Kini perlahan kebiasaan lama itu mulai kembali lagi. Kamu menjadikan aku tempatmu menceritakan hari-hari mu.
Cahaya yang sempat pudar itu perlahan menjadi cahaya temaram yang ku tunggu masanya untuk kembali terang.
Setiap sore aku datang di sebuah toko kue milik keluarga mu. Menyempatkan untuk minum teh di temani olehmu hanya untuk membicarakan bagaimana hari ini kau lewati.
"Naka jangan sampe Lo suka gue ya!"
Entah dari mana aku juga tak tau pasti, mengapa kamu mengatakan itu. Kamu terlalu sulit untuk ditebak.
"Hah maksudnya?" Tanyaku pura-pura tak merasakan panik ini.
"Yaahh gue cuma abis baca postingan Instagram temen, katanya kalo cowok sama cewek temenan pasti satunya suka tapi satunya engga. Karena gue nggak ngerasa suka Lo jadi pasti Lo suka gue!"
Pernyataan itu tak salah. Semuanya sudah terjadi sejak kita SMA Nayla. Kamu hanya terlanjur menutup matamu untuk melihatku bukan sebagai sahabatmu.
"Emang kalo beneran gitu kenapa?"
" Guenya nggak mau jadi pemeran antagonis di cerita lo. Ya di pikir aja suatu hari nanti Lo cerita entah ke siapa, eh bilang kejebak prenjon terus si crush Lo itu udah punya cowok. Hmzz jahat banget kek wanita ular."
Penjelasan mengenaskan itu ku terima. Dan akhirnya aku berjanji pada diriku sendiri tak akan membicarakan ini pada siapapun . Nyatanya aku di tolak sebelum memulai.
Aku tak ingin membuatmu bersedih dengan pengakuan tak tau diri dari ku.
Akan aku simpan bersama kata-kata mu sore ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mosi✓
Fanfictionkesimpulan yang ku ambil terlalu cepat untuk menggambarkan segala hal yang berkaitan dengan mu itu indah.