Keesokan harinya.
Keenan mengambil ponsel yang sedari tadi berdering menganggu kegiatan sarapannya. Sang ibu yang sedang menyiapkan air minum untuknya hanya tersenyum maklum.
Babas calling...
"Bun. Nanda angkat telpon dulu, kayanya penting." Izin Keenan, karena ia tau bundanya sangat tidak suka kegiatan lain di meja makan.
"Kalau udah beres, langsung lanjutin makannya. Bunda mau siap-siap." Keenan mengangguk tanda mengerti.
"Halo Kee?"
"Hm? Napa Bas?" Keenan memutuskan untuk melanjutkan sarapannya sambil berbincang, mumpung bunda nya tidak ada disana.
"Gue dapet info, katanya besok yang nyeleksi bakalan langsung sama member inti Artista."
Ukhuk!
Keenan langsung meletakan ponsel nya dan menepuk dadanya kencang, tangannya meraih segelas air dekat piring kemudian meminumnya cepat.
"Nanda are you okey??"
Keenan menghembuskan nafas kasar dan menyeka air mata yang mengalir tanpa disadari akibat tersedak tadi. Ia melihat ke arah lantai atas, kemudian membalas teriakan bunda nya disana.
"Nanda ga papa bun!"
Setelah itu ia mengambil ponselnya yang sedari tadi masih tersambung dengan Adnan.
"Lo kga papa Kee?"
"Iya. Lo tau info dari mana si?"
"Kuping gue kan dimana-mana Kee. Gua saranin lo bawa stick drum dari rumah, dari pada ntar lo kebagian stick yang dah hampir patah."
Keenan mengangguk paham, meski ia tau Adnan tidak bisa melihatnya.
"Ya udah kalau gitu gua tutup dulu. Ntar di sekolah gua tunggu di kantin yak"
"Hah? Ngapain, males gue pasti penuh."
Keenan sangat tau suasana kantin di pagi hari. Para murid di sekolahnya pasti banyak yang sarapan disana. Dari semua tempat di sekolahnya, Keenan paling enggan menginjakan kaki disana. Penuh, dan ia tak suka.
"Hari ini aja please.. bayaran buat semua info yang gue kasih dah"
Suara Adnan terdengar memelas disebrang sana.
"Mau ngapain sih?"
"Nanti gue kasih tau, sekalian sarapan. Ibu ga masak soalnya"
"Ya udah gue tungguin di parkiran, bareng kedalemnya. Gue males kalau harus nyari lo dulu"
"Sippp.. gue tutup dulu. bye!"
"Hmm.."
Keenan meletakan ponsel diatas meja kemudian meminum airnya hingga tandas. Ia dengan cepat membereskan piring kotor di atas meja dan menutup sisa makanan yang belum habis.
Ia dengan tergesa berlari menuju lantai dua untuk mengambil peralatan yang ia butuhkan untuk seleksi nanti. Setelah memastikan tidak ada barang yang tertinggal, Keenan berjalan tergesa menuju kamar sang bunda.
Mengetuk pintu kamar dua kali, Keenan berseru.
"Bun! Nanda pergi duluan ya."Tanpa menunggu balasan dari ibunya dari dalam, ia langsung berlari menuruni tangga menuju garasi rumah. Mengeluarkan sepeda motor nya kemudian langsung melaju ke sekolah.
___________
"KEE!!"
Keenan langsung menoleh ke arah teriakan yang memanggil namanya. Tentu saja itu Adnan, memang siapa lagi yang suka meneriaki namanya tanpa rasa malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rhythm - Taekook
FanfictionAlunan irama musik yang dimainkan seseorang di ruangan itu, membuat Keenan Nandana merasa tertarik hingga tak ingin ia lewatkan begitu saja. Belum sempat ia membuka pintu ruangan, sebuah suara mengintrupsi kegiatannya. "Tertarik untuk bergabung?" _...