Actioner • Witch Are Not Human

21 4 0
                                    

Bedah Buku
"Witch Are Not Human"
Oleh CryoUmbra

Bedah Buku"Witch Are Not Human"Oleh CryoUmbra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

●●●

• [ Sinopsis ] •

Selama ini kalian kira penyihir itu hidup abadi? Tidak, mereka tidak abadi, umur penyihir hanya sedikit lebih panjang daripada umur manusia.

Namun, memang ada beberapa penyihir terpilih yang hidup abadi. Mereka adalah penyihir oranye. Ileas keturunan terakhir penyihir oranye yang selamat dari pembantaian, saat kekuatannya muncul di umur 12 tahun, para penyihir lain ingin membunuhnya demi mendapatkan kristal oranye yang membuat mereka bisa hidup abadi.

Sang ayah mengorbankan diri dan menghilang, Ileas dikirim pada kakeknya. Ileas bertekad ingin membebaskan penyihir oranye dari ancaman itu. Ia ingin balas dendam.

• [ Kesan dan Saran ] •

1. Zaskia Putri

Aku suka konsep ceritanya, tentang penyihir di kehidupan modern. Cara kerja sihir dan sebagainya juga tampak dari bab-bab awal. Perpaduan antara unsur fantasi, aksi, dan misterinya menarik. Mungkin juga bakalan ada adventure, karena si Ileas berniat mencari ayahnya. Konsep antara penyihir oranye dan penyihir yang membunuh penyihir lain, untuk mendapatkan kekuatannya juga bagus.

Komentar, kritik, dan saran:

- Menurutku ada penggunaan kata yang kurang cocok, seperti 'terdapat remaja' bisa menggunakan 'seorang remaja'. Lalu penulisan 'makannya' bukan 'makanya'

Lalu penulisan kata (restauran), bisa pakai restoran. Karena restauran itu enggak ada di KBBI.

- Untuk bab pertama, entah kenapa aku merasa aneh karena ini POV 3, tetapi nama tokohnya enggak disebut-sebut) sejujurnya kalau dari aku pribadi, penulisan 'bocah itu' 'remaja itu' 'wanita itu' kalau sudah terlalu banyak, malah jadi mengganggu. Mungkin masuk ke konflik kali, ya. Makanya namanya sengaja disembunyikan.

- Penggunaan tanda (,) masih kurang sekali, terutama yang berfungsi sebagai penanda atau pemisah antara induk kalimat dan anak kalimat.

Contoh: di depan gudang kargo bekas, remaja itu muncul kembali.

Tanpa menunggu lama, wanita itu langsung memelesat (ini kata bakunya) mengejar si remaja.

Di sisi lain, si remaja melompat dari tiang listrik ke jembatan, lalu ke atap bus yang berjalan. Saat mendengar suara kereta, ia langsung melompat ke sumber suara lalu mendarat di atap kereta listrik yang bergerak cepat.

- Penggunaan kata (-nya) agak berlebihan di bab pertama. Saranku, kalau kata (-nya) dihapus dan makna kalimatnya tidak berubah, maka sebaiknya dihapus saja.

Recensio BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang