Fantaser • Univorm

19 3 0
                                    

Bedah Buku
"Univorm"
Oleh Azza_Fatime

Bedah Buku"Univorm"Oleh Azza_Fatime

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

●●●

[ Sinopsis ] •

Hidup di dunia yang dihuni kedamaian beragam ras fantastis, dengan spesialisasi magis bawaan lahir serta dukungan teknologi utopis; bukankah itu sudah pantas dikategorikan bak happy ending yang manis?

Sayangnya, tidak bagi Eriva. Tak ada happy ending baginya yang menyadari racun di balik layar-layar hologram itu seorang diri. Hari-harinya dihabiskan dengan membohongi selagi mempertahankan kesabaran dan kewarasan.

Setidaknya, sampai tawaran tangan itu mengingatkan bahwa akan selalu ada yang seragam di antara yang beragam. Berkelana membedah kegilaan sunyi dunia, menanggung resiko dari menjadi berbeda dengan bersama-sama. Meski di balik itu semua, satu rahasia bersembunyi; yang berpura-pura, serta memanfaatkan happy ending menjadi ironis.

[ Kesan dan Saran ] •

1. Andy

A/Z memang selalu memukau dengan jalinan kata-katanya yang kaya dan puitis! Kalau kau membutuhkan referensi cara untuk memperkaya diksimu, maka intiplah berbagai karya A/Z, tak terkecuali Univorm. Selama membacanya, aku membayangkan betapa serunya menjadi murid Akademi, menghabiskan waktu di perpustakaan, surat kumal dari Hakan, maupun menghadiri kelas Magisains ... aku menyesal mengapa sekolah kita tidak pernah seseru ini! Hahaha.

Omong-omong, menyoal sesuatu yang bisa diperbaiki, aku mendapati tulisan A/Z _terlalu_ indah dari awal hingga akhir. Maksudku, ini baik, dan begitu sulit mempertahankan keindahan terus-menerus! Namun, ini membuatku sedikit lelah pada beberapa kesempatan karena--kurasa--ada beberapa kalimat yang sebaiknya dibuat efektif saja sehingga tidak terkesan berbelit. Kupikir sesuatu yang melulu indah bisa membuat cepat bosan, jadi jangan khawatir untuk menyelipkan kalimat-kalimat sederhana tanpa diksi yang kaya. Itu justru akan membuat keindahan semakin menonjol, dan tidak saling berlomba antar paragraf. Terutama pada adegan aksi atau gerak cepat yang semestinya pendek-pendek dan menggunakan nada tajam dan tangkas. Sebaiknya kurangi penggunaan diksi puitis di sini agar tidak membingungkan.

Selebihnya, A/Z menakjubkan seperti biasa! Padahal A/Z lebih muda dariku, tapi sebagaimana kekayaan ilmu tidak mengenal usia, aku pun bersedia belajar memperkaya diksi dari karya-karyanya A/Z. Lalu, tampaknya Univorm belum dilanjutkan sejak 2021, ya? Kutunggu kelanjutannya~

2. Serenade

Univorm punya dunia yang menarik, ketika teknologi dan sihir menjadi satu. Di luar kemegahan teknologi dan keajaibannya, aku dapat merasakan sesuatu yang kelam tersembunyi di baliknya, apalagi ketika Hakan muncul dan mengajak Eriva bergabung ke dalam awal dari sebuah kegilaan yang tampaknya akan sangat mendebarkan. Penasaran revolusi seperti apa yang Hakan rencanakan. Aku suka pemberontakkan!

Lalu untuk diksi pada setiap untaian kalimat A/Z begitu indah dan kaya. Selama membaca, kosakataku bertambah. Namun, aku setuju dengan Andy, sepertinya ada saat dimana bagiannya hanya butuh kalimat sederhana yang lugas dan tidak berbelit-belit. Sebab di beberapa bagian membuatku hilang fokus dan kewalahan mencernanya.

Entah aku yang kurang terbiasa dengan gaya menulis yang puitis, atau apa, tapi menurutku pada bagian prolog yang berisi adegan intens, penggunaan diksi yang seindah itu membuatku terlena dan merasa santai alih-alih tegang dan terintimidasi.

Tapi secara keseluruhan, prolognya membuat penasaran tentang apa yang telah terjadi pada Eriva.

Bab-bab selanjutnya, dunia dengan tekonologi yang super canggih digambarkan dengan sangat detail. Salut dengan hal ini. Aku jadi bisa membayangkan dengan mudah dunia seperti apa yang tengah dibangun oleh penulis. Akhir kata, semangat melanjutkannya. Kasihan Univorm terbengkalai seperti itu.

3. Biyu

Seperti biasa, A/Z selalu mahir dalam memanfaatkan kata-kata indah untuk merangkai setiap kalimat demi menegaskan sebuah adegan. Namun sayangnya, terdapat beberapa kalimat yang menurutku terlalu panjang dan berbelit hingga membuatku sedikit kesulitan untuk memahami apa yang hendak disampaikan A/Z sebagai penulis di sini.

_Worldbuilding_ Univorm terkesan unik ketika A/Z memadu padankan berbagai ras dunia fantasi yang rukun dalam satu tempat. Hei, itu jarang terjadi karena kebanyakan--yang kubaca--lebih pada pertengkaran antar ras, meskipun nantinya A/Z juga akan menceritakan lebih jauh tentang pemberontakan dalam novel ini. Oh, ya! Jika boleh diceritakan lebih jauh, aku mungkin akan menyukai pemuda dari kaum _beast_ itu. Entahlah, tetapi aku sempat menaruh perhatian padanya di bagian awal, meskipun hanya sedikit adegan yang A/Z berikan untuknya.

Aku pikir A/Z cukup keren ketika menuliskan Univorm tidak hanya berkisah tentang fantasi yang berbau hal-hal magis, tetapi juga terdapat campuran sci-fi. A/Z lihai dalam memberikan bumbu teknologi sebagai perangkat yang digemari di Kota Akademi Podieris. Ah, itu sedikit mengingatkanku pada dunia di film Fantastic Beasts dengan bercampur Klan Bintang dalam series Bumi.

Satu lagi yang kusuka, A/Z selalu bisa menuturkan dengan detail pertarungan yang terjadi dalam novelnya. Juga tentang karakter yang dibuat terombang-ambing, seperti bagaimana Eriva yang akan memiliki banyak pengalaman mendebarkan setelah ini~

4. Makena

Hal pertama yang aku notice dari buku ini adalah kalimat dan rangkaian katanya yang WAH. Sudah another level yang bikin aku takjub. Dunia Univorm awalnya membuat aku bingung, tapi ketika sudah tidak lagi aku merasa ini keren! Ada dunia di mana fantasi bisa bertemu dengan teknologi? Aku bakalan betah berandai-andai bisa masuk ke dalam dunia itu.

Tapi selama membaca, aku agak terganggu dengan kalimat-kalimat yang panjang dari Univorm. Buat satu adegan aksi, kadang berisi lebih dari 2 paragraf nan panjang yang penuh rangkaian kata cantik. Itu semua bagus, sayangnya terkesan lambat jika dipakai terus-menerus, apalagi di bagian aksi. Untuk aku yang kesulitan fokus, lumayan berat juga harus bolak-balik dari atas ke bawah dan ke tengah paragraf agar bisa mengerti.

Tapi selebihnya aku suka!

5. Khai

Univorm, karya epik oleh penulis yang epik pula. Pemilihan diksi tak perlu diragukan, semua tahu kepiawaian A/Z dalam memilih kosa kata, indah dan menawan. Meskipun memang aku butuh konsentrasi lebih untuk memahami tiap tulisannya. Untuk yang perlu di benahi mungkin aku tidak perlu menulis ulang karena teman-teman yang lain sudah menjelaskannya dan aku setuju dengan itu.

Hanya itu yang dapat kusampaikan untuk karya indah milik A/Z ini. Semangat A/Z dan ditunggu kelanjutan cerita ini dan karya-karya epik lainnya.

6. Rio

Pertama kali baca paragraf pertama, hal yang aku ucapkan dalam hati adalah "Wow, kok bisa?". Jujur, Rio adalah pemuja diksi tinggi, dan ketika baca ini beuhh rasanya seperti melayang di kolam penuh diksi. Keren sih, Rio suka world buildingnya yang fantasi tapi modern, dan Rio paling suka sebab-akibat yang A/Z buat dalam cerita ini, yang ituloh soal menangani sihir tak terkendali. Nah, itu keren banget dan original banget menurut Rio.

Selain itu, Rio suka kalau di dunia itu rasanya gak cuman manusia _(pecinta elf boys)_, Rio enjoy banget bacanya.

Tapi, Rio ngerasa rangkaian kata dari A/Z kurang terstruktur dan terlalu berlibet-libet. Mungkin contohnya kaya ... Gelombang karya Dee Lestari? Dia gak terlalu pusingin masalah diksi sih, tapi kalimatnya panjang-panjang dan terstruktur, mungkin A/Z bisa belajar dari Dee Lestari untuk satu hal ini!

Terakhir, Rio pengen dong masuk akademi sana AOWOWOWK XD

Salam Manis,
Tim Fantaser

●●●

Recensio BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang