Sebelumnya mau ngucapin minal aidzin walfaidzin , mohon maaf lahir dan batin ya bagi kalian yang ngerayain hari nan fitri ini ,
Nah kali ini udah lama ya wkwkwk,Oke dah langsung aja, tapi ngomong2 blom lupa kan yang kemaren, hihi siap2 ya
Cekidottt
.
.
.
Pagi yang dingin dan mentari yang seperti enggan menghangatkan bumi, malu - malu bersembunyi di balik awan yang redup , memikul beban berat sang hujan.
Mata lentik itu terbangun , dengan wajah sembab dan sisa air mata yang mengering. Tampak sedikit kacau air mukanya saat sadar dari tidurnya .
Haneul memijat keningnya yang pusing, semalam ingat betul ia menangis meraung , meratapi kepergian jeno yang mendadak , mungkin ia tertidur karena terlalu lelah menangis semalam.
Masih terngiang di kepalanya, ucapan sang purta mahkota, dan membuat bulir air mata itu tak kuasa menetes kembali. Entah sejak kapan rasanya muncul, dan memgapa ketika itu terungkap ke permukaan, di sambut oleh sang terkasih, di sambut pula kisah cinta mereka dengan sebuah perpisahan. Entah bolehkah Haneul berharap, memegang kata2 pemuda itu bahwa ia akan kembali bertemu, rasanya sesak nya menyeruak hingga sulit rasanya ia bernafas.
Hadirnya jeno di hari2nya yang sepi, menghantarkan warna tersendiri yang tercipta , di tambah rasa yang hadir, seperti hujan penghantar pelangi , yang menciptakan deretan warna indah di kehidupan sang rubah.
" Dewa, maafkan aku yang telah lancang ini, hukum aku jika kau mau, aku pasrah, tapi jangan hilangkan rasaku padanya, ini sakit, tapi keajaiban pertama dan satu2 nya yang pernah aku miliki" Haneul menyadari ini sebuah kesalahan, ia telah melanggar sebuah aturan sakral dalam dunianya. Tapi rasa cinta nya pada jeno seperti air di padang gurun, tak mungkin ia lupakan begitu saja.
" Aku tahu dewa, ini sedikit egois... tapi ijinkanlah aku yang terkutuk ini mempunyai nasib"
Haneul sudah tak kuasa menahannya, ia menangis kembali meratapi kesunyian yang tercipta kembali, setelah hadirnya seseorang dan dunia merebutnya kembali.
Tiba- Tiba sebuah awan muncul di hadapanya, seperti sudah tau apa yang akan datang, haneul bergegas bangkit dan merapikan sedikit penampilanya, dia bersimpuh terduduk di tanah, menyambut seseorang yang selama ini ia sebut 'Ayah'
" Anaku...., kau tahu maksud kedatanganku bukan?" Tiba2 seorang lelaki tua datang dari balik gumpalan awan,
" Aku tahu ayahanda, maafkan aku... hiks... hiks" haneul tertunduk menangis memohon maaf pada sang 'ayah'
" Aku tahu,, aku tahu cepat atau lambat, jiwamu yang menyerupai manusia itu, akan membuat kendalinya tersendiri" ( maksud jiwanya ini adalah hati, akal fikiran dan nafsu , gitu dah)
" Namun aku tidak akan sepenuhnya menyalahkanmu, terlepas dari itu, kau pun tahu apa konsekuensi nya bukan, aku hanya akan bertanya satu hal padamu , dan aku harap, dirimu jawab dengan keyakinan yang kuat, pikirkan itu, dan jika kau sudah yakin , katakan padaku" sang 'ayah' berujar tegas nan bijak
" Baik.. Ayahanda"
Jawab haneul mantap,Ia tahu, ini akan ada bayaran yang setimpal, dengan dosa yang telah ia perbuat , ya dosa mencintai makhluk bernama manusia.
" Baiklah.....Anaku....
.
.
.
Stopppppppp
😁 segini dulu , aku hold ya, mau denger suaranya dulu dong, jangan luba like koment and follow ya hihih....
Di tunggu ya, part selanjutnya, kira2 , apa ya pertanyaanya??? Trus nasib ujang jeno begimana?? Hmmm 🤔
Oke dah, sampe ketemu 2 hari lagi 👋
Kaborrrrrr.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATE
FanfictionCerita one shoot , two shoot dan shoot shoot lainya ya... *cerita ini hanya fiksi belaka, jangan mengaitkan hal hal yang berada di dalam cerita ini ke dunia nyata, saya hanya meminjam nama dan tidak lebih, untuk cerita saya buat sendiri ya, tidak u...