Bagian sepuluh

72.2K 4.8K 462
                                    

Halo!!!!

SEBELUM MEMBACA SILAHKAN VOTE TERLEBIH DAHULU!!!!
.
.
.
.
.
Happy reading❤

•••••

Cahaya matahari yang menyinari bumi selalu menjadi hal yang sangat dinanti-nantikan oleh semua orang. Karena lewat cahayanya-lah mereka bisa memulai aktivitasnya.

Begitu juga yang sedang dilakukan oleh keluarga Ocean. Pagi ini, mereka tengah duduk di meja makan guna melaksanakan sarapan pagi untuk memulai hari yang penuh dengan kejutan. Sang kepala keluarga sedang duduk di kursi besar yang memang seharusnya dia duduki. Dia adalah Atala Ellard Ocean yang tetap terlihat gagah saat usianya telah menginjak kepala 4. Bahkan ketampanan dan aura kepemimpinannya semakin terlihat di usianya yang matang.

Ellard tak memperdulikan kopi dan roti yang tersaji di depannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ellard tak memperdulikan kopi dan roti yang tersaji di depannya. Melainkan dia fokus menatap interaksi putranya dan seorang gadis malang yang harus terperangkap di dalam kekangan Lucius. Dia melihat Lucius tengah menyuapkan potongan pancake kepada gadisnya. Sangat terlihat bahwa gadis itu sedikit tertekan oleh sikap otoriter dan dominan Lucius.

Berulang kali Ellard sudah memperingati Lucius untuk tidak terlalu mengekang Ruby. Akan tetapi, Lucius tak pernah mau mendengarkan peringatannya. Dia merasa sedikit iba kepada Ruby karena saat melihat sifat Ruby yang begitu patuh kepada Lucius, membuatnya teringat dengan kenangannya bersama sang istri tercinta. Ella-nya yang menggemaskan, Ellard benar-benar merindukannya.

"Udah kak Lu, Ruby udah kenyang."

"Sekali lagi, tinggal satu potong." Bujuk Lucius lembut sembari menyodorkan garpu yang berisi potongan pancake.

Dengan berat hati, Ruby kembali membuka mulutnya untuk menelan pancake itu. Perutnya terasa akan meledak karena kekenyangan. Lucius selalu seperti ini, menyuapinya makan dengan porsi yang terbilang cukup banyak.

Lucius tersenyum puas, dia mengusap pipi gembul gadisnya sekilas. "Good girl." Pujinya lalu menyodorkan segelas susu coklat pada Ruby.

Ruby menerima gelas itu. Kemudian, dia menegak segelas susu hangat kesukaannya.

Setelah memastikan gadisnya makan dengan baik, Lucius pun memulai sarapan paginya.

Semua interaksi Lucius dan Ruby tak luput dari perhatian Ellard. Dia cukup salut kepada putranya, karena Lucius selalu memprioritaskan Ruby diatas segalanya. Sama persis seperti dirinya dulu. Itu adalah salah satu sifat Lucius yang tak pernah Ellard permasalahkan.

Sebenarnya semua hal yang Lucius lakukan kepada Ruby, semata-mata hanya untuk melindungi miliknya. Tapi meksipun begitu, Ellard tidak ingin membuat Ruby terus-menerus merasa terkekang akan sikap Lucius. Dia tidak ingin Ruby tak nyaman sehingga membuatnya berpikir untuk pergi dari hidup Lucius. Karena kalau sampai hal itu terjadi, tidak bisa Ellard bayangkan seberapa hancur dan murkanya Lucius.

LUCIUS OCEAN [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang