4.

2.2K 179 11
                                    

Pagi ini Kael dipusingkan dengan rengekan adiknya yang memaksa untuk berangkat bersama. Tentu saja Kael menolak karena dia agak merasa risih berdekatan dengan perempuan. Apalagi Natta ini adik Kael bukan Gael, jadi ia tak terbiasa. "Ayo dong bang, gue bareng lo yah? Harus iya sih ngga boleh ngga." Paksa Natta dengan nada tak terbantahkan.

"Ngga." Tolak Kael malas, ia ingin menghindari konflik bersama tokoh-tokoh di novel ini, karena ia sangat malas untuk terlibat dengan alur yang rumit dari percintaan anak SMA. Namun bersama satu tokoh saja tidak masalah kan? Lagian ia berhutang budi pada sang pemilik tubuh, jika bukan karenanya ia mungkin tak bisa merasakan hidup lagi, walaupun hidupnya monoton ia juga mencintai hidupnya.

Natta menghentakkan kakinya kesal, ia berjalan kembali masuk, membanting tasnya kelantai. "Mau kemana?" Tanya Kael namun tak mendapat respon dari sang empu.

Kael menghela nafasnya pelan, ia mengambil tas Natta dan berjalan menyusul Natta. Kael masuk ke dalam kamar Natta, dan terlihat Natta yang tengkurap menenggelamkan wajahnya dibantal. "Ayo." Ajak Kael namun tak mendapatkan respon.

Kael mendekat, ia menggoncang tubuh Natta pelan. "Jangan manja." Ucap Kael datar, menurutnya sifat adiknya ini sangat kekanak-kanakan.

Natta menepis tangan Kael yang berada dipundaknya. "Yaudah pergi aja sana!" Ketus Natta dengan suara yang terendam bantal.

Kael meletakkan tas Natta di samping gadis itu, menuruti kemauan adiknya, Kael segera pergi dari kamar gadis itu untuk berangkat ke sekolah.

Suara pintu yang tertutup membuat Natta mendumel kesal. "DASAR ABANG NGGA PEKA." Teriak Natta kesal, ia memukuli bantalnya menyalurkan kekesalannya. Natta mengangkat wajahnya, ia mengusap kasar air matanya, ya dia tadi menangis, ia sedih karena selalu mendapat penolakan dari abangnya itu, namun tiga hari terakhir ini abangnya sedikit meresponnya tak seperti dulu yang benar-benar mengacuhkannya.

Natta menyambar tasnya cepat dan beranjak dari kasur, namun saat akan keluar dari kamarnya Natta melotot karena abangnya masih berada di dalam kamarnya. "Apa?" Tanya Kael bersedekap dada.

Natta membuang muka, ia masih kesal dengan abangnya itu. "Ayo." Ajak Kael yang diabaikan adiknya.

Natta berjalan melewati Kael begitu saja, Kael mendengus melihatnya. Lihatlah bocah manja itu dengan tidak tau dirinya meninggalkannya disaat tadinya bocah itu yang memaksa berangkat bersama.

Kael berjalan menyesuaikan langkah kaki Natta, menatap adiknya yang ternyata sangat pendek. "Ngapain lo ngikutin gue?" Ketus Natta menghentikan langkahnya.

Kael mengangkat sebelah alisnya, jelas tujuan mereka sekarang sama kan? Pintu keluarnya hanya satu. "Berangkat bareng." Jawab Kael malas.

Natta mendelik sinis, menatap Kael dengan sorot kekesalan. "Ngga usah, gue bisa berangkat sendiri." Sewotnya.

Kael mendengus, dia menyugar rambutnya menahan kesal. Kalau diturutin dirinya akan dibilang tidak peka dan dianggap sebagai abang yang buruk, kalau tidak diturutin, adiknya ini terus menolak, ia serba salah disini.

Pada akhirnya Kael langsung mengangkat Natta membuat Natta terkejut. "TURUNIN GUE, GUE NGGA MAU SAMA LO! LO JAHAT, ASU." Pekik Natta kesal, apalagi ketika Kael dengan entengnya menghempaskan tubuhnya didalam mobil.

"Sakit bego." Kesal Natta memukul brutal lengan Kael yang baru masuk ke dalam mobil.

"DIEM BISA NGGA SIH LO?" Bentak Kael terlanjur kesal.

Natta menatap Kael penuh dendam, dengan sekuat tenaga ia menonjok rahang Kael membuat Kael sedikit meringis. "Lo!" Kesal Kael dengan dada naik turun.

"Salah sendiri bentak-bentak gue, buruan jalan atau gue tonjok muka lo." Sebal Natta, ia hari ini memang sedang datang bulan maka ia melampiaskan emosinya pada Kael, kalau saja tidak datang bulan mana berani dia dengan Kael.

ShakaelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang