TMM | 07

871 96 39
                                    

Cerita ini dibuat bersama Aisyahsp_ jangan lupa follow dan vote!


Komentar kalian mood buat aku yang kena semprot dosen :) maap curhat

.

.

.

Senyuman manis itu terbit di wajahnya dengan susah payah, melihat anak-anak panti yang bahagia berlari kesana kemari sudah cukup mengobati perasaan Sohyun yang kalut.

Ibu panti juga sedari tadi memilih untuk memberikan Sohyun teh dan roti buatan, enggan bertanya alasan kondisi Sohyun yang berantakan saat datang kemari sambil menangis keras.

Pagi-pagi sekali putrinya itu datang kemari dengan wajah mengenaskan, kedua matanya bengkak penuh air mata. Jangan lupakan bekas luka di pergelangan tangan Sohyun dan langkahnya yang terseok-seok.

"Sohyun-ah, ingin mendengarkan cerita?" Ibu panti terus berusaha mengajak Sohyun berinteraksi, melihat gadisnya tiba-tiba murung membuat ibu panti merasa sesak.

Mengerti dengan maksud ibu panti, Sohyun memutuskan untuk mengangguk mengiyakan. Ia hanya menurut saat ibu panti menyuruhnya untuk meletakkan kepalanya di bahu ibu panti.

Keduanya menikmati pemandangan tanah lapang yang digunakan oleh anak-anak panti berlari kesana kemari. Ibu panti dan Sohyun duduk di ambang pintu, menikmati angin sore yang menerpa wajah mereka.

Sohyun membiarkan kepalanya diusap penuh kasih, meski ia dibesarkan di panti asuhan sekalipun. Ibu panti tidak pernah kurang memberikannya kasih sayang yang begitu besar.

"Dulu saat Sohyunnie dan Taehyunnie masih kecil, kalian benar-benar takut bertemu dengan orang asing." Ibu panti tersenyum mengingat kedua anaknya yang dulu masih kecil saat ini telah tumbuh dewasa.

"Kalian datang kemari sambil berpegangan tangan satu sama lain, namun saat Taehyun begitu ketakutan Sohyunnie langsung berdiri di depan Taehyun. Itu sangat pemberani," Tangan ibu panti tidak berhenti mengusap puncak kepala Sohyun.

"Setiap ada masalah Sohyunnie pasti akan menahannya, namun saat Sohyun tidak mampu menahannya lagi Sohyunnie pasti menangis dan berlari ke panti." Ibu panti menahan air matanya sambil tersenyum tipis, menatap Sohyun yang sudah menangis dalam diam.

"Jangan menyerah sayang, semuanya pasti akan berlalu. Berhenti sejenak kalau terlalu sulit, tapi jangan menyerah!" Ucap ibu panti sambil mengecupi puncak kepala Sohyun berulang kali membuat Sohyun memeluk tubuh ibu panti erat.

"Apa Sohyunnie seorang pengecut kalau menghindari masalah?" Ibu panti hanya tersenyum tipis mendengar pertanyaan lirih Sohyun.

"Sebenarnya terkadang hidup di dunia ini begitu melelahkan. Rasanya ingin pergi jauh meninggalkan semua masalah, tapi semuanya akan tetap sama." Ibu panti tersenyum sambil memegang kedua tangan Sohyun, mengusap pergelangan tangan Sohyun yang terluka sudah dibalut perban.

"Pergi kemanapun untuk menghindari masalah tidak akan pernah ada ujungnya. Meski sulit dan menyesakkan, menghadapi masalah adalah satu-satunya pilihan." Sohyun memejamkan kedua matanya, ucapan ibu panti memang benar tapi sangat sulit ia lakukan.

"Ibu dengar Taehyun membutuhkan banyak uang untuk perawatannya," Sohyun menegakkan punggungnya saat ibu panti membahas tentang biaya perawatan Taehyun.

"Aku berhutang," gumam Sohyun membuat ibu panti mengusap kepala Sohyun, tak lama ibu panti beranjak dari duduknya kemudian berjalan membuka laci meja.

Ibu panti kembali membawa sebuah amplop cokelat kemudian memberikannya kepada Sohyun.

Tease Me More 🔞🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang