26 • Home [NC]

4.6K 130 7
                                    

Jake mengantarkan Gaeul pulang ke rumahnya.

Mobil yang dipakai ibunya belum ada di garasi itu artinya ibunya masih bekerja dan tidak ada di rumah.

Jake bersiap turun begitu Gaeul melepas helm.

"Terima kasih tumpangannya" kata Gaeul yang lemas mengingat apa yang baru terjadi.

"Itu saja?" tanya Jake yang memancing Gaeul.

"Apalagi memangnya?"

"Kau tidak mau menjelaskan apa yang terjadi?"

Gaeul terlalu malas dan lelah untuk bicara, "Nanti saja lewat chat"

"Oke"

Jake turun dari motornya dan mengekor Gaeul dari belakang.

Gaeul menoleh.

"Kau mau kemana??"

"Kemana lagi? Bertamu ke rumahmu"

"Tidak ada orang di dalam"

"Memangnya perlu orang untuk bisa bertamu?"

Setelah mengatakan hal itu, Jake melenggang riang mendahului Gaeul.

Sekarang mereka sudah ada di dalam rumah. Ini pertama kalinya bagi Jake berkunjung ke rumah Gaeul, rumah calon ibu barunya.

Jake duduk di ruang tamu seraya melihat-lihat seisi ruangan yang terasa nyaman, berkonsep modern dengan perpaduan warna cream dan broken white.

Gaeul sendiri langsung ke dapur, membuatkan minuman untuk tamu yang tak ia undang. Untuk mengusirnya juga Gaeul merasa tak sopan karena Jake sudah mengantarnya pulang. Tapi kalo melihat situasi yang ada, dimana ibunya belum pulang kerja, mengusir Jake setelah minum sepertinya tidak salah juga.

Sambil membawa dua cangkir teh hijau yang selesai ia seduh beberapa saat lalu Gaeul menuju ruang tamu. Jake meletakkan majalah yang sempat ia baca ketika Gaeul datang.

"Kau membuatkanku teh panas jam 1 siang?" tanya Jake bercanda.

"Kalau tidak mau, pergi dari sini" ancam Gaeul dengan nada datar.

Ia lantas meletakkan nampannya di meja dan duduk di tempat yang jauh dari Jake.

Jake mengamatinya dan terkekeh, "Kau bisa duduk di pangkuanku, kenapa duduk disana?" godanya.

Gaeul memalingkan wajahnya. Berani-beraninya ia menggodanya, di rumahnya sendiri. Ia tak habis pikir pada Jake.

"Jaga sikapmu, ini rumahku bukan rumahmu!" kata Gaeul sambil melipat tangannya dan menatap Jake.

"Rumahmu, rumahku, sebentar lagi akan menjadi rumah kita, kan?"

"Terserah saja, minum tehnya"

Jake mengambil salah satu cangkir dan kembali bercanda, "Kau tidak memasukkan bubuk aneh sehingga aku akan tidak sadar dan tinggal disini kan?".

Gaeul mengepalkan tangannya, menahan emosi sambil tersenyum, "Kalau aku berniat memasukkan sesuatu dalam minumanmu, itu pasti racun!" ucapnya penuh penekanan.

Jake hanya geleng-geleng dan tertawa kecil lalu meminumnya.

Telepon rumah yang berada di samping Jake tiba-tiba berdering. Gaeul berniat mengangkatnya namun Jake lebih cepat.

"Gaeul ini ibu"

Jake pun memberikan telepon pada Gaeul.

"Halo? tumben ibu menelpon dengan telpon rumah"

"Hanya mengecek apa kau sudah ada di rumah"

"Aku sudah di rumah"

"Malam ini ibu tidak bisa pulang karena ada pertemuan penting di Itaewon"

BROTHER [END ✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang