Alisha seharusnya menyadari, jika Sabian bisa meninggalkan Yerin dengan mudah, maka bukan tak mungkin lelaki itu membuat kesalahan yang sama untuk kedua kalinya.
Namun, Alisha tidak tahu jika bagi Sabian, hubungan mereka yang pernah utuh adalah satu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mainkan : Yang patah tumbuh, Yang hilang berganti --- Banda Neira
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sudah lama rasanya, vibe ini sangat ia rindukan. Kendati segalanya telah berlalu, banyak yang telah berubah tetapi orang-orang ini selalu sama.
Rafathan, Radhitya, dua sosok kakak yang pernah menjadi partner in crimenya untuk memorot dompet mereka yang lebih tua.
"Sumpah kangen banget gue!"
Radhitya dengan konyol memeluk atau lebih tepat di katakan mengeteki leher Sabian dengan erat.
"Bau banget ketek lo!" Pekik Sabian tak terima sembari memukul-mukul lengan Radhitya.
Sabian hanya bergurau, sejujurnya Radhitya wangi kok, beraroma seperti kayu-kayuan yang menenangkan. Sabian juga merindukan perlakuan Radhitya yang banyol tapi selalu diam-diam menjadi yang paling memahaminya.
"Udah berisi juga, kemarin kurus kering kayak ikan teri." Rafathan mencubiti paha Sabian.
Ini apasih? Sabian meronta ingin di lepaskan, enak saja, mereka melecehkannya atau bagaimana?
"The power of love Tan!"
Rafathan tertawa, "True."
"LEPASIN!!"
Sabian mendorong Radhitya sekuat tenaga sampai ia akhirnya terlepas dari kungkungan dengan wajah memerah dan ngos-ngosan.
"Mas Radhi ngapain disini? Di drop out ya?"
"Sembarangan! Sudah selesai sidang tesis dong!"
"Sombong!" Rafathan menonyor belakang kepala si bungsu Mahendra.
Radhitya tidak marah, ia malah tertawa-tawa setelah diperlakuan seperti itu.
"Kalian ngapain sih disini? Ganggu orang mau pacaran aja!" Sabian menggerutu, pasalnya dia mau hangout hari ini, jalan-jalan sore gitu.
"Yeeee bocah, berasa udah gede aja!"
"Udah gede emang, enak aja!"
Rafathan hanya geleng-geleng kepala melihat mereka, "Wis-wis, nggak usah berantem. Kecebong ketemu berudu kok ya!"
