diseberang sana.Tempat makan itu tampak terang benderang dengan anak-anak muda yang berada didalamnya.
Ah... inilah realitas kehidupan.
Lampu hijau menyala, ayahku melajukan sepeda motornya.Kupandangi tempat makan mewah yang berjejer dipinggir jalan.Penuh sesak akan tukang ojek yang mengantri untuk orderannya.Jika itu aku maka aku akan kembali begitu saja tanpa memesan makanan.
Sekali lagi aku diperlihatkan kerasnya bertahan hidup.Ya begitulah perjalananku kali ini.Melihat bagaimana kehidupan bermasyarakat di kotaku sendiri.