Memilih

2.9K 150 8
                                    


Sesuai waktu yang ditentukan oleh Adnan, pada pukul 19.00 Adnan datang menjemput Thea, sesampainya di rumah Thea, Adnan masih harus menunggu Thea bersiap-siap. Ini adalah hal yang membosankan bagi Adnan tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa, dia hanya bisa menunggu.

“Ayo” Thea keluar dari kamarnya dan menghampiri Adnan.
Adnan bangkit dari duduknya dan melangkah keluar dari rumah Thea.

“Apa kamu sudah memikirkan bagaimana desain gaun yang kamu inginkan?” Tanya Adnan.

Thea menggelengkan, dia benar-benar tidak tahu, ini kali pertamanya jadi dia tidak tahu harus melakukan apa.

Adnan hanya menghela nafas, bisa dipastikan kegiatannya kali ini akan memakan waktu lebih lama.

Sesampainya di tempat yang mereka tuju, Adnan dan Thea turun daari mobil dan memasuki sebuah butik ternama yang di rekomedasikan oleh mama Adnan.

“Selamat malam bapak dan ibu, ada yang bisa dibantu?” sapa seorang wanita yang bekerja di tempat itu.

"Saya Adnan Mahesa Wijaya.”
Mendengar nama itu wanita tersebut langsung mempersilahkan Adnan dan Thea masuk lalu mengantarkan mereka kesebuah ruangan khusus. “Silahkan duduk, dan tunggu sebentar ya” ucap wanita tersebut.

Thea sangat bingung. “Apa butik ini milik Adnan juga?” Batin Thea karena hamper semua tempat akan memberikan perlakuan khusus jika Adnan menyebutkan namanya. Keren juga.

Tidak lama berselang seorang wanita dengan pakaian casual masuk keruangan tersbeut, berbeda dengan yang tadi menyambut Adnan dan Thea.
“Maaf jika saya membuat Tuan Adnan menunggu terlalu lama” Ucap wanita itu. “Perkenalkan nama saya Irene saya seorang designer dan kebetulan saya juga owner butik ini, ini adalah suatu kehormatan bagi saya” Lanjut Irene.
Adnan hanya tersenyum tipis, sedangkan Thea masih bingung, dia tidak tahu harus melakukan apa, karena ini adalah kali pertamanya menyiapkan gaun pernikahan.

Irene lalu dengan tanggap, mengeluarkan bebera[pa katalog berisikan model-model gaun pernikahan yang sekiranya akan disukai oleh Thea.

“Silahkan Nona” Irene menyodorkan katalog itu, dan diterima oleh Thea.
Thea sibuk membolak-balik katalog tersebut, dia sangat bingung karena baginya semua yang ada di katalog ini semuanya bagus sekali. Dia ingin memakai semuanya, jika bisa.

“Adnan bantu aku memilih” Thea berbisik lembut ditelinga Adnan.

“Pilih saja yang kamu suka”

Thea memajukan bibirnya, dia sudah menebak reaksi Adnan, menyebalkan.
Setelah satu jam Thea menentukan dua gaun pilihannya, dibantu dengan saran-saran dari Irene, dia snagat yakin gaunnya adalah pilihan yang terbaik. Gaun berwarna putih dengan ornament berlian kecil menambah kesan mewah dan elegan. Dan Gaun berwarna biru gelap yang cantik dan sexy akan membuat sisi kecantikan Thea akan terpancar.  Adnan tersenyum mellihat Thea memutuskan gaun apa yang dia mau. Thea sangat menggemaskan di mata Adnan.

#Ilustrasi Picture.

#Ilustrasi Picture

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

   Setelah selesai memilih desain Adnan dan Thea meninggalkan tempat tersebut, Thea sangat senang sekali dia tidak pernah menyangka pernikahannya akan semewah ini dan dia lebih tidak menyangka bahwa jodohnya ternyata laki-laki seperti Adnan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


  
Setelah selesai memilih desain Adnan dan Thea meninggalkan tempat tersebut, Thea sangat senang sekali dia tidak pernah menyangka pernikahannya akan semewah ini dan dia lebih tidak menyangka bahwa jodohnya ternyata laki-laki seperti Adnan. Setelah memasuki mobil Thea memandang kearah Adnan, Adnan menyadari hal itu.

“Ada apa?”

“Terima kasih” mata Thea mulai berkaca-kaca, dia merasa sangat bahagia, hidupnya terasa sempurna.

“Apa kamu merasa sedih?” Adnan terlihat khawatir, dia bingung mengapa Thea seperti ingin menangis apa dia tidak menyukai semua ini?.

“Tidak, aku merasa sangat bahagia, aku merasa wanita paling beruntung di dunia ini Adnan!” Thea meneteskan air matanya.

“Oh”

“Oh?” Thea menghapus air mata disudut matanya, reaksi adnan sungguh membuatnya terkejut, Thea berpikir Adnan akan memeluknya dan dia bisa menangis di pundak Adnan.

“Ada apa?” Adnan masih focus menyetir. Dia merasa tidak melakukan apa apa, toh Thea tidak sedih, dia bahagia.

“Kamu harusnya memelukku Adnan!” Thea meninggikan suaranya, dia tidak habis piker sebnetar lagi mereka akan menikah, namun Adnan tetap saja menjadi manusia yang paling menyebalkan. Menjalin hubungan dnegan Adnan rasanya seperti menaiki wahana roller coaster  ada saat dimana Thea merasa snagat disayangi, ada saatnya pula Thea merasa Adnan tidak peduli terhadapnya, sika[p Adnan sungguh tidak bisa ditebak, namun satu yang Thea yakini bahwa Adnan tidak akan mengecewakannya.

“Aku akan memelukmu di kamarku” balas Adnan dengan santai.

Thea membulatkan matanya, dia sangat heran mengapa Adnan bisa sangat mesum seperti ini, Adnan selalu membuatnya malu. Thea tidak ingin membhas hal mesum seperti ini, dia pun mengalihkan pembicaraan.” Apa kamu akan mengundang Arga?”

“Untuk apa?” Nada suara Adnan mulai berubah, mendengar nama Arga membuat Adna berada di titik emosionalnya.

“Dia kan temanmu, dan juga kalian memiliki kerjasama” Thea mencoba menyadrkan Adnan, barang kali Adnan lupa jika dia dan Arga adalah teman sekaligus rekan bisnis.

“Ck, Ya akan aku undang dia” Adnan menjawab dengan terpaksa, mengundnag Arga adalah hal paling tidak dia suka.” Tapi, aku tidak mau berfoto bersama dia” sambung Adnan.

Thea memasang wajah heran. “Adnan, dia juga tidak mungkin mau berfoto denganmu, tidak perlu khawatir”.
“Aku hanya mengingatkanmu” balas Adnan, Thea hanya mengangguk.

“Oh iya, aku baru ingat Arga sudah menikah pasti nanti dia membawa istrinya, hanya Nata saja yang masih single” ucap Thea, mengingat Nata selalu membantu setiap acara teman temannya yang sedikit tidak normal ini, apa mungkin Nata melupakan dirinya sendiri? Nata yang malang.

“Arga tidak mungkin membawa istrinya”
Ucapan Adnan memngundnag rasa penasaran Thea. “Maksudnya?”
Adnan tersadar, hampir saja dia mengatakan semua kepada Thea untung saja dia tersadar. “ Ah, itu hmm aku dengar dari Nata istri Arga tengah mengandung”.

“Wow, Arga akan jadi seorang ayah, pasti sangat membahagiakan, bagaimana jika anak kita nanti kita jodohkan dengan anaknya Arga, pasti menyenangkan” Thea tersenyum membayangkan masa depan anaknya yang sangat cerah, memang merencanakan masa depan anak itu sangat penting. 

Adnan membulatkan matanya dia menolak mentah mentah keinginan konyol Thea. “Tidak akan!”.

Thea tertawa, dia merasa gemas melihat reaksi Adnan, sudah berusia 29 tahun tapi tetap saja bertingkah seperti anak smp yang bermusuhan dengan temannya. 

My Annoying Lecturer ( SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang