~ Melangkah maju untuk dia, selalu untuk dia ~
•••
Hari ini, Cinta tidak lagi menunggu Daffa di parkiran. Sebenarnya, Cinta punya misi rahasia.
Yaitu ....
Menaruh kotak bekal di dalam laci pria itu. Cinta juga tidak lupa menyelipkan note berisi permintaan maafnya.
Subuh tadi, gadis cantik itu bahkan rela bangun lebih pagi. Berhubung Natalia masih berada di luar kota sampai tiga hari ke depan. Cinta merasa bebas bergerak tanpa adanya larangan ini itu dari sang bunda.
Ditemani Bi Isna. Cinta berhasil memasak nasi goreng dengan resep cinta yang ia temukan di internet.
Ide cemerlang ini, Cinta dapatkan dari salah satu buku yang ia pinjam waktu itu. Dengan harapan, Daffa dapat melihat ketulusannya dan memaafkan Cinta.
Duduk di kursinya, Cinta merasa bosan. Beberapa orang sudah mulai berdatangan. Kepala Cinta menoleh ke sisi kiri, melihat pada jendela kaca yang menampilkan pemandangan lapangan basket.
Ia menopang dagu, sambil menatap langit biru yang berawan.
"Langit ... Daffa Langit Nugraha," kata Cinta pelan. Ia ingat betul perilaku manis Daffa hari itu, mereka berbagi payung bersama, bagaimana senyum tulus itu memberinya semangat.
Dan, di sinilah Cinta sekarang. Berada di sekolah dan ruang kelas yang sama dengan Daffa. Tapi, kenapa rasanya Daffa malah menjauh darinya?
"Daffa punya langit. Sementara, Cinta punya Mentari."
•••
Daffa bergegas masuk kelas, beruntung Bu Jamilah yang terkenal killer itu belum berada di dalam kelas.
"Kenapa lo telat?" Rendy bertanya saat Daffa duduk di kursinya.
"Jalan ditutup dan gue nggak tahu infonya, jadi harus putar balik lagi." Daffa mengeluarkan buku dan alat tulis dari dalam tas, meletakannya di atas meja.
Ketika hendak memasukan tasnya ke dalam laci. Daffa salah fokus dengan benda persegi berbau harum dari dalam sana.
Daffa menarik benda berwarna hijau toska tersebut. Sebuah kotak bekal dengan note kecil di tutupnya.
--
Maafin Cinta ya, Daffa.
Ini bekal makan siang,
sengaja Cinta buatin
buat nebus kesalahan
Cinta sama Daffa.
Semoga Daffa suka.- Dari Cinta
--
Daffa memejamkan mata lalu memijat pelipisnya berat. Ia meletakan kotak bekal tersebut di atas meja.
"Tumben lo bawa bekal."
Daffa memutar bola matanya malas. "Dari Cinta."
"Dia berulah lagi?"
Daffa menyodorkan note berwarna kuning terang itu pada Rendy. Rendy tertawa kecil, menistakan Daffa.
"Ambil aja, rezeki itu. Jangan ditolak, Daf!" tambah Rendy lagi.
"Rezeki pala lo, malapetaka ini!"
Rendy menertawakan Daffa puas.
Daffa melihat ke arah pintu. Suasana nampak tenang, dan Bu Jamilah belum masuk kelas. Daffa meraih kotak bekal itu, lalu membawanya menuju meja Cinta yang berada di sudut paling belakang sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apa Kabar, Cinta? (COMPLETED)
Fiksi PenggemarSeperti semesta yang mempertemukan dua insan berbeda, menyatu dalam langit dan hangatnya mentari. Apa semuanya dapat berubah, jika Daffa tidak bertemu Cinta hari itu? Dunia Cinta berubah jadi lebih menarik, sejak pertemuannya dengan pria menawan be...