[⚠️Perhatian⚠️]
Sebagian chapter ini udah aku revisi dengan penulisan yang sesingkat mungkin agar kalian lebih mudah paham bacanya, juga disini aku tambahin beberapa part sebagai tambahan.Happy Reading 🌼🌼🌼
⚠️ ingatkan bila ada typo⚠️
.
..
--oOo--
"Papa udah jangan pukulin mama lagi... p-papa sayang sa-ma aku kan? j-jangan pu-kulin mama lagi pah..." Ucapnya lirih sambil terus meneteskan matanya.
Tangannya bergetar. Sekujur tubuhnya melemas begitu saja ketika melihat sang ayah yang tengah ingin menusuk ibunya dengan gunting.
Tubuh kecilnya itu mencoba menahan tangan sang ayah agar tak melakukannya, dengan tenaga yang ia miliki ia terus mendorong-dorong tubuh ayahnya itu walaupun ia tahu bahwa dirinya tidak akan bisa mendorong ayahnya karena perbandingan tubuh.
Pikirannya kacau, ia tak habis pikir dengan ayahnya yang ingin membunuh sang ibu hanya karena tak memijat dengan benar.
"DIAM KAMU! JANGAN IKUT CAMPUR!" Marah sang ayah. Ayahnya geram dan tanpa sadar melempar gadis mungil itu.
Tubuh gadis kecil itu terlempar hingga kepalanya membentur meja di belakangnya dengan keras. Perlahan, darah mulai mengalir dari kepala bagian belakang gadis itu.
Sang ibu yang melihat itu menghampiri anaknya dan segera menggendong anaknya menuju ke rumah sakit terdekat. Tak peduli lagi jika suaminya itu benar-benar akan menghampiri dan membunuhnya.
Mata gadis kecil itu berkedip-kedip mencoba untuk menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam indranya. Setelah dapat melihat dengan jelas, dirinya tidak membuka matanya penuh karena lampu yang begitu terang di atas.
Dilihatnya sang ibu yang berdiri menatap tak percaya lelaki yang merupakan ayahnya itu dengan mata berkaca-kaca.
Dengan perempuan di belakang ayahnya yang sedang menggandeng gadis seusianya. Siapakah mereka? Gadis kecil itu merasa bahwa ia tidak pernah melihatnya sebelumnya.
Kembali dengan sang ibu yang masih menatap sinis dua orang sialan itu di hadapannya. Seharusnya dulu ia mendengarkan perkataan mertuanya untuk bercerai pada saat melahirkan anak pertamanya. Dan sekarang dirinya benar-benar menyesal.
Bagaimana bisa suaminya itu dapat menyembunyikan penghianatannya itu selama bertahun-tahun? Dirinya bahkan tidak bisa berpikir jika suaminya itu tega menghianatinya.
Usaha yang ia bangun untuk selalu percaya bahwa suaminya tidak akan menghianatinya itu hancur dengan sekejap hanya karena perempuan sialan disamping suaminya itu.
Dirinya mencoba menetralkan nafasnya yang tak beraturan dan menahan kuat-kuat agar tidak meneteskan air mata. Menyebalkan, mengapa dirinya harus menangisi lelaki sialan itu?
"Udah gue duga, seharusnya gue gak usah percaya sama cowok bajingan kayak lo!" Ucapnya lantang menunjuk pria dihadapannya, bisa gadis kecil itu lihat dari mata sang ibunya yang menahan kekecewaan dan rasa sakit yang begitu mendalam.
"Dan lo! pergi lo dari sini dasar jalang sialan!"
plak!
Satu tamparan keras mengenai pipi ibunya, sang ibu yang menerima tamparan keras itu menatap suaminya itu dengan tatapan tidak percaya. Bagaimana bisa suaminya itu tega menamparnya di depan wanita sialan itu?"Lo yang jalang! dan lo yang seharusnya pergi! Lo yang bodoh karena mau sama gue yang bahkan gak ada rasa sama sekali sama lo!"
Dadanya mencelos begitu mendengarkan ucapan dari suaminya itu, hatinya terasa sakit. Namun semuanya berubah ketika melihat senyuman kemenangan dari wanita sialan di belakang suaminya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Impossible
General FictionKatanya, cinta itu seperti bunga mawar. Indah namun juga menusuk, namun mengapa kenyataannya berbeda? Cinta yang ini sama sekali tidak indah apalagi menusuk, hanya saja... Cinta kali ini seperti berada di labirin dengan luas dua hektar, sangat meny...