3. pudar

2 2 0
                                    

Perlahan cahaya yang menerangi ku mulai meredup lalu kini pudar menjadi asing tak sama seperti dulu.

Awal asingnya kita hanya sebab datangnya orang baru yang entah bagaimana dapat dengan mudah mendekat padamu Nayla.

Meski awalnya kamu selalu bicara padaku kamu tak nyaman dengan orang itu. Tak nyaman di kejar, tak nyaman dengan segala hal yang di lakukan padamu.

Namun entah bagaimana orang itu menarik mu perlahan menjauh dari kebiasaan lama.

Kini tak ku temukan lagi puluhan spam chat darimu. Kini tak ku rasa lagi motivasi yang selalu kau katakan padaku. Kini aku sendirian yang kehilanganmu.

Ini semua sebab mosi yang ku simpulkan bahwa aku mencintai sahabatku. Lalu aku berdebat dengan diriku sendiri. Menilai segala kemungkinan terburuk itu lalu berakhir dengan terus berhati-hati sampai akhirnya mati.

Rasa ini masih menetap, namun terangnya cahaya mu telah pudar. Aku sakit teramat sakit untuk pertama kalinya di buat oleh perasaan ku sendiri.

Nyatanya cinta itu menyakitkan.

Ramadhan tiba saat pertama kalinya setelah sekian lama chat darimu kembali. Hanya kata "hai" berhasil membuatku bahagia lebih dari siapapun didunia.

Aku tanyakan padamu kemana saja? Mengapa menjauh dariku? Dan siapa orang itu?

Lalu kau hanya menjawab ia adalah teman dekatku. Dia suka padaku dan aku juga suka dengannya itu saja.

Dan kau tau aku sudah tau itu! Tapi aku tetap bertanya seakan berharap perkiraan ku itu salah.

Nyatanya segala perkiraan menjadi kenyataan. Aku bersedih untuk kedua kalinya disebabkan olehmu Nayla.

"Maaf ya Ka chat Lo tenggelam jadi jarang chat Lo lagi."

Jadi kurasa hanya aku yang menyematkan chatnya di urutan kedua setelah mama.

Namun sedih ku segera hilang saat menyadari kita sama-sama belum dewasa. Ada sedikit harap bahagia bersamamu akan terwujud suatu hari nanti.

Yang pasti jangan sampai aku jauh darimu sampai waktu itu tiba.

Iya kan?





Mosi✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang