Samudra dan Adimas sekarang sedang duduk di sebuah cafe. Mereka sedang berbincang-bincang kecil, seperti biasa. Tapi ada satu hal yang mungkin akan mengubah suasana 180°.
"Dim, lo mau bantu gue nggak?" tanya Samudra sedikit ragu.
Adimas pun terkekeh, "lo pake nanya lagi. Apasih yang gue gak bantu buat lo."
"Lo mau gue bantuin apa?"
"Lo bisa bantuin gue deket sama Anna nggak?" ucap Samudra yang sontak sangat mengejutkan Adimas.
"A-apa? D-deketin lo s-sama Anna?" tanya Adimas gagap karena dia sangat terkejut akan apa yang diucapkan Samudra, pasalnya dia...
Samudra tersenyum, "iya, lo mau kan?" tanyanya penuh harapan.
"Iya. Gue mau." jawab Adimas seraya tersenyum, yang mungkin bisa disebut senyum palsu, karena dilubuk hatinya yang paling dalam dia merasa sesuatu yang menyakitkan.
"Thanks, ya, Dim." Samudra memerkahkan senyumannya.
'Sorry Dim, gue tau gue jahat. Tapi untuk kali ini gue mau egois. Sorry.' batin Samudra.
Samudra sedang berjalan di lorong sekolah, dia berniat menghampiri Anna untuk mengajak ke kantin. Jika kalian bertanya mengapa dia tidak mengajak Adimas, jawabannya karena Adimas dia akan ada rapat OSIS saat istirahat ini.
Saat sedang santainya berjalan Samudra terhenti, karena ada sesuatu yang membuatnya untuk berhenti. Dia melihat Anna dan Adimas sedang berbicara tak jauh darinya. Tetapi Samudra tak sempat mendengar percakapan mereka, karena Anna pergi setelahnya. Samudra hanya mendengar kata terakhir yang diucapkan oleh Adimas.
"Kayaknya nanti kesempatan yang bagus buat gue ngungkapin perasaan gue yang sebenarnya." ucap Adimas, lalu pergi dengan senyum cerah menuju ruang OSIS.
Sedangkan Samudra yang mendengar itu sontak mematung. "Sorry, Dim. Kali ini gue nggak bisa ngalah." ucapnya tersenyum getir.
"Oh, ya. Lo suka Anna dari kapan?" tanya Adimas.
"Gue suka dia dari beberapa minggu lalu."
"Karena ini pertama kalinya gue ngerasain yang namanya jatuh cinta, jadi gue minta bantuan sama lo, sohib gue." ucap Samudra seraya tersenyum dan dibalas anggukan dan senyuman oleh Adimas.
Setelah menghabiskan waktu bersama seperti biasa, akhirnya merekapun pulang ke rumah masing-masing.
Sedangkan disisi lain, Anna mendengus kala mendapat pesan dari seseorang.
"Kok dia tiba-tiba gak mau ya, padahal perasaan gue tadi disekolah dia excited banget. Huh tau ah." Anna meletakkan handphone nya dan menatap langit-langit kamarnya. Lalu tak lama ada notifikasi dari seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Samudra || LEE TAEYONG ||
Teen FictionMencintai seseorang bukan berarti kita akan berakhir bersamanyakan? Itulah yang dirasakan Samudra dan Reanna.