Happy reading ✨
...
Flashback on
Tangisannya terus bergema di kesunyian dalam taksi, hanya pak supir yang kebingungan ketika melihat delila menangis tersedu-sedu dari pantulan kaca
Bagaimana tidak, pria yang selama ini ia percayai ternyata bermain dengan wanita lain bahkan di depannya, kepercayaan kini memudar rasanya sungguh sesak
"Noona? Kita sudah sampai di tujuan yang Noona maksud" pak supir
"Oh iya pak maaf ini uang nya" delila segera menghapus air matanya dan memberikan sejumlah uang
Setelah memberikan uang ia segera turun dan mendatangi sebuah apartemen, ia segera memasuki gedung apartemen dan memasuki lift untuk menuju kamar seseorang
Namun tiba-tiba perutnya sangat sakit, ia terduduk di dalam lift. Mungkin anak-anaknya merasakan apa yg ibunya rasakan, ia berusaha bangun kembali karena lift sudah terbuka
"Akhh!! Kalian kenapa sayang, mommy mohon kalian baik baik saja" delila terus mengusap perutnya sambil berjalan dan sesekali tangannya menahan di dinding lorong
Hingga ia sampai di depan pintu sebuah kamar apartemen dan ia memencet bel yang tersedia sembari terus mengusap perutnya, ia juga merasa bersalah karena sering membuat anak-anak dalam kandungannya merasa tidak baik baik saja
"Iy- delila?!"
"Argaaa" tangisannya pecah saat pria bernama Arga ini menyebut namanya
"Astaga, kamu kenapa? Ayo masuk masuk" Arga segera membantu delila, karena ia khawatir delila menangis sambil memegang perutnya
...
"Jadi begitu, sebenarnya aku takut dia benar-benar akan meninggalkan ku" delila telah menceritakan semua kejadian nya kepada arga
"Kurang ajar! Sebenarnya apa yang ada di pikiran zen,apa dia sudah gila?" Arga terlihat murka, ia ikut sakit ketika delila menangisi pria brengsek bernama Zen
Ternyata delila dan Zen memang sedekat ini sampai delila tau apartemen milik Arga bahkan nomor kamar yang Arga tempati. Bukan hal lain, Arga hanya berjaga-jaga siapa tau delila membutuhkannya seperti sekarang ini
Ia menyayangi delila dengan tulus entah kenapa perasaan itu muncul tiba-tiba seiring berjalannya waktu, ia merasa dirinya memang mencintai delila, tapi sahabatnya adalah pria yang di cintai wanitanya. Sungguh percintaan yang tragis
Sebenarnya ia juga ingin sekali mendekap delila dan membawanya jauh dari siapapun yang dapat menyakitinya, tapi apa boleh buat delila bukan miliknya begitu juga Zen sahabatnya yang sudah membantunya banyak hal, ia tidak bisa mengkhianati persahabatan mereka.
"Sudah jangan menangis, aku jadi ikut sedih melihatnya" tiba tiba Arga mengusap air mata pada pipi delila dengan lembut
"Hum?" Delila mengangkat kedua alisnya heran
KAMU SEDANG MEMBACA
MR.GIDOZEN [M] [END]✓
NezařaditelnéSuatu hubungan akan selalu pasang surut pada waktu nya, dan takdir yang menentukan hasil akhirnya. Gidozen, sebut saja zen si biseksual yang terjebak di tengah-tengah salah dan dosa, mencoba lari namun terjerebak kedalam asmara yang aneh. akankah ze...