Arga (Lagi)

3.1K 143 0
                                    

Setelah selesai dengan urusan gaun, Adnan dan Thea pergi untuk makan malam, mereka makan di tempat favorit Adnan. seperti biasa, Thea menyerahkan semua kepada Adnan dia sudah terbiasa duduk diam dan menunggu makanan datang.

Sembari menunggu Adnan memesan makanan, Thea mulai memikirkan bagaimana jadinya jika nanti dia kehilangan Adnan lebih dulu, apakah aka nada pria seperti Adnan di dunia ini? Dunia memang luas tetapi hanya ada satu Adnan yang Thea tahu.

“Berhentilah melamun, tolong bantu aku menyingkirkan ini” Adnan datang memecah lamunan Thea, baru saja Thea hendak merasa sedih dan menjadi melankolis, Adnan selalu mengacaukan semuanya.

Thea menyingkirkan beberapa barang di atas meja agar Adnan bisa meletakkan makanan mereka.

“Adnan, jika suatu saat kita terpisah akankah kamu mencari penggantiku?”

“Mungkin iya” Adnan menjawab dengan snatai tanpa berpikir terlebih dahulu membuat Thea sedikit terkejut.

“Untuk apa? Harusnya kamu tidak mencari penggantiku karena tidak aka nada yang bisa menggantikan aku!” Thea sedikit meninggikan suaranya, dia memberi tanda bahwa dia mulai emosi.

Namun Adnan adalah manusia yang sangat tidak peka, dia merasa tidak ada yang salah dengan jawabannya. “Jika kamu tidak ada, lalu siapa yang akan membersihkan rumahku?”

“Terserah” Thea memilih diam, berbicara dengan Adngan sangatlah sulit. Thea harus mengorbankan kesehatan mentalnya demi mengerti dan sabar atas apa yang di ucapkan Adnan, di satu sisi Thea kadang merasa bangga karena tidak semua bisa mengerti apa yang di maksudkan Adnan, dia termasuk hebat.

Selesai makan malam, Adnan mengajak Thea untuk pergi kerumah Nata, Adnan harus menandatangani beberapa berkas.

“Apakah Nata tidak istirahat? ini sudah larut malam” Thea melirik kearah jam tangannya, waktu sudah menunjukan pukul 23.00 .

“Mengapa kamu peduli sekali dengan Nata?”

“Bukan itu maksudku, Adnan kita harus memiliki aadab, bertamu dibawah jam 10 malam, karena kita harus menghargai pemilik rumah” Jelas Thea karena jika tidak dijelaskan Adnan akan salah tangkap. Adnan akan menangkap jika Thea peduli pada nata. Tapi sebenarnya Thea sedikit kasihan dengan Nata hidupnyapasti tersiksa memiliki teman seperti Adnan dan Arga.

“Oh Baiklah” Ucap Adnan.

Mendengar itu, Thea tersenyum merasa sedikit senang Adnan bisa mendengarkannya.

“Sudah sampai” Adnan bersiap turun dari mobilnya.

"Sampai dimana?” Thea merasa bingung, ini bukan rumahnya, bukan juga rumah Adnan. Sampai dimana yang Adnan maksud? Atau mungkin Adnan akan menjual Thea?.

Adnan tidak menjawab, dia turun, karena mmalam merasa takut Thea ikut turun, lebih baik mengikuti Adnan daripada sendirian di mobil ditambah dngan suasana malam yang mencekam.

Adnan dan Thea berdiri di depan pintu yang cukup besar, rumah ini terlihat simple tetapi tidak menghilangkan kesan mewahnya. Warna rumah yang sangat indah di tambah dengan koleksi tanaman dan kolam ikan menambah vibes ketenangan di sini.

Pintu besar itu di buka, Thea hanya menarik nafas panjang ternyata ini adalah rumah Nata. Adnan memang menyebalkan.

“Hai” Nata menyapa Adnan dan Thea. “ Silahkan masuk” sambung Nata.

Adnan dan Thea masuk kedalam rumah Nata, Thea mengedarkan pandangannya dia piker selama ini rumah adnan adalah rumah termewah yang dia lihat ternyata rumah Nata juga tidak kalah mewahnya.

“Apa aku mengganggumu Nata? Tanya Adnan, Thea mendengar Adnan menanyakan itu rasanya ingin menarik rambut Adnan kuat-kuat agar otaknya sedikit berfungsi.

My Annoying Lecturer ( SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang