Kita, Pengurai Cerita

Abstrak

Cobalah, termenung sejenak memikirkan uraian kisah dalam hidup kita. Bagaimana masa kecil, remaja, bahkan saat dewasa seperti sekarang. Sangat beragam bukan, kisahnya? Disetiap moment nya ada perasaan yang senang, sedih, bingung, terharu, kecewa, kesal, bahkan marah. Namun sadarkah kalian? Semua itu terlewatkan. Pasti, dan berlalu. Biarpun bekasnya masih terasa, tapi yang lalu tetaplah menjadi sebuah kenangan. Entah itu kenangan baik atau buruk. Uraian kisah itu menjadi sebuah memori dalam ingatan, dan akan terus dikenang.
Aku tahu, masing-masing dari kita menginginkan rangkaian cerita menarik dalam hidup. Banyak gambaran cerita perfilman yang mempengaruhi perasaan dan keinginan kita, banyak catatan kisah pada buku yang memenuhi imajinasi kita tentang hidup. Berikut faktor lain yang turut melatarbelakangi cara pandang kita terhadap hidup. Semua faktor itu, tak jarang menjadi pedoman atau pijakan kita saat menilai sesuatu dalam hidup. Biasanya sih gini, itu kan harusnya begitu, kok gini sih, kok beda ya, yah gak sesuai ekspektasi dan bla bla bla.. Itu wajar, Sangat wajar. Warna-warni peristiwa dalam hidup dipengaruhi oleh beragam budaya, dogma, agama, dan sebagainya. Jadi, renungkanlah. Uraian cerita kita ternyata sangat menarik. Bahkan lebih menarik dari skenario film dan kisah fiksi pada novel itu. Rangkaian peristiwa dalam hidup kita menjadi uraian cerita yang sangat berarti. Bagaimana aksi heroik kita dalam mengatasi masalah hidup, bagaimana perasaan kita dalam berbagai situasi hidup, bagaimana keputusan kita mengambil sikap selama ini. It's true story, our story.
Nikmatilah kenangan dalam hidup, setiap uraian, lembaran, episode, slide, bagian.
Kenapa kita harus merenungkan apa yang telah terjadi? Karena itu pengalaman kita, kenangan itu pelajaran bagi kita untuk merangkai cerita selanjutnya, mengurai cerita agar lebih menarik lagi.
Mau buat cerita yang bagaimana?

Yah, begitulah..