Prolog

764 101 28
                                    

BEHIND THE MASK

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BEHIND THE MASK

Genre: BL, Romance, yaoi.
Tag: police, kidnap, rape, human trafficking.

Disclaimer: cerita ini hanya fiktif belaka, nama, tempat, dan kejadian di dalamnya hanya karangan penulis. Tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata atas nama tokoh yang namanya digunakan sebagai pemeran di cerita. Bijak dalam membaca fanfic.

****

Zhan kecil menjadi korban penculikan dari sindikat penjualan anak dan nyaris menjadi korban prostitusi di bawah umur.

Trauma itu sepertinya masih melekat,  menggunakan masker ke mana pun dia pergi hingga tak banyak yang tahu bagaimana rupa pemuda itu sekarang.

Sepuluh tahun berlalu, Zhan berpikir hidupnya membaik, tetapi kasus prostitusi anak yang melibatkan orang-orang penting itu dibuka kembali oleh seorang polisi muda, Wang Yibo.

Hidup Zhan kembali terancam, teror yang selama ini dia takutkan menjadi nyata. Penculik itu datang kembali, untuk mengambil miliknya.

Bagaimana Zhan melewati itu semua? Dan apakah polisi muda itu menepati janjinya untuk menjaga Zhan?

.
.
.

Jalan utama Guang Dong, Distrik Merah, Guang Zhou.

Lampu jalan terlihat redup, kendaraan-kendaraan mewah tampak terparkir di sepanjang jalan, beberapa tampak berjalan lambat. Pejalan kaki pun terlihat menoleh ke kanan dan kiri, memperhatikan dan memilah dengan saksama tempat mana yang akan mereka masuki.

"Silakan mampir Tuan! Ada tambahan diskon spesial untuk hari ini." Wanita muda melambaikan tangannya sembari tersenyum manis.

Di sekitarnya bangunan-bangunan yang di dominasi pertokoan itu berjajar rapi, lampu warna-warni juga cat yang mencolok menjadi daya tarik sendiri di kawasan tersebut.

Layaknya surga dunia, kecantikan  itu menghiasi sepanjang jalan di kawasan distrik merah pesisir timur Tiongkok itu. Berpose para wanita dan pria cantik layaknya manekin yang sengaja dipajang sang pemilik rumah bordir untuk menarik minat dan perhatian calon customer yang datang. Mereka sengaja berpakaian seronok memperlihatkan belahan dada dan perpotongan rok yang tinggi. Tak lupa make up tebal menghiasi wajah layaknya topeng.

Di antara bangunan-bangunan tersebut, ada satu tempat yang begitu terkenal akan kecantikan para pekerjanya. Menjadi target para lelaki hidung belang untuk menghabiskan malam. Namun, tak sembarangan orang bisa memasukinya. Diamond House, tempat di mana hanya orang-orang yang memiliki uang dan kuasa yang dapat memasukinya.

Sebenarnya, kawasan merah ini sudah beberapa kali direncanakan akan digusur oleh pemerintah. Namun, hingga saat ini masih berdiri kokoh dan angkuhnya, seolah sengaja menantang kemunafikan manusia.

Mereka yang menghujat di siang hari, berbicara tentang moralitas manusia, di malam hari nyatanya ikut mencicipi, bahkan yang lebih menjijikan lagi, mereka adalah pedofil---predator anak-anak---selalu meminta yang masih muda dan tersegel. Bukan hanya gadis-gadis belia saja, kini zaman bahkan semakin gila.

Lelaki muda dan anak di bawah umur menjadi target utama para konglomerat kelas atas. Sekelompok manusia tak bermoral yang rela merogoh kocek dalam demi kepuasan binatang.

. . . .

Di tengah hingar bingar kehidupan malam, di salah satu ruangan yang jauh dari keramaian, di Diamond House, seorang anak kecil menangis dalam bungkaman. Pipinya yang chubby telah dihiasi aliran air mata yang sejak dia datang tak berhenti. Kulitnya putih bersih dengan mata bulat bercahaya.

Kedua tangan terikat, mulut tersumpal. Dia adalah korban penculikan yang di bawa ke tempat itu. Usianya baru 8 tahun saat kejadian itu berlangsung. Seorang bocah yang tidak pernah tahu jika dirinya telah menjadi incaran sejak lama.

Dua orang lelaki bertubuh kurus dan tampak tak terawat di hadapannya itu tertawa bahagia saat melihat dengan jelas hasil buruannya yang benar-benar berharga mahal itu.

Seorang lelaki menggunakan topeng yang menawar paling tinggi, bahkan rumornya dia adalah orang me-request secara khusus bocah yang saat ini berada di tangan kedua orang itu.

"Aku tak menyangka banyak orang kaya gila yang berani menawar dengan harga tinggi."

"Ini bukan sembarang barang, lihat tubuhnya yang mulus tanpa cacat, juga wajahnya yang sangat cantik."

"Jangan lupakan satu hal, dia seorang bocoh lelaki seperti permintaan bos. Sungguh langka temuan ini."

"Kita akan kaya raya setelah berhasil mengantar bocah ini ke tangan lelaki bertopeng itu."

Mereka tertawa bahagia, di tengah tangisan tak bersuara korbannya.

Bersambung.

Catatan: Anak laki-laki memiliki harga lebih mahal dibandingkan anak perempuan, berdasarkan dari susahnya terpenuhi permintaan pelanggan, ditambah kriteria yang sungguh tak biasa.

A/n: Hallo aku up kembali cerita ini yang sepertinya akan masuk di list PDF awal bulan April. Yang ingin membaca hingga selesai bisa hubungi no admin ZAY.

Cp: 08788 5277 443 (WA only)

Cp: 08788 5277 443 (WA only)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Behind The MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang