Perjalanan panjang bahkan terlalu memuakkan sudah biasa dilakukan oleh Sesshoumaru. Lelah? Sesshoumaru tidak akan mengadopsi kata itu untuk kamusnya. Walaupun sampai ke ujung dunia sekalipun, Sesshoumaru sangat sanggup untuk mengejar hal ini, Kekuatan. Meskipun suatu saat nanti dia harus kalah oleh sang pemilik kekuatan tersebut.“Mayat Youkai?”
Sesshoumaru tak henti menatap sekelilingnya waspada. Di dalam hutan tempatnya berpijak, begitu banyak mayat Youkai bergelimpangan dengan kondisi mengenaskan. Tak ada tanda-tanda pertarungan di seluruh tubuh mereka.
“Goresan pedang yang pendek namun dalam. Kemungkinan mereka dibunuh oleh seseorang. Mengapa youkai sebanyak ini memilih menyerang hanya seorang ningen?” pikir Sesshoumaru.
Sesshoumaru segera melanjutkan langkah mengikuti jejak kaki youkai yang masih baru. Jejak mereka mengarah ke sebuah desa.
Baru sekitar dua puluh meter, Sesshoumaru berhenti. Dia memilih mengamati dari jarak aman pertarungan sengit dua youkai dengan seorang wanita ningen.“Berikan kekuatanmu pada kami, Miko!”
“Kau terlalu banyak bermimpi, youkai!”
Miko itu mengumpulkan seluruh kekuatannya dan menghunuskan pedangnya dengan gerakan sangat cepat tepat di leher dua youkai tersebut. Pandangan sang Miko berpaling menatap lurus. Dia masih melewatkan satu youkai muda.
“Youkai. Lebih baik kau pergi daripada mati sia-sia seperti kedua temanmu ini,” saran sang Miko yang suaranya sangat merdu.
“Jangan samakan aku dengan youkai rendahan seperti mereka, Miko!” geram Sesshoumaru marah.
“Begitu. Hmm ... jadi, apa kau merasa cukup pantas untuk melawanku, Daiyoukai?” Miko tersenyum, menduga bahwa Sesshoumaru adalah seorang Daiyoukai.
“Apakah aku harus menerima tantangan dari seorang ningen sepertimu? Kau yakin ingin mati di tanganku, Ningen?” Sesshoumaru tersenyum tipis menantang.
“Kau tahu, aku bukanlah seorang ningen Miko biasa seperti yang kau pikirkan. Jadi, jika kau kehilangan nyawamu, jangan pernah menyalahkanku apalagi dendam.”
Sang Miko cantik dengan tanda lahir berbentuk bintang di dahinya melesat cepat berlari mengacungkan pedangnya ke arah Sesshoumaru. Sesshoumaru secepat mungkin menghindarinya.
Sekilas, aura luar biasa terpancar dari seluruh tubuh sang Miko. Sesshoumaru sangat yakin, orang inilah yang dimaksud oleh Putri Kaguya. Sesshoumaru tidak akan pernah melepaskan mangsanya.
Suara cambuk hijau Sesshoumaru mulai beradu dengan pedang sederhana sang Miko. Pertarungan keduanya sangat sukar untuk diselesaikan. Mereka mempunyai kekuatan yang sama besarnya. Akan tetapi, di tengah pertarungan, segerombolan orang datang dengan membawa senjata-senjata aneh yang semuanya terbuat dari taring dan tulang youkai. Hal itu membuat konsentrasi sang Miko terbagi dua.
“Midoriko-sama! Kami akan membantumu!” seru segenap warga desa yang berdiri di belakang sang Miko Midoriko.
“Ningen, kah? Hmmp! Cukup menyenangkan jika satu lawan lima puluh orang,” ucap Sesshoumaru.
“Ini pertarungan antara kita berdua, Youkai! Jangan pernah melibatkan mereka!” Midoriko tampak ketar-ketir.
Sesshoumaru semakin melebarkan senyum mengetahui kelemahan Midoriko. Dengan cepat, Sesshoumaru melesat hendak menyerang para warga desa.
Midoriko tidak dapat memaafkan dirinya sendiri jika para warga desa terluka apalagi mati di tangan youkai licik ini. Dia refleks melemparkan pedangnya ke tanah tempat para warga desa berpijak. Secara ajaib, Sesshoumaru pun terpental jauh tak bisa menyentuh satu pun warga desa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sesshoumaru: Demon Dog Ruler of the Western Plains [ SLOW UPDATE ]
Fanfiction#2 in Sesshoumaru (12/10/23) Sesshoumaru .... Aku tahu itulah namaku .... Nama panggilanku .... Nama kebesaranku .... Sebuah nama yang akan mengalahkan nama besar ayahku ... Inu no Taisho. INFO⚠ PADA DASARNYA INI CERITA SAYA DENGAN JUDUL SEMULA 'SES...