Dendam Sang Putri Bulan

7 1 0
                                    

Di sinilah, di sebuah rumah tua di puncak gunung Fuji, Putri Kaguya berada. Tak seperti biasanya, dia merenung lama menatap birunya lima danau gunung Fuji di bawah.

“Inu No Taisho ...,” gumamnya.

•••

“Putri Kaguya, aku perintahkan kau untuk turun ke bumi dan tolonglah kedua orang tua itu. Buatlah mereka bahagia lahir dan batin!” perintah  Ratu Bulan.

Hai, Lady!”

Putri Kaguya pun turun dari bulan, mengubah wujudnya menjadi seorang bayi yang sangat cantik. Dia memasukkan diri ke dalam buah timun raksasa. Tak jauh dari tempat Putri Kaguya, sepasang kakek nenek melewati hutan. Mereka melewati pohon timun.

“Sayang, lihatlah! Timun ini buahnya besar sekali daripada buah timun yang lain!” Si Nenek nampak terpesona melihat ada satu timun yang sebesar paha orang dewasa.

“Bagaimana kalau kita petik timun ini untuk dibuat acar?” usul si Kakek.

“Ide yang bagus, Sayang!” Setelah memetik timun raksasa tersebut, mereka melanjutkan perjalanan pulang menuju rumah yang letaknya di tengah hutan.

Sesampainya di rumah, sang kakek meletakkan timun raksasa di atas meja dapur. Kondisi rumah mereka sangat sederhana dan tua. Banyak lubang di atap dan dinding kayu.

Mereka sangat ingin merenovasi rumah, tetapi mereka tidak punya cukup uang juga tidak memiliki tenaga merenovasi sendiri. Mereka cuma tinggal berdua saja, tidak ada anak apalagi cucu. Dari sejak mereka menikah, mereka memohon pada Kamisama agar diberikan anak, tetapi tak kunjung dikabulkan.

“Sayang, biar aku yang memotongnya,” pinta si Nenek bersemangat.

“Ini pisaunya, Istriku.” Tangan Kakek yang gemetar memberikan sebilah pisau pada istrinya untuk membelah timun tersebut.

Perlahan, pisau itu berhasil membelah timun besar tersebut. Ketika si Nenek membuka timun, dari dalam timun, muncul cahaya putih menyilaukan. Mereka menutup mata dan mundur karena terkejut. Sampai cahaya menyilaukan menghilang, terdengar suara tangisan bayi dari dalam bagian dalam timun yang terbuka.

“Bayi!” Mereka terkejut kala mendekati potongan timun raksasa. Ada sesosok bayi perempuan berambut hitam berkulit seputih porselin. Wajahnya bersinar bak rembulan dan dia sudah berpakaian.  Si Nenek yang bahagia  langsung menggendong bayi perempuan itu, sedang suaminya mengernyit bingung.

“Ini sungguh aneh,” pikir si Kakek.

“Aneh bagaimana, Sayang? Jelas ini pasti pemberian dari Kamisama untuk kita!” pekik si Nenek mulai menimang bayi cantik yang merengek.

“Tidak mungkin ada bayi di dalam buah timun, Istriku. Bisa jadi ... ini adalah bayi youkai. Kita sebaiknya mengembalikannya ke tempat tadi,” ucap si Kakek risau.

"“Tidak mungkin! Mana ada seorang youkai yang meninggalkan anaknya di dalam timun? Ini tak salah lagi! Pasti Kamisama mengabulkan doa kita selama ini, yakni bisa mempunyai seorang anak,” sanggah si Nenek.

Ketika si bayi membuka kedua mata, dia menatap mereka lekat. Si Kakek dan Nenek terpaku, seolah terhipnotis akan kedamaian yang tersimpan di mata berwarna biru keunguan tersebut. Akhirnya, mereka jatuh cinta pada si bayi dan merawatnya sebagaimana anak mereka sendiri.

Bayi cantik itu hadir bagaikan sebuah anugerah. Setelah dia tinggal bersama dengan sepasang Kakek dan Nenek itu, hidup mereka makin makmur. Si Kakek dan Nenek tanpa susah payah mendapatkan uang dari mulai mendapat tanaman langka berharga tinggi, hingga menemukan emas batangan di ladang. Dari hasil penjualan, mereka akhirnya bisa menyuruh tukang untuk merenovasi rumah. Karena keberuntungan mereka yang beruntun itu, mereka kompak menamai si bayi dengan nama seorang Putri Bulan yang me-legenda, Putri Kaguya.

Sesshoumaru: Demon Dog Ruler of the Western Plains [ SLOW UPDATE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang