Waktu adalah mutlak. Tidak maka tidak. Iya maka iya. Tidak untuk diperumit apalagi dipersulit. Detik menjadi menit lalu jam. Begitupun hari akan berubah menjadi minggu, lalu ke bulan, dan akan menempuh waktu lebih lama menuju tahun. Dua dekade hampir terlewati. Meninggalkan banyak momen monoton tidak patut untuk dipertahankan, seharusnya.
Salam dari Xi LuHan Almeera Eleanor yang hampir mencapai kepala dua namun masih bangga menyimpan rapih gelar pemberian cuma-cuma dari orang-orang sekitar, tentang dirinya sebagai pribadi yang tidak pernah tepat waktu.Sebenarnya bukan kebanggaan. Dia pernah mengakui di depan sahabatnya Fioletta Soo Leanore DO.
Soo yang justru menanggapi dengan tawa lepas selama 30 detik. Persetan, siapa peduli dan LuHan benar-benar menyesal telah berbagi cerita pada Soo.
Hari demi hari telah dicoba, sebisa mungkin LuHan ingin datang tepat waktu saat memiliki janji tapi inginnya harus tertelan bulat-bulat karena dia selalu gagal. Alasannya, jika bukan karena kantuk mendominasi diri maka malas adalah opsi kedua. Perjanjian merupakan hal terberat dan paling menyialkan dalam hidupnya. Menebas puluhan kepala musuh menggunakan samurai dipanggulan punggung akan jauh lebih masuk akal daripada bertemu seseorang sesuai waktu yang telah ditentukan.
Pintu kastil terbuka lebar. Penjaga memberi salam secara resmi seperti; menggeser tongkat ke samping kiri, membungkukkan badan sebanyak 30 derajat, tameng besi berbentuk bulat di posisi depan perut. LuHan tidak memiliki waktu untuk membalas sekadar melambai tangan riang sama persis seperti biasa, atau juga sekadar melempar senyum simpul untuk mereka. Memang ajaib, di balik sifat pemalasnya, orang asing tidak akan pernah menyangka sejuta sifat ramah tamah juga dimiliki Putri Mahkota tunggal dunia EXOLIXION begitu mengagumkan.
Pintu besar terakhir perjalanannya di pagi ini. Salah satu seorang penjaga mendorong pintu dengan kedua tangan, dan satu penjaga lain mengatakan secara lantang; "Putri Mahkota LuHan telah datang."
Tidak pernah berubah. Semua mata selalu tertuju padanya. Dia adalah sentral. Tetapi tidak, kali ini bukan sebuah kekaguman. Sebab, seluruh pasang mata di ruangan itu sedang menampilkan ekspresi yang berbeda-beda; sinis, mengintai, atau yang paling parah membunuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
EXOLIXION
FantasyDua belas kekuatan harus menyatu demi kemenangan. Atau, perselisihan sama dengan kehancuran.