03 : one step closer

829 192 55
                                    

Pesan ajakan untuk menemani Taehyung mengerjakan skripsi tanpa sengaja Lisa abaikan begitu saja, jangankan untuk membalas, membaca pesannya saja sudah membuatnya kehilangan oksigen. Tubuhnya lemas dan otaknya mendadak beku, ia tak bisa sekedar mengatakan ya seperti biasanya.

Katakanlah Lisa cupu, namun pesona Kak Taehyung benar-benar membuat Lisa lemah, letih, lesu, tak berdaya. Padahal itu adalah kesempatan besar, Lisa tinggal mengikuti arus tanpa perlu memulai pergerakan yang cukup signifikan. Tapi, apalah daya Lisa sudah terlanjur kehilangan arwahnya sendiri saat membaca pesan terakhir yang dikirimkan Taehyung untuknya.

Sampai saat ini, tepatnya dua hari setelah pulang dari rumah Yeonjun diantar oleh Taehyung, Lisa belum juga membalas pesan godaan tersebut. Kadang ia menyesal saat melihat ponsel dan membuka pesan percakapan keduanya.

Ingin mencoba mengirim pesan lebih dulu, tapi Lisa jadi berkali-kali lipat lebih malu akhir-akhir ini. Jantungnya bahkan berdebar saat memikirkan Taehyung.

Yeonjun
|gue didepan rumah, pamitan ga?

gausah, gue turun bentar|

Lisa mengambil tas selempang dan berjalan keluar kamar, ia sedang bingung saat ini. Dan bercerita pada Yeonjun adalah solusi, pemuda itu selalu tepat sasaran saat memberi saran. Terutama menyangkut perasaan Lisa pada kakaknya sendiri.

Rumah memang sepi hari ini, Mbak Jisa sedang bimbingan, kedua orangtua Lisa sedang pergi jalan-jalan. Bikin iri hati, masa sudah setua itu masih mesra sekali. Tak kasihan dengan anak sendiri yang masih berharap memiliki sang pujaan hati.

Lisa mengunci pintu dan menaruh kunci rumah pada pot bunga dekat pintu masuk. Kemudian, ia berjalan melintasi halaman untuk keluar menemui Yeonjun, menggeser gerbang ketika sampai, dan menutupnya kembali.

"Cewe, ikut abang dangdutan yok!"

Lisa yang baru saja akan menyapa Yeonjun yang duduk diatas skuter matic kesayangannya itu terkejut bukan main, saat kaca helm diangkat ternyata menampilkan visual yang berbeda.

"K-kak Taehyung?! Ngapain disini?"

Pria itu tersenyum penuh hingga menampilkan deretan gigi rapinya "Lho kamu kan yang ngajak pergi"

"Tapi aku ngajaknya Yeonjun, bukan Kakak"

Taehyung menunjukkan ekspresi kecewa yang kentara "Oh, kalo sama Yeonjun mau main, kalo sama Kakak gak mau?"

Lisa gelagapan, jantungnya masih berdetak tak karuan hingga rasanya kakinya tak sanggup lagi menapak. Sekarang Taehyung justru menanyakan pertanyaan yang jelas sekali jawabannya.

"Gak gitu!" Taehyung cukup terkesiap melihat Lisa menjawab dengan nada yang naik satu oktaf, gadis itu juga menghentakan satu kakinya dengan ekspresi wajah lucu setelahnya.

"Terus gimana?" tanyanya dengan ekspresi menggoda yang kentara. Sedangkan Lisa hanya bungkan, terlihat sangat salah tingkah diposisinya "Ya udah, Kakak pulang aja ya kalo Lisa nya gak mau jalan" ujarnya lagi.

"Ya, jangan dong!" cegah gadis itu buru-buru, bahkan kedua tangannya sudah memegang tangan kiri Taehyung, saat sadar ia langsung melepasnya begitu saja. Lisa tidak tahu seberapa merah wajahnya saat ini. "Lisa cuma bingung karena Kak Taehyung yang kesini bukan Yeonjun." cicitnya diakhir kalimat.

"Kakak salah ngambil hp di atas meja makan waktu berangkat bimbingan pagi tadi, kebetulan tipe sama warna hp Kakak sama kaya Yeonjun." jelasnya dengan ekspresi wajah senang, entah mengapa namun Lisa benar-benar sangat menggemaskan dimatanya. Hingga mampu memberikan rasa antusias pada dirinya.

"Terus Kakak lihat notif masuk di hp Yeonjun, eh ternyata kamu yang chat ngajak keluar. Padahal dua hari lalu kamu gak bales chat pas Kakak minta ditemenin ngerjain skripsi"

God, i love him!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang