Seorang remaja berdiri didepan cermin, menatap dirinya dalam diam
" Ini salahku? Kenapa aku tidak menghentikannya? Kenapa bukan aku? Kenapa.. . Kenapa.. . Kenapa.. . Kenapa.. . kENAPA BUKAN AKU!! !! AAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHH!! !! !! !! !! "
PRAAANG!!!!!
Dia memukul kaca sampai pecah, terus memukul, terus memukul, terus memukul, terus memukul, terus dan terus. Tangan sudah berdarah, kaca berserakan kemana-mana, darah menetas dari tangan dan kaca
" NELSON!! "
pintu kamar mandi terbuka, menampilkan seorang pria dan seorang wanita. Dengan terburu-buru mereka memeluk Sang anak dengan Sang wanita menangis
" Nak.. . H-hentikan.. I-itu bukan dirimu"ucap sang ibu dengan terisak dan memeluk sang anak yang gemetar takut
" DIA MATI KARENA AKU!! AKU TIDAK MENGHENTIKAN NYA!! "
" Hentikan ini.. . Ini bukan salahmu ini sudah takdir.. "Sang ayah memeluk mereka dengan hangat
Menangis dalam duka, melihat seseorang mati didepan mata, mengalami trauma, mendapatkan kekerasan atas apa yang dia lihat, mengalami mimpi buruk, menatap gedung dengan mata dingin.
Bukankah itu sangat tidak wajar kepada anak yang baru saja berusia 18 tahun?. Dan orang yang dia sayangi telah meninggalkannya selamanya
.
Di keesokan hari, nelson terduduk di kasurnya dengan melamun. Perban sudah menjadi pelengkap tubuhnya, plaster telah menjadi hiasannya. Banyak luka dan memar di sekujur tubuhnya
Entah berapa kali nelson terus menyakiti dirinya sendiri, menyalahkan diri sendiri atas kematian orang yang dia sayangi.
Memandang kasur terlapisi oleh selimut putih bersih. Tidak memperdulikan kicauan burung dan cahaya yang telah merambat masuk dari celah
Pintu terbuka, menampakan seorang wanita dengan pakaian rapi. Menghampiri putranya dan mengelus kepala sang anak, menatapnya dengan pandangan sendu dan khawatir
" Apakah kamu tidak tidur semalaman? "
Nelson mendongak, menatap sang wanita yang menjadi ibunya. Melamun sejenak sebelum beranjak bangkit dan menuju kamar mandi
" Aku baik-baik saja, ibu jangan khawatir "ucapnya dengan senyuman, namun. Sang ibu tau kalau itu bukan senyuman yang biasanya anaknya berikan
Masuk kedalam kamar mandi dan meninggal Sang ibu yang terduduk dikasur memandangi pintu kamar mandi milik Sang anak, berjalan mendekati sebuah foto yang dipajang dengan apik
Dia mengelus foto tersebut, yang menampakan 2 remaja tersenyum dengan riang dan gembira
Menghela nafas lalu meninggalkan ruangan Sang anak dengan perasaan sedih
.
Disekolah, Nelson terduduk diam dibangku. Memandang keluar dengan raut wajah dingin, banyak siswa dan siswi membisik tentang dirinya
" Bukankah dia teman dari siswa yang bunuh diri beberapa bulan yang lalu? "
"Kamu benar, aku kasihan dengannya.. Pasti sakit melihat temannya bunuh diri "
"Kenapa dia tetap disini?.... Aku khawatir dengan gerombolan siswa yang akan membully nya nanti "
" Bahkan guru tetap diam saat mengetahui pembulli-an ini"
Bisikan terus terdengar, Nelson mengabaikan mereka, dia sibuk dengan pikirannya. Suara-suara aneh mulai berbisik didalam kepalanya, mengatakan bahwa dia terlihat menyedihkan, terlihat bodoh, dan kenapa dia tidak menyelamatkan temannya?
KAMU SEDANG MEMBACA
✥ I will save you ✥
Short Story◇ sebuah fanfic pendek tentang nightD dan Nelson ◇ ༶•┈┈⛧┈♛ ✧༺♥༻✧ ♛┈⛧┈┈•༶ [BxB] [ maaf kalau ada typo ] [ maafkan saya jika cerpen ini kurang menarik, karena saya masih pemula untuk membuat cerpen ] ༶•┈┈⛧┈♛ ✧༺♥༻✧ ♛┈⛧┈┈•༶