Apakah setelah menyandang gelar sebagai pacar ketos teladan Winar jadi ikutan teladan juga?
Tidak!
Apakah setelah menjadi pacarnya Brian Winar jadi sedikit kalem dan menye menye?
Oh tentu saja tidak.
Justru kenakalan anak itu malah semakin menjadi jadi!
Kegiatan amal di panti sudah selesai dan semuanya kembali lagi ke kegiatan sekolah yang membosankan.
Tentu saja membosankan karena keadaan sekolah akhir akhir ini aman tentram sentosa.
"Jangan nakal dulu ya? Soal nya bakal ada kunjungan Gubernur ke sekolah kita." Brian berkata pelan pelan pada Winar. Mereka sedang berada di belakang kelasnya Winar yang terkenal sepi dan adem.
"Kan Gubernur nya bukan bapak gue. Ya suka suka gue lah." Jawab Winar sambil makan kuaci. Cangkang nya dia buang sembarangan. Tentu saja Brian memunguti semuanya karena dia harus bertanggung jawab buat kebersihan sekolah.
"Gubernur kan yang ngegaji bapak lo." Jawab Brian sambil mendekati Winar. Dia mengambil kuaci milik anak itu lalu menggantinya dengan roti.
"Bayangin deh. Kalau pak Gubernur ngeliat kenakalan lo, terus beliau tau kalau lo anak nya pak kepsek. Pasti bapak lo gak akan nerima gaji nya lagi. Lo gak bisa jajan, emak gak bisa bayar arisan, Samsul gak bisa beli bahan bahan buat bikin slime terus Kitty gak bisa dibeliin wishkas."
Brian berbisik kemudian tersenyum saat melihat Winar yang cuman diem sambil menatapnya.
Mungkin anak itu sedang mikir.
"Kalau nakal nya diluar sekolah boleh?" Winar nanya sambil memegang tangannya Brian tanpa sadar.
Sumpah saat ini Brian paling ingin ketawa terbahak bahak ketika melihat kepolosan ini.
Sepengetahuan nya Brian, Winar memang beringas jika soal berkelahi tapi dia itu masih termasuk tipikal anak yang mudah dibodohi.
"Iya deh boleh." Jawab Brian karena tidak tahan lagi.
Bel masuk sudah berdenting. Karena jarak kedua kelas mereka lumayan jauh jadi Brian pamit kepada Winar dan segera pergi.
Winar memperhatikan bagaimana Brian berjalan dan menyapa beberapa orang.
Dimata Winar, Brian itu jalan nya bagus banget seperti model. Tegap dan berkarisma meski cuman memakai seragam putih abu.
"Ganteng juga ya pacar gue." Ucap Winar pelan pelan sambil berdiri.
Dia naik ke atas sebuah kursi yang tidak terpakai, dulu sengaja disimpan disini karena bisa dibuat tempat duduk tongkrongan. Lalu Winar ngaca di jendela kelas.
Seragam nya dia masukkan ke dalam, lalu dasi yang tadinya cuman disimpan apik di dalam saku celana itu dia pakai pelan pelan. Winar agak lupa caranya memakai dasi saking jarang nya dipakai. Tapi pada akhirnya terpasang juga dengan baik.
Rambut acak acakan nya dia sisir menggunakan jari jari kecil itu. Lalu selesai, Winar diam saja sambil memperhatikan penampilannya.
"Culun. Tapi gue juga gak kalah ganteng kok." Ucap Winar sambil terus bergaya gaya.
Tidak tahu saja dia jika anak anak kelas sudah tertawa terbahak bahak melihat kelakuannya dari balik jendela itu. Bahkan ada banyak murid yang mengabadikan sikap konyol itu lewat ponsel.
"Anak anak duduk. Pak Gubernur datang, beri salam ya."
Sekejap kelas menjadi hening lalu mereka duduk secara teratur. Masih menahan tawa saat ternyata Winar masih di luar dan melakukan aktivitas ngaca mengaca nya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ku Kira Kita Searah
Casuale(TAMAT) "Tanda tandanya kita sama deh." "Sama apaan?" "Ya sama sama belok, kira kira kalau gue nembak lo diterima gak?" "ndasmu!" Winar benar benar bingung dengan perangai si Brian. Dia bisa bikin suasana hatinya naik turun kayak roller coaster...