Seorang gadis berambut sepinggang berlarian di koridor sekolah dengan memegang sebuket bunga mawar. Karena bel istirahat barusan berbunyi, tentunya koridor di penuhi dengan siswa/i yang akan menuju ke kantin.
Gadis itu menerobos kerumunan dengan brutal dengan penuh semangat, tak lupa senyum manisnya ia tunjukkan.
Beberapa siswa yang memang jarang melihat 'cewek pendiam' itu tersenyum, merasa agak aneh dengan sikapnya.Gadis itu berhenti di depan kelas 11A.
"Duh, mana gugup banget lagi" Gumamnya.
Ia mengangguk mantap lalu masuk ke kelas itu, ada banyak siswa/i yang melihatnya heran, karna jarang sekalu cewe itu masuk ke kelas mereka.
"B--bian prayoga, k--amu mau gak j--jadi p--pacar aku" ujar gadis itu, dengan suara gemetar sambil menatap manik mata bian yang terlihat tajam.
Gadis itu arau sering di sapa dengan nama caca, atau icha aiden smith, dia nenahan malu karna ruangan yang tadinya ricuh sekarang hening karna perkataannya.
Bian memandang icha dengan tatapan yang sulit di artikan.'gede juga nyali nih cewek.' Batinnya sambil sambil tersenyum devil.'kayaknya seru deh kalo gue jadiin bentar, kan sayang kalo di anggurin.' Sambungnya membatin.
"Jadi gi mana?! Mau ngak...kalo ngak, jugak gakpapa kok," ujar icha pelan, lalu ia bergerak pergi dari sana.
Namu belum sempat ia melangkah, tiba-tiba lengannya di cekal oleh bian." Tunggu"ujarnya membuat caca mengernyitkan dahinya tipis.
"Oke, gue mau jadi pacar lo" lanjut bian membuat icha dan semua murid yang mendengarnya membulatkkan mata tak percaya.
"Jadi sekarang kita pacaran?"
"Hmm." Singkat bian
Tanpa mereka sadari, sedaru tadi sepasang mata tengah melihat intraksi ke duanya dengan sorot mata penuh emosi.
"Diam sebagai pendukung...bergerak menjadi penikung, hehe lo salah cari lawan ICHA AIDEN SMITH" ujarnya sambil tersenyum miring.
****
1 bulan telah berlalu sejak kejadian itu, karna kejadian itu icha banyak mendapatkan cacian dari teman-temannya mau pun kakak atau adik kelasnya.Sore ini icha dan bian jajian bertemu di tama dekat komple perumahan yang icha tempati, jam menunjukkan pukul 17:26 WIB. Icha telah duluan datang ke taman itu dengan kado dan bungkusan karna hari ini adalah hari ulang tahun bian.
Dia tersenyum senang, sedari tadi dia terus menunggu kedatangan bian.
"Haduh, bian kok belum datang ya!"
15 menit berlalu akhirnya bian datang tapi dia tidak sendiri melainkan bersama alexa, wanita yang belakangan ini dekat dengannya.
"B--bian kok bawak dia, kan harusnya kita berdua yang rayain." Ucap icha tak percaya.
"Ck, suka-suka gue lah, lagian gue mau bawa siapa aja terserah gue dong." Ketus bian
Icha menatap tak percaya pada bian, yang pacar bian itu adalah icha tapi kenapa dia lebih dekat dengan alekxa yang notabenya adalah mantan sahabat icha.
Icha menatap dalam manik hitam pekat itu, dengan cepat bian memutus kontak mata itu.
"Ck, ngapain lo ngajak gue ke sini, mana dekornya norak banget lagi" decak bian kesal sambil menatap tajam icha.
Icha tidak percaya dengan ucapan bian barusan, bagai mana dia bisa berkata seperti itu padahal lara sudah membuat ini dengan semampu nya.
"Bi, pacar kamu tu aku bukan dia" ucap icha sambil menunjuk alekxa
"Ck" bian hanya berdecak dan berlalu pergi dari sana
Jam 20:32 icha berjalan gontai menuju rumah nya, dia langsung menaiki tangga.
Dengan keadaan wajah yang basah dengan air mata, icha duduk sambil memeluk ke dua lutut nya di sudut kamar. Hari ini adalah hari yang paling ia tidak ingin kan, di mana ia mencintai seseorang dengan begitu dalam tapi perasaannya selalu di permainkan.
"Kamu tega banget sih bi sama aku, salah ya kalo aku suka sama kamu? emang salah ya kalo aku perjuangin kamu? Aku cuma mau kamu hargain kehadiran aku, apa itu sulit buat kamu lakuin?" Monolog lara pada dirinya sendiri.
"Bun, icha kangen bunda. Icha kangen di peluk bunda, masakan bunda, omelan bunda, icha kangen itu semua bun, icha ga kuat hadapin ini semua bun, di saat orang yang icha sayang perlakuin icha kayak sampah." Lanjut icha
Icha berdiri menatap pantulan dirinya di cermin, memijat pelipisnya. Yang terasa pusing kemudian icha mengelap kasar wajah nya yang terlihat begitu urak urakan dengan kedua tangannya.
tiba- tiba handpone icha perbunyi, dia merogoh kantongnya dan mengambil benda pipih nya untuk melihat siapa yang mengirim pesan itu.
~alekxa💛
[gue harap lo bisa cepet
Sadar diri ya..kasian bian nya
Malu punya pacar kayak lo.]
Begitulah isi pesan tersebut, ichat tidak membalas pesan itu, toh biar bagai mana pun apa yang di ucapkan alekxa itu benar.Icha memutus kan mandi dan berlu tidur untuk untuk menghilangkat beban di pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
happy with pain
Randommeceritakan tentang soarang gadis yang berjuang sendirian melawan penyakitnya.