*Ada Yang Lebih
Menyakitkan Dari Patah Hati*19:21
"Kalian sudah siap?" Chloe mengedarkan pandangannya ke seluruh sisi kamar mungkin hanya satu yang bisa ia pikir kan
"Sangat berantakan" gumam nya kecil tanpa sadarBagaimana tidak baju yang seharusnya tersusun rapi di lemari kini ada di mana mana, bagai mana bisa itu di bilang rapi.
"Hah?"
"Oh chloe sejak kapan kau?" Tanya nya menunjuk chloe"Rupanya kau memang tak dengar,kau lama sekali sih!." Ucap chloe kesal saat Victoria kembali memilih baju di lemarinya
"Oh ya, menurut mu aku pakai yang merah atau hitam ha?" Bukanya menjawab Victoria malah bertanya
Chloe menarik nafas panjang lalu menghembuskan nya kasar
Orang di depan nya ini membuatnya harus banyak² bersabar, Victoria memang lebih tua dari chloe tapi sikap nya kadang kekanak-kanakan di banding chloe."Baiklah, pakai yang merah saja" ucap chloe menyarankan agar Victoria cepat selesai dengan urusan baju nya
"Emm aku rasa hitam saja" ucap Victoria pergi mengganti pakaian nya tanpa menghiraukan chloe yang kini raut wajah nya sudah sangat amat kesal
"JIKA BEGITU KENAPA KAU MINTA SARAN KEPADA KU, BODOH!!" chloe pergi berlalu dari kamar Victoria dengan kesal
Sedangkan di ruang tamu Zeanna dan Sharon tengah duduk santai menikmati secangkir kopi, mereka di buat terkejut dengan kedatangan chloe yang langsung duduk dengan menghempaskan diri nya ke sofa.
"Dimana Victoria?" Tanya Zeanna pada chloe
"Masih pakai baju" jawab nya acuh tak acuh
"VI!!!!" Teriak Sharon dari ruang tamu
"SEBENTAR AKU SUDAH MAU SELESAI" teriak Victoria samar² dari atas
Tidak lama setelah itu Victoria turun dengan dress selutut berwarna hitam yang memiliki bercak merah
"Bercak apa yang ada di dress mu?" Tanya Zeanna melirik dress yang di gunakan Victoria
Mendengar perkataan Zeanna Sharon dan chloe ikut mengamati dress milik Victoria
"Bukan nya tadi tidak ada bercak merah?" Tanya chloe bingung pada Victoria
"Ah ini" ucap nya menunjuk bercak merah di dress nya "ini pewarna merah" ucap Victoria santai
"Bukan darah?" Tanya Sharon meyakinkan
"Bukan" jawab nya santai "bau saja kalo tidak percaya, pasti tidak akan ada bau amis sedikit pun" ucap Victoria percaya diri
"Baiklah ayo berangkat, jangan lupakan topeng kalian" ucap Zeanna mengingatkan
"Ya" jawab mereka bertiga kompak
.
.
.Kini mereka tengah dalam perjalan ke suatu tempat, yang pastinya di mana target berada.
"Ke mana kita akan pergi?" Victoria bertanya pada yang lain nya
"Club" jawab Sharon singkat
"Kenapa harus Club?" Tanya chloe bingung
"Karena orang yang meminta kita untuk membunuhnya sengaja melakukan kerja sama dengan nya, dan mereka sudah merencanakan akan bertemu di club xxx " jelas Zeanna
"Owhh" ucap Victoria sembari mengangguk-angguk kepala nya
"Siapa yang ingin pergi sebagai wanita penghibur?" Tanya Sharon melihat raut wajah mereka satu- persatu
"Aku, aku yang akan pergi" Victoria merenggangkan tubuh nya seakan ia sudah siap dengan misi ini
"Kau serius?" Tanya chloe tak percaya
"Tentu" jawab Victoria yakin
"Kau tidak benar² ingin memberikan tubuh mu kan?" Zeanna bertanya meyakinkan Victoria
"Tidak, kalian tenang saja" ucap Victoria santai meyakinkan teman-temannya
"Awas saja kau" ancam Sharon pada Victoria yang hanya di balas oleh tawa kecil serta anggukan nya saja
Tidak lama, mereka pun akhirnya sampai di club yang Zeanna maksud
Tanpa pikir panjang pun Victoria turun dari mobil tidak lupa ia memasang earpiece, sebagai alat komunikasi mereka.
Victoria POV
Aku berjalan memasuki club dengan santai, tentunya.
Seperti club pada umumnya, bau alkohol serta wanita penghibur dengan pakai yang kurang bahan."Vee kau mendengar ku, Vee" terdengar suara samar dari earpiece nya
"Ya aku mendengar mu, dan dengan sangat jelas jadi jangan berbicara kencang telinga ku bisa saja sakit" ucap Victoria tak kalah santai
"Baiklah maaf, aku hanya mengecek alat mu saja" ucap chloe
Lalu hening kembaliBaiklah aku harus naik ke lantai atas
Aku ingin misi ini cepat selesaiBaru saja aku ingin melangkah menaiki tangga, sebuah tangan tiba tiba mencekal lengan ku
"Nona kau tidak ingin berdansa?" Tanya nya menggoda
Aku membalas nya dengan senyum manis semanis manis mungkin
"Tidak!" Jawab ku ketus dan sedikit membentak
Lalu aku pun melanjutkan perjalanan ku
And POV
Sedangkan di sisi lain teman-temannya tertawa mendengar Victoria yang tengah di goda oleh seorang pria club
"Aku tidak menyangka dia akan di goda" ucap Sharon sembari tertawa
"Iya, dengan wajah masam nya dia bisa di goda rupanya" jawab Zeanna menambah kan
"Aku dengar!" Ucap Victoria tegas dari earpiece
"Ah aku lupa dengan benda ini" ucap chloe yang masih memegang earpiece nya
Kembali kepada Victoria ia kini sudah sampai di sebuah ruangan yang mewah, sepertinya itu untuk tamu VIP
"Ah ini dia, gadis yang kita tunggu²" ucap seorang
Victoria tersenyum manis kepada mereka semua lalu ikut duduk di samping seorang lelaki paruh baya sebut saja
Haesung"Wah haesung aku tak menyangka kau membelikan gadis secantik ini untuk ku" ujar So-Jung
"Tentu, dan spesial nya dia masih gadis loh" ucap haesung yang membuat ketertarikan So-Jung kini meningkat
"Baik lah haesung akan ku terima hadiah dari mu, mungkin sampai sini pertemuan kita Dan terimakasih atas hadiah nya" ucap So-Jung berdiri lalu bersalaman dengan haesung
"Ayo" ucap So-Jung menarik tangan Victoria"Emm kita akan kemana?" Ucap Victoria dengan nada lembut yang di buat buat nya agar menggoda So-Jung
"Tentu ke hotel ku sayang" ucap So-Jung pada Victoria dengan lembut
"Wah kau punya hotel, hotel yang mana?" Tanya Victoria
"Hotel xxxx " ucap So-Jung tersenyum
"Ah aku ingin ke toilet sebentar" ucap Victoria lembut lalu pergi
Toilet
"Hey kalian" seru Victoria kepada tiga manusia di sebrang sana
"Kenapa ada informasi apa?" Tanya Sharon pada Victoria
"Aku akan pergi ke hotel xxxx bersama nya itu hotel milik nya untuk kamar aku akan memberi tahu kalian nanti" jelas Victoria kepada temannya
"Baik lah kita akan ke sana duluan ayo" ucap Zeanna
"Misi yg sebenarnya telah di mulai" ucap chloe
'aku akan memberitahu mu apa permainan sebenarnya' batin Victoria
.
.
.
.TBC..
sampai sini dulu thank you ☺️
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Killer
Teen Fictionmenceritakan kisah empat gadis yang bertahan hidup di kota besar dengan cara yang tidak biasa