Dengan sabar Asahi mencoba menanggapi ocehan Jaehyuk yang menjadi lawan bicara nya, dia masih punya hati untuk bersikap baik pada pemuda Yoon itu karena sudah menolong dia ketika ujian matematika.
Benar-benar, semua yang Jaehyuk tulis di buku catatannya tadi keluar semua di soal ulangan harian.
Bahkan Asahi yakin dia akan dapat nilai sempurna hari ini, hanya saja dia malas mengakui jika Jaehyuk memang anak yang pintar.
"Kamu mau langsung pulang?" Asahi hanya mengangguk, terlalu capek untuk sekedar menjawab Ya atau Tidak.
Jaehyuk mengangguk mengerti, "Ya, harusnya aku tau sih kalo kamu ga bakal keluar kemana-mana. Kamu kan anak rumahan." Katanya.
Entah kenapa Asahi merasa tersindir, gini-gini dia tau mana tempat yang bagus untuk dikunjungi apalagi tempat yang makanannya enak dan tidak meskipun dia jarang keluar rumah.
"Lo ngatain gue?" Kesal Asahi yang sekarang menatap Jaehyuk dengan tatapan membunuh.
Tapi bagi Jaehyuk itu sama sekali tidak menakutkan, malah sangat menggemaskan. Jadi makin suka.
"Hm? Nggak kok." Jaehyuk menahan rasa gemasnya dengan memasang tampang bodoh, "Kamu kan emang jarang keluar rumah. Kalo ga diajak Mashiho kamu mana mau, ya 'kan?" Lanjutnya.
Asahi memalingkan wajah nya, tidak ada yang salah dengan perkataan Jaehyuk, hanya saja tanpa alasan yang jelas dia merasa kesal.
Dan lagi, seberapa tahu Jaehyuk tentang dirinya? Kenapa dia bisa tau apa yang Asahi lakukan.
"Asa bareng aku aja yuk." Ajak Jaehyuk tiba-tiba.
"Nggak usah." Jawab Asahi seadanya, masih dengan nada khas-nya yang datar dan wajah yang juga selalu datar.
Mereka berdua sekarang memang sedang duduk di halte bus, hampir satu jam mereka menunggu bus namun tidak kunjung datang.
Sebenarnya yang menunggu hanya Asahi, karena Jaehyuk hanya ingin menemani Asahi saja, sebab dia ke sekolah naik motor.
"Sekarang udah jam dua siang, cuacanya makin panas." Jaehyuk masih terus meyakinkan Asahi.
"Kalo lo mau pulang ya pulang aja, sih." Jawab Asahi cuek dan tetap anteng duduk di halte bus.
Sedangkan Jaehyuk yang tadi berdiri, menghela nafasnya. Dia kembali duduk di samping Asahi, mencoba kembali meyakinkan Asahi.
"Bukan gitu, Kalo bus nya telat kayak tadi pagi gimana? Kamu ga mau kan telat ketemu sama kasur?" Lagi-lagi, Asahi diam tidak menjawab.
"Kamu ga usah sungkan, bensin motorku masih banyak kok." Benar-benar, semangat Jaehyuk untuk meyakinkan Asahi sama sekali tidak gentar.
Akhirnya Asahi bangun dari duduk manisnya membuat Jaehyuk sedikit bingung, sedangkan kebingungan Jaehyuk sendiri membuat Asahi juga merasa bingung.
"Ayo, lo ga mau nganterin gue?".
Senyum Jaehyuk tiba-tiba merekah, digenggamnya tangan Asahi yang mana langsung ditepis si pemilik tangan "Ga usah pegang-pegang, bisa?" Protes Asahi.
Jaehyuk hanya tersenyum kemudian mengangguk, "Iya." Jawabnya yang kemudian memberikan satu helm pada Asahi.
"Lo kok bisa bawa dua helm?" Heran Asahi yang saat ini sedang memakai helm itu ke kepalanya.
Untuk yang kesekian nya dalam sehari, Jaehyuk kembali tersenyum "Buat jaga-jaga kalo semisal Asa mau bareng sama Jae.".
Dan untuk yang kesekian nya dalam sehari, Asahi di buat terdiam dengan perkataan Jaehyuk.
"Sesuka itu kah lo ke gue, Jaehyuk?"
❃.✮:▹♛◃:✮.❃
KAMU SEDANG MEMBACA
Words For Love (JaeSahi)
De Todo"Kalo kita dijodohin aku bersyukur banget." "Kalo nggak?" "Aku ikhlas kok jagain jodoh orang lain." 🦁🤖 ©2024