Mungkin dia terkurung tetapi kakeknya lupa untuk menutup jendelanya . Tidak tau kapan Jimin itu malah sepintar ini. Dia mandi dan dengan santainya merangkai sprei untuk dia gunakan turun ke bawah .
Setelah mengikat sprei pada pilar ranjangnya . Jimin melempar untaian sprei yang kini memanjang itu ke bawah . Selanjutnya dia melemparkan tas nya , matanya melihat sebentar , untaian sprei tersebut tidak sampai hanya beberapa saja tingginya .tetapi tidak masalah , dia bisa lompat nanti, setidaknya tidak terlalu tinggi.
"Tidak sia sia aku melihat film . Dan ini benar benar bukan masalah besar hahaha ". Jimin tergelak dan terbahak bahak . Dia kemudian mulai turun menggunakan sprei tersebut . Tetapi belum sempat kakinya menginjak daratan dan hendak melompat . Seseorang memeluk pinggangnya dari belakang menangkap tubuh kecilnya agar tidak jatuh .
"Kau bisa jatuh Jimin ".
Jimin tersenyum cantik ketika tubuhnya mendarat dengan baik .
"Ahjussi ".
Jungkook menurunkan Jimin, hingga pria kecil itu menapakkan kakinya . Dia tersenyum refleks memeluk Jungkook yang tertegun dengan sikapnya.
"Kenapa lewat sana?". Tanya Jungkook.
Jimin melepaskan pelukannya kemudian menunjukkan gigi geligi nya . "Aku sedang dihukum ".
"Jangan lakukan hal seperti itu Jimin, itu sangat berbahaya . Paman akan mengatakannya pada kakek ... Ayo kita masuk dulu ". Jungkook meraih tas ransel Jimin namun pemuda itu justru menarik Jungkook untuk menjauh dari kedai .
"Ini bukan waktunya paman ". Jimin tidak mau jika saja kakeknya mulai membuat kegaduhan lagi dan mengganggu Jungkook . Dia tidak ingin kakeknya itu berlaku kasar . Kalau masalah kakeknya mau memukul mungkin Jungkook bisa menghindar atau biarkan saja karena pasti Jungkook itu sangat kuat . Hanya saja kata kata pedas dari sang kakek itu sedikit membuat nya sakit hati . Jungkook mungkin biasa saja . Tapi Jimin tidak akan membiarkan itu.
Tepat setelah mereka sampai di halaman akhirnya Jungkook hanya Menuruti Jimin yang sudah menghilang sembunyi di dalam mobilnya .
"Ahh ahjussi ... Palliwa ". Jimin mendesak Jungkook dari dalam karena kaca mobil itu sedikit terbuka . Jadilah Jungkook hanya menggeleng dan memakai kacamata hitam sebelum masuk ke dalam mobil.
Jimin menegakkan punggungnya setelah Jungkook menstater mobil dan mulai melajukan mobil. Dia tidak tau mengapa Jimin juga terus memperhatikannya sekarang .
"Ada apa Jimin ?".
"Ahjussi tampan ... ".Jungkook tersenyum manis dia sempat menoleh pada Jimin yang mengulurkan tangan . "Aku mau coba kacamatanya ... Siapa tau aku juga akan terlihat tampan ".
Kali ini saja Jungkook tersenyum lagi . Ini adalah salah satu alasan mengapa dia begitu menganggap Jimin adalah mood booster yang terbaik . Jimin selalu bisa merubah suasana menjadi lebih baik untuk dirinya .
Jungkook melepas kacamatanya kemudian memberikannya pada Jimin .
Si pemuda tersenyum memakai kacamata itu kemudian menoleh pada Jungkook."Bagaimana paman ? ".
"Itu bagus ... Hanya saja aku lebih suka melihat matamu yang indah ".
Jimin yang awalnya tersenyum menghilangkan senyumnya dengan cepat . Dia mengalihkan wajahnya pada luar jendela menyembunyikan semu merah di sekitar pipinya . Ada perasaan aneh setiap kali Jungkook memujinya . Memang bukan satu kali saja , dari dulu sampai sekarang Jungkook tidak berubah dan selalu melakukan itu .
'jiminie cantik, Jimin yeppo , ah Jimin cute, kiyoptaaaa, kiyowo,'. Itu selalu di dengar Jimin tanpa lelah . Setidaknya dulu pamannya yang kelihatannya belum dewasa selalu melontarkan kata kata akan menikahinya. Jika saja sang paman tidak lupa itu .
KAMU SEDANG MEMBACA
ahjussi mafia man✔️(jikook)
FanficAda rahasia yang Jungkook sembunyikan dengan baik karena mencintai keponakannya sendiri . Tetapi lebih dari itu rasa bersalah selalu menghantui seorang Jungkook . Pria sukses dalam dunia gelap itu begitu menjaga Jimin untuk tak dikenali para musuhn...