Pada suatu ketika, hiduplah seekor kucing penjaga dewa bernama "Kirah" yang senantiasa menemani sisi Sang Maha, Sang Pahlawan Dewa. Kirah bersosok seperti kucing besar dengan bulu lebat berwarna campuran hitam dan abu-abu dipersenjatai dengan baju zirah dan cakar emas. Menurut cerita, suatu hari, Kirah dengan girangnya menjilat punggung Sang Maha dan setelahnya Dia mengambil dan membuang rasa kasih sayang tersebut dari tubuh Kirah. Kemudian, rasa kasih sayang tersebut jatuh dari surga dan perlahan berubah menjadi sesosok kucing berbulu tangerine yang mempunyai sepasang mata indah berwarna safir.
Sesampainya di Bumi, dia berjalan menempuh daratan dan lautan yang luas, bertemu banyak orang yang berbeda. Karena penampilannya yang cantik dan memesona, dia menarik perhatian dan disukai oleh banyak orang. Pembawaannya kemudian membuat orang-orang memanggilnya "Kucing Penyayang". Suatu hari, dia bertemu seorang pemuda bernama Suga yang tinggal di sebuah rumah besar nan jauh di dalam hutan. Dia kemudian memanggil kucing tersebut dengan nama Soah.
Suga sangat suka memeluk Soah dan bercerita mengenai kisah hidupnya. Dia senantiasa mengutarakan rasa cintanya kepada kucing tersebut. Soah juga merasakan ikatan dan rasa cinta yang amat mendalam terhadap Suga. Takdir yang telah lama dia nanti, kini telah terwujud didepan matanya, ini merupakan kisah cinta yang mendalam dan tak terpisahkan antara Soah dan Suga, diiringi tibanya musim semi dan udara yang mulai menghangat.
................
Soah yang merupakan perwujudan kasih sayang dan cinta membuatnya tidak seperti kucing lainnya, dia sangat menyayangi dan memanjakan Suga. Dia sangat gemar tidur di atas Suga yang sedang bertelanjang dada dan menjilati wajahnya, Suga selalu tertawa kegelian. Suga selalu membalas dengan menggosokkan kepalanya di dada dan perut Soah.
Sembari duduk dibawah hangatnya mentari sore, Suga bercerita bahwa dia pernah menjalin hubungan dengan seorang gadis sampai suatu ketika gadis tersebut tiba-tiba saja pergi setelah mereka bertengkar. Dia pun pergi menyusul gadis tersebut dengan menempuh perjalanan berhari hari dibawah terik matahari dan menembus dinginnya malam. Namun sayang, semua usahanya sia-sia karena gadis tersebut mencampakkannya begitu saja. Dia pun kembali pulang dalam keadaan perasaan yang hancur.
Suga masih belum siap untuk menjalin hubungan kembali dengan siapapun dan ketika tiba-tiba Soah datang ke dalam hidupnya, dia kembali merasakan percikan cinta yang dirasa telah lama sekali hilang. "Aku tidak perduli kalau kamu sudah mempunyai orang lain, tapi tolong terimalah aku kedalam..." kata Suga sambil menunjuk ke arah dada Soah dan mengecupnya lembut. Mata safir Soah berkilau, dia menggosokkan kepala dan badannya dengan lembut ke tubuh Suga. "Sentuh alisku, Soah", ucap lembut Suga, Soah pun menyentuh alis Suga, "mataku juga", Soah menyentuh mata Suga perlahan, "hidungku juga", "pipiku juga", dan "bibirku". Mereka berdua pun tenggelam kedalam hangatnya malam.
Esok harinya, seekor ibu kucing dan tiga anaknya datang entah dari mana mencari tempat berlindung. Melihat mereka, Suga pun mencoba mendekat dan mereka menyambutnya dengan hangat. Tak butuh waktu lama, keluarga kucing tersebut dengan cepat merasa nyaman berada disekitar Suga. Anggota keluarga baru pun bergabung ke dalam rumah Suga dan Soah.
Suga merawat keluarga kucing tersebut dan dia merasa bahagia dapat bermain terutama dengan 3 anak kucing yang lucu. Awalnya Soah mencoba mendekat dengan sedikit keraguan namun pada akhirnya mereka dapat bermain bersama dengan riang. Sambil mengelus sang ibu kucing, Suga memberi makan ketiga anaknya yang kemudian menjilat jarinya perlahan. Soah sangat senang melihat Suga yang riang dikelilingi keluarga kucing tersebut.
Mentari bersinar dengan terangnya di angkasa, Suga yang sedang berlari-larian dengan ketiga anak kucing, benar-benar merasa sangat senang dan menikmati waktu mereka bersama. Ketika sudah merasa lelah, dia pun berbaring di padang rumput, melihat Suga dari jauh dengan keringatnya yang bercucuran, Soah tak dapat menahan diri berfantasi dan tertawa malu. Suga meraih salah satu tangan anak kucing dan menaruhnya di atas hidungnya, kemudian mencium lembut tangan anak kucing tersebut. "Bibirku juga ya", bisik Suga. Ketika hari semakin sore dan udara menjadi makin dingin, mereka pun kembali ke dalam rumah.
Di suatu hari di musim semi yang indah, Suga tak kunjung pulang selama berhari-hari dan tanpanya, Soah merasa musim seminya menjadi dingin. Dia pun kemudian mencarinya ke dalam hutan, dan menemukan dia sedang bermain dengan keluarga kucing, sedang menceritakan cerita tentang gadis yang mencampakkannya. "Ketika bersama kalian, aku kembali merasakan kehangatan cinta, aku sangat mencintai kalian, terimalah aku". Ketika Soah sedang menatap mereka dari kejauhan, tiba-tiba keempat kucing tersebut berubah menjadi cerberus dan ingin membunuh Suga. Soah pun lekas berlari dan tepat sebelum cakar cerberus tersebut meraih Suga, Soah pun melompat dan terkena cakaran maut tersebut, tubuhnya tercabik dengan luka sangat parah.
Suga dalam keadaan terkejut dan menangis, memeluk tubuh Soah yang berlumuran darah dalam keadaan hampir mati dalam dekapannya. Berurai air mata, dia memohon agar Soah dapat diselamatkan. Dia bergumam dan menyesal karena meninggalkan Soah dan memilih menghabiskan waktu bersama kucing yang ternyata adalah monster. Seharusnya dia menghabiskan waktunya bersama Soah sebagaimana mereka biasanya. Dia pun tenggelam kedalam ratapan.
.............
Tanpa dia sadari, sesosok monster kucing besar yang terbakar api hitam telah berada di depannya. Dia kemudian tertegun dan ketika dia menatap mata safir monster tersebut, teringat kembali kilasan kenangan dan perasaan bahagianya bersama Soah. Dia tertawa kecil, merasa aneh dan ketika hendak mengatakan sesuatu, cakar monster tersebut telah mencabik dan melemparnya ke udara. Tubuhnya yang berlumuran darah terjatuh ke tanah, dia terbunuh dalam sekejap mata dalam keadaan ternganga, tangis darah mengalir dari matanya.
"Aku bukanlah sebuah permainan." Ucap sesosok monster kucing besar tersebut yang perlahan berubah menjadi Soah, sembari menjilat kukunya yang penuh darah. Dia pun berjalan menyusuri hutan dan tiba di sebuah danau kecil, terduduk menatap bunga-bunga eceng gondok diterangi sinar rembulan yang terang. Di seberang danau, dia melihat sosok berjubah hitam tersenyum mengulurkan tangan. Dia pun berjalan menghampiri dan melompat kepadanya.
Wahai anak Titania, bukankah cinta hanyalah mainan belaka? Sepasang mata hitam dengan tiga lapis warna beri, tangerine dan zamrud menghilang dalam kegelapan sambil mengelus Soah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trilogi Lili
FantasyKisah-kisah yang di gerakan oleh skenario iblis dimana cinta yang murni dan mendalam, diubah menjadi senjata membunuh yang sangat mematikan