Pada akhirnya Samudra kalah telak oleh kedua gadis itu, terlebih Jingga. Ia sangat ingin memboyong Samudra masuk menemui orang tuanya. Terlebih saat masuk Jingga memperkenalkan Samudra sebagai adik iparnya yang tentu saja membuat sang Ayah dan Anna terkejut.
Dan kini posisi Samudra sedang menemani ayah Anna menonton sebuah pertandingan sepak bola, antara Persib dan Persija. Mereka sama-sama mendukung tim Persib, karena Samudra dari Bandung, dan walaupun tinggal di Jakarta, ayah Anna lahir di Kota Kembang ini.
Sedangkan Anna, setelah dia membersihkan dirinya, dia menuju ke dapur untuk membantu sang ibu.
"Kakak mana, Na?" tanya sang ibu yang sedang memotong-motong bahan makanan.
Anna yang sedang mencuci sayuran berhenti sejenak, dan menoleh pada sang ibu. "Katanya kakak mau ngelanjutin tugasnya sebentar, Mah." dan diangguki oleh sang ibunda.
Dan hingga akhirnya Jingga pun turun dan menghampiri ibu dan adiknya itu.
"Ada yang bisa dibanting?" ucap Jingga yang baru saja datang.
"Sini lo aja yang gue banting." ucap Anna sewot.
"Eyy, adek. Sewot amat." ucap Jingga terkekeh.
"Lagian udah mau selesai kali."
"Ya udah kalo gitu, gue mau ke adek ipar dulu." ucap Jingga lalu pergi menuju ruang tengah
"Punya kakak nggak jelas banget." gerutu Anna.
Beberapa menit berlalu, dan hidangan untuk makan malam pun sudah jadi. Mereka berkumpul di meja makan, Anna dan sang ibu menghidangkan makan malam tersebut.
Setelahnya Anna duduk di samping Samudra yang sudah duduk sejak tadi didekat sang ayah.
"Ayo dimakan!" ucap ayah Anna sambil tersenyum.
Mereka pun memakan makanannya dengan tenang dan sesekali mengobrol santai. Hingga akhirnya santap malam sudah selesai, Anna dan Jingga membereskan semuanya, dan Samudra mengobral kecil dengan kedua orangtuanya.
Dan mereka pun berkumpul semua berbincang-bincang hangat, sesekali ada pertengkaran antara Jingga dan Anna.
Samudra melirik jam dinding yang ada di sana, jam sudah menunjukkan pukul 20.00.
"Om, Tante. Saya pamit pulang dulu ya, ini udah malem." pamit Samudra mencium kedua tangan orang tua Anna.
"Iya, hati-hati ya, Nak." ucap ibu Anna seraya mengelus puncak kepala Samudra.
Setelahnya Anna pun mengantar Samudra menuju ke depan rumah.
"Gue pulang dulu, ya." pamit Samudra seraya mengelus puncak kepala Anna.
"Iya, hati-hati ya."
"Jangan kangen, besok kita ketemu lagi." ucap Samudra lalu menjalankan motor Sport nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Samudra || LEE TAEYONG ||
Teen FictionMencintai seseorang bukan berarti kita akan berakhir bersamanyakan? Itulah yang dirasakan Samudra dan Reanna.