"Apa alasanmu jiena? Katakan apa alasanmu menolak kebahagian keluargamu sendiri jeon jiena?"
Ucapan itu bukan keluar dari ke empat orang dewasa di depannya. Melainkan dari saudara kembarnya jiehoo yang sudah terbakar emosi mendengar dua kalimat yang jiena ucapkan.
Dulu mungkin, jiehoo masih bisa mengerti alasan kenapa jiena menolak pernikahan kedua orang tua mereka. Tapi kini, jiehoo sama sekali tak mengerti apa lagi yang di inginkan jiena saat ayah nya sendiri sudah banyak berkorban untuknya.
Tatapan datar jiena tertuju pada jiehoo. dalam gerakan yang tak begitu cepat, jiena memiringkan kursinya menatap jiehoo yang masih menatapnya tajam.
"Aku bahkan belum selesai bicara, kenapa kau sudah tersulut emosi dan berbicara seolah kau mengenal ku jeon jiehoo?"
"Lalu apa yang harus kau teruskan? Kau pasti akan menolaknya dan membuat keluarga kita tak kembali bersama bukan? Apa kau tidak tau, kalau aku--
"Aku menolak pernikahan eomma dan appa berlangsung dalam waktu yang dekat" jiena menatap sepenuhnya pada jiehoo setelah memotong pembicaraan saudaranya itu.
"Aku merestui hubungan eomma dan juga appa. Tapi kumohon, berikan aku waktu untuk aku terbiasa hidup dengan ayah kandungku" lanjutnya.
Tatapan jiehoo melemah mendengar perkataan jiena. Ia terlalu terbawa emosi, hingga mengatakan perkataan yang pasti membuat hati jiena tersakiti. Harusnya tadi, ia mendengarkan ibu dan ayahnya saat mencegah dirinya mengatakan hal bodoh itu. Lagi lagi dirinya melakukan hal bodoh itu untuk kedua kalinya
"Jiena-ah, aku...
Jiehoo mencoba untuk meraih jiena, tapi menolak untuk di dekati jiena menarik tangannya untuk berada di bawah meja
"Kau tak pernah merasakan perasaan yang selama ini ku rasakan. Jadi jangan bersikap seolah kau yang paling benar dan mengerti soal perasaanku jeon jiehoo" jiena ingin cepat cepat beranjak dari tempatnya. Tapi seperti tak mengizinkan, saudara kembarnya itu memancing dirinya dengan pertanyaan bodohnya
"Memangnya apa yang kau rasakan selama ini? Aku tak bisa memahami mu jika kau tak bercerita apapun kepadaku atau kepada eomma dan appa" jieun tersenyum miring mendengar ucapan jiehoo. Rasanya untuk kali ini, ucapan jiehoo benar. Ia memang tak pernah menceritakan apapun yang ia tahu kepada siapapun tak terkecuali ibunya
"Jiehoo hentikan" suara jieun terdengar untuk melerai pertingkaian kedua anaknya
jieun beralih menatap jiena yang masih saja diam tak bergeming apapun.
"jiena maafkan saudaramu. Kau tak perlu menjawab pertanyaan jiehoo sayang"
Jiena tersenyum dalam keterdiamannya. Selama ini, mungkin dirinya selalu mengikuti apa yang sang ibu katakan. Tapi entah kenapa, jiena justru tertantang untuk menjawab apa yang di katakan saudaranya
"Kau seharusnya tau alasan kenapa kita hidup berpisah jiehoo. Kau seharusnya tau alasan, kenapa aku tak begitu menyukai ayahku sendiri dan bahkan tak pernah menganggapnya ada"
"Jiena hentikan" jieun sekali lagi memperigati. Membuat sang putri, menatapnya dengan pandangan yang begitu kosong. Tapi seperti menghiraukan peringatan sang ibu, jiena melanjutkan perkataannya
Dan jieun? Ia tak bisa membiarkan jiena kembali berbicara. Tapi tindakan Jungkook dengan cepat, merengkuh tangan jieun dan memintanya untuk membiarkan putrinya mengatakan perasaannya kali ini
"Sudah ku katakan bukan, jika aku adalah anak yang tak di inginkan dan kau adalah anak yang di inginkan sebenarnya. Kau tau apa sebabnya?" Jiena tersenyum miring masih mengatakan semuanya dengan nada yang terkesan biasa saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember Me? [Jeon Jungkook - Lee Jieun ]
FanfictionHarta adalah segalanya bukan?maka Jungkook akan mendapatkan segalanya dan mempertahankannya dengan cara apapun Memiliki anak tanpa sebuah status pernikahan. Tentu saja mencari wanita yang bisa ia pinjami rahimnya tak bisa ia dapatkan dengan mudah Ta...