Bulan Yang Menangis

6 1 0
                                    

Sesshoumaru.

Nama itu selalu saja membuat seorang hanyou murka.

Nama itu yang sudah membuat dia  kehilangan ibundanya.

Karena youkai itu, Inuyasha terombang-ambing di hutan ini.

Tak ada teman, tak ada makanan, dan tak ada lagi rumah untuk berteduh. Malahan hanya ada segerombolan youkai liar kelaparan yang hendak menyantapnya. Hanyou kecil hanya bisa bersembunyi dan bertahan.

HIJINKETSO¹!”

Inuyasha menggenggam sedikit darah  dari lengan yang terluka. Lalu, dia lemparkan ke arah youkai yang mengejarnya.

“Akkk!” Jeritan para youkai terdengar tanda mereka terluka cukup parah di bagian mata dan kaki.

Inuyasha kecil pun segera melarikan diri ke tempat yang lebih aman. Inuyasha sangat berterima kasih atas bantuan Myoga yang selalu mendampingi. Melalui sang youkai kutu, dia bisa tahu teknik-teknik bertarung juga jurus-jurus yang pernah dipakai mendiang ayahnya.

Di tengah kegelapan malam, Inuyasha terus berlari bermodalkan cahaya redup rembulan. Tepat sepuluh sentimeter di depannya, terlihat siluet bayangan seseorang. Aura dan baunya sangat dia kenali.

“Sesshoumaru!” geram Inuyasha. Menatap tajam sosok calon Daiyoukai dataran Barat. Tak ada sedikitpun ketakutan dalam dirinya.

Hanyou, kah? Sepertinya, ini hari tersialku karena harus bertemu denganmu,” tutur Sesshoumaru dingin.

“Cih! Aku juga tidak sudi melihatmu lagi, Sesshoumaru! Aku tidak akan pernah melupakan kejadian dua tahun lalu saat ibuku terbunuh dan ... itu semua karenamu!” tuding  Inuyasha mengungkit kembali luka masa lalu.

“Hnn? Jadi, kau belum tahu siapa yang sebenarnya membunuh wanita ningen itu? Apakah serangga di pundakmu itu tidak memberitahumu?” Sesshoumaru melirik tajam Myoga yang sudah banjir keringat.

Myoga sangat lupa menceritakan tentang itu. Kebodohannya benar-benar akan membunuhnya.

Kuku runcing Inuyasha menusuk kepala botak Myoga. “Myoga-ji-chan! Apakah kau mengetahui sesuatu tentang kematian hahaue?! Cepat jawab!”

Anoo ... Inuyasha-sama, gomenasai! Hamba lupa memberitahukan tentang itu. Sebenarnya ..., yang membunuh ibumu adalah Putri Kaguya,” jelas Myoga takut-takut.

“Putri Kaguya? Jadi, itu nama wanita  yang pernah memberikanku apel? Sesshoumaru! Benarkah itu?!”  Inuyasha balik bertanya.

“Jika kau sudah mengetahuinya, sekarang, lebih baik kau minggir dari jalanku, Hanyou,” usir Sesshoumaru.

“Aku tidak akan membiarkanmu lewat sebelum kau memberitahuku di mana Putri Kaguya berada!” Inuyasha masih setia berdiri tegak menghadang Sesshoumaru.

Pada helaan napas ketiga, Sesshoumaru mengeluarkan cambuk hijau Sesshoumaru keluar dari telunjuk tangan kanannya. Dia menghantamkan cambuk ke tubuh mungil sang hanyou. Suara benturan dibarengi jerit kesakitan pun terdengar di kesunyian hutan.

“Sesshoumaru! TEME!” desis Inuyasha yang sudah tersungkur di tanah.

“Hanyou, kau belumlah sebanding dengan kekuatan Sesshoumaru ini. Dan tentu saja, kau bukanlah tandingan seorang putri bulan itu. Diamlah di sini sementara Sesshoumaru ini yang akan membunuh wanita itu,” tutur Sesshoumaru. Dia beranjak pergi meninggalkan Inuyasha yang kalah.

Kuso! Sesshoumaru! Aku adalah hanyou yang kuat! Kemarilah! Lawan aku lagi!” panggilnya keras. Inuyasha masih belum terima direndahkan meskipun dia tahu bahwa dia adalah seorang hanyou, makhluk rendahan.

Sesshoumaru: Demon Dog Ruler of the Western Plains [ SLOW UPDATE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang